UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
murni, sama sekali tidak berbahaya, penting untuk mewarnai bedak- krim dan make-up sticks Tranggono dan Latifah, 2007.
4. Pigmen-Pigmen Sintetis
Dewasa ini, besi oksida sintetis dan oker sintetis sering menggantikan zat warna alam. Warnanya lebih intens dan lebih terang. Pilihan
warnanya antara lain kuning, coklat sampai merah, dan macam- macam violet. Pigmen sintetis putih seperti zinc oxide dan titanium
oxide termasuk dalam kelompok zat pewarna kosmetik yang terpenting. Zinc oxide tidak hanya memainkan suatu peran besar
dalam pewarnaan kosmetik dekoratif, tetapi juga dalam preparat kosmetik dan farmasi lainnya. Sejumlah senyawa cobalt digunakan
sebagai pigmen sintetis warna biru, khususnya warna cobalt dan ultramarine. Cobalt hijau adalah pigmen hijau yang kebiru-biruan
Tranggono dan Latifah, 2007. 5.
Lakes Alam dan Sintetis Lakes dibuat dengan mempresipitasikan satu atau lebih zat warna
yang larut air di dalam satu atau lebih substrat yang tidak larut dan mengikatnya sedemikian rupa biasanya dengan reaksi kimia
sehingga produk akhirnya menjadi bahan pewarna yang hampir tidak larut dalam air, minyak, atau pelarut lain. Kebanyakan lakes dewasa
ini dibuat dari zat warna sintetis, kecuali Florentine lake yang diperoleh dari presipitasi carmine dan brasilin zat warna dari sayuran
di dalam aluminum hidroksida. Lakes yang dibuat dari zat-zat warna asal coal-tar merupakan zat pewarna terpenting di dalam bedak,
lipstik, dan make-up warna lainnya Tranggono dan Latifah, 2007.
2.2 Bibir
Bibir adalah lipatan membran otot yang mengelilingi bagian anterior mulut. Bibir atas dan bawah masing-masing disebut sebagai
labium superius oris dan labium inferius oris. Titik di mana bibir bertemu kulit di sekitar daerah mulut adalah perbatasan merah terang.
Tepat di atas zona transisi antara kulit dan zona merah terang adalah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lengkungan cupid. Kulit bibir memiliki 3-5 lapisan, sangat tipis dibandingkan dengan kulit wajah yang memiliki hingga 16 lapisan. Kulit
bibir membentuk perbatasan antara kulit luar wajah, dan selaput lendir interior bagian dalam mulut. Kulit bibir tidak berbulu dan tidak memiliki
kelenjar keringat. Kulit bibir mengandung lebih sedikit melanosit sel yang memproduksi pigmen melanin, yang memberikan kulit warna. Karena itu,
pembuluh darah muncul melalui kulit bibir, yang memberikan warna merah bibir. Dengan warna kulit lebih gelap efek ini kurang menonjol,
seperti dalam kasus ini kulit bibir mengandung lebih banyak melanin sehingga secara visual lebih gelap. Wilayah yang lebih dalam yang
membentuk bibir terdiri dari lapisan otot lurik, otot orbicularis orbis, dan jaringan ikat longgar. Otot membuat daerah tepi zona merah terang
memberikan bentuk bibir. Bibir memiliki kepekaan sentuhan yang bagus. Jaringan labial memiliki banyak reseptor sensorik, termasuk Meissner, sel
Merkel, dan ujung saraf bebas Draelos, 2010.
2.3 Pewarna Bibir
Lipstik 2.3.1 Persyaratan Lipstik
Persyaratan untuk lipstik yang dituntut oleh masyarakat, antara lain Tranggono dan Latifah, 2007:
a. Melapisi bibir secara mencukupi
b. Dapat bertahan di bibir selama mungkin
c. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
d. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
e. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya
f. Memberikan warna yang merata pada bibir
g. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya
h. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau
berbintik-bintik, atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3.2 Komponen Utama Sediaan Lipstik
Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari lilin, minyak, lemak dan zat warna Tranggono dan Latifah, 2007.
1. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan menjaganya tetap padat walau keadaan hangat. Lilin yang biasa
digunakan antara lain carnauba wax, paraffin wax, ozokerite, beeswax, candellila wax, spermaceti dan ceresine Tranggono dan Latifah,
2007. 2.
Minyak Minyak yang digunakan dalam sediaan lipstik harus memberikan
kelembutan, kilauan dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna. Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak,
tetrahydrofufuryl alkohol, isopropyl myristate, butyl stearat dan paraffin oil Tranggono dan Latifah, 2007.
3. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur
yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstik, mengikat antara fase minyak dan fase lilin dan dapat mengurangi efek berkeringat dan
pecah pada lipstik. Lemak padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin dan minyak tumbuhan
yang sudah dihidrogenasi Tranggono dan Latifah, 2007. 4.
Zat warna Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye
dan pigmen. Stanining dye merupakan zat warna yang larut atau terdipersi dalam basisnya, sedangkan pigmen adalah zat warna yang
tidak larut tetapi tersuspensi dalam basisnya Tranggono dan Latifah, 2007.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3.3 Zat Tambahan dalam Sediaan Lipstik
Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula lipstik untuk menghasilkan lipstik yang baik yaitu dengan cara
menutupi kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil dan dapat bercampur
dengan bahan-bahan lain dalam formula lipstik. Zat tambahan yang biasa digunakan dalam sediaan lipstik antara lain Tranggono dan Latifah,
2007: 1.
Antioksidan Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh
lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHA, BHT dan vitamin E adalah antioksidan yang paling sering digunakan. Antioksidan yang
digunakan harus memenuhi syarat Wasitaatmadja, 1997: a.
Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam kosmetika
b. Tidak berwarna
c. Tidak toksik
d. Tidak berubah meskipun disimpan lama
2. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air.
Akan tetapi ketika lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik sehingga terjadi
pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik. Pengawet yang sering digunakan
yaitu metil paraben dan propil paraben Tranggono dan Latifah, 2007.
3. Parfum
Parfum digunakan untuk memeberikan bau yang menyenangkan, menutupi bau dari lemak yang digunakan sebagai basis dan dapat
menutupi bau yang mungkin timbul selama penyimpanan dan penggunaan lipstik Tranggono dan Latifah, 2007.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.4 Ubi Jalar Ungu
Ubi jalar ungu berbentuk lonjong dan permukaan kecil rata, daging berwarna ungu ada yang keunguan dan ada yang berwarna ungu pekat.
Teksturnya tergolong keras, rasanya manis namun tak semanis ubi putih Rosidah, 2010.
Gambar 2.1 Ubi Jalar Ungu
[
Sumber: Ina et al., 2013]
2.4.1 Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantea
Devisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotylodonnae
Ordo : Convolvulales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea Batatas L.
Juanda, 2010
2.4.2 Kandungan
Ubi jalar ungu mengandung vitamin A, B1, B2, C, dan E, mineral kalsium, kalium, magnesium, tembaga, dan seng, serat pangan, serta
karbohidrat bukan serat. Total kandungan antosianin ubi jalar ungu berkisar 110,51 mg100 gram. Pigmennya lebih stabil bila dibandingkan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
antosianin dari sumber lain, seperti kubis merah, elderberi, bluberi, dan jagung merah. Kestabilan dan kandungan antosianin yang lebih tinggi pada
ubi jalar ungu daripada sumber lain, menjadikannya sebagai pilihan alternatif pewarna alami Ginting et al., 2011. Kandungan secara lengkap
tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Kandungan Ubi Jalar Ungu
No. Kandungan
Jumlah
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
Kalori Protein
Lemak Karbohidrat
Kalsium Fosfor
Zat Besi Vitamin A
Vitamin B1 Vitamin C
Air Gula reduksi
Serat BDD
Antosianin 123 kal
0,77 g 0,94 g
27,64 g 30 mg
49 g 0,7 mg
7.700 SI 0,9 mg
21,34 mg 70,46 g
0,3 0,3
86 110,51 mg100 g
Sumber: Sarwono 2005 dalam Rosidah 2010
2.5 Antosianin
Antosianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut dalam air. Flavonoid mengandung dua cincin benzena
yang dihubungkan oleh tiga atom karbon. Ketiga atom karbon tersebut dirapatkan oleh sebuah atom oksigen sehingga terbentuk cincin di antara
dua cincin benzena. Warna pigmen antosianin merah, biru, violet dan biasanya dijumpai pada bunga, buah-buahan, dan sayur-sayuran Koswara,
2009.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.2 Antosianin
[Sumber: Koswara, 2009]
Antosianin dalam tanaman terdapat dalam bentuk glikosida yaitu membentuk ester dengan monosakarida glukosa, galaktosa, ramnosa dan
kadang-kadang pentosa. Sewaktu pemanasan dalam asam mineral pekat, antosianin pecah menjadi antosianidin dan gula. Pada pH rendah asam
pigmen berwarna merah dan pada pH tinggi berubah menjadi violet dan kemudian menjadi biru. Antosianin banyak menarik perhatian untuk
dipakai sebagai pengganti zat warna sintesis amaranth FD C Red No. 2 yang dilarang di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya
Koswara, 2009.
2.6 Ekstrak dan Ekstraksi