Statistik Deskriptif Pengujian Hipotesis Penelitian

57 Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk mencari persamaan regresi jika variabel dependennya merupakan variabel yang berbentuk skala. Regresi logistik binariadalah regresi logistik dimana variabel dependenya berupa variabel dikotomi atau variabel biner. Contoh: Variabel dikotomi atau variabel biner adalah sukses – gagal, ya – tidak, benar – salah, hadir – bolos, pria – wanita dan seterusnya.

2. Tahapan Regresi Logistik

Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik logistic regression adalah statistik deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian, adapun penjelasannya diuraikan dalam paragraf di bawah ini Ghozali, 2009:

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata mean, standar deviasi standard deviation, dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian. 58

b. Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation MLE. H o = β 1 = β 2 = β 3 = ... = β i = 0 H o ≠ β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ ... ≠ β i ≠ 0 Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen x tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan dalam populasi. Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5. Nilai α dinyatakan sebagai besarnya tingkat kesalahan yang dapat ditolerir. Umumnya, besarnya α adalah 5 Nachrowi dan Usman, 2006. Kaidah pengambilan keputusan adalah: a Jika nilai probabilitas sig. α = 5, maka hipotesis alternatif didukung. b Jika nilai probabilitas sig. α = 5, maka hipotesis alternatif tidak didukung. 1 Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit. Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap data. Beberapa uji statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H : Model yang dihipotesiskan fit dengan data H a : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data 59 Hipotesis ini tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Log Likelihood dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Pengujian hipotesis nol dan alternatif dilakukan dengan cara L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan Likelihood -2LL menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali, 2009. 2 Koefisien Determinasi Nagelkerke R Square Cox and Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R 2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 satu sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 nol sampai 1 satu. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell’s R 2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R 2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R 2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2009. 60 3 Menguji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya Ghozali, 2009. 4 Uji Multikolinieritas Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak 61 ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol Ghozali, 2009. 5 Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi. Tahap ini dilakukan untuk memprediksi kemungkinan adanya pengungkapan keberadaan Risk Management Committee yang dilakukan oleh perusahaan Ghozali, 2009. 6 Model Regresi Logistik yang Terbentuk Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik logistic regression, yaitu dengan melihat faktor- faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Persamaan Regresi Y = β + βx 1 + βx 2 + βx 3 + βx 4 + ε 62 Y = audit delay β0 = Konstanta βx 1 = IFRS ada atau tidaknya pengaruh IFRS βx 2 = Ukuran perusahaan Ln= total asset βx 3 = Tingkat Profitabilitas ROA= lababersihtotal asset βx 4 = Kompleksitas ada atau tidaknya anak perusahan ε = Kesalahan E. Operasionalisasi Variabel Abdul Hamid 2012 menyatakan bahwa: “Batasan operasional variabel merupakan pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan. Hal ini dipandang perlu agar ada kesamaan makna atas suatu variabel yang mungkin mempunyai makna ganda. Dalam pendefinisian variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran dan cara pengukurannya” Didalam suatu penelitian terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variable terikatnya dependent adalah audit delay. Sedangkan variable bebas adalah penerapan IFRS, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan Kompleksitas. 63 1. Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit delay. Variabel dependen ini diukur berdasarkan tanggal penyampaian laporan keuangan tahunan auditan ke BAPEPAM dan LK. Perusahaan di kategorikan tepat waktu jika laporan keuangan disampaikan selambat- lambatnya pada tanggal 31 Maret, sedangkan perusahaan yang terlambat adalah perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan setelah tanggal 31 Maret. Variabel ini diukur dengan menggunakan variable dummy dengan kategorinya adalah bagi perusahaan yang tidak tepat waktu terlambat masuk kategori 1 dan perusahaan yang tepat waktu masuk kategori 0. 2. Variabel Independen a. Penerapan IFRS Penerapan IFRS dalam penelitian ini ditentukan dengan ada tidaknya penyesuaian yang disebabkan oleh adanya revisi terhadap PSAK yang sudah diterapkan dan berpengaruh pada penerapan IFRS. Pengukurannya menggunakan variabel dummy. Di mana kategori 1 untuk perusahaan yang memiliki penerapan IFRS dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki penerapan IFRS. b. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. 64 Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Pada penelitian ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan Ln total asset. Penggunaan natural log Ln dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Jika nilai total asset langsung dipakai begitu saja maka nilai variabel akan sangat besar, miliar bahkan triliun. Dengan menggunakan natural log, nilai miliar bahkan triliun tersebut disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari nilai asal yang sebenarnya. c. Profitabilitas Profitabilitas diukur dengan menggunakan return on asset ROA.Return on Asset ROA merupakan rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Besarnya ROA diketahui dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dan total aktiva. Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut: Return On Assets ROA = Laba Rugi bersih Total Aset d. Kompleksitas Kompleksitas operasi dalam penelitian ini ditentukan dengan ada tidaknya anak perusahaan. Pengukurannya menggunakan variabel dummy. Di mana kategori 1 untuk perusahaan yang memiliki anak perusahaan dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan. 65 Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Indikator Skala Audit Delay Variabel Dummy, Laporan Keuangan dikatakan terlambat apabila penyampaiannnya lebih dari 90 hari setelah tanggal pelaporan keuangan tahunan dan diberi nilai 1,maka jika Nominal IFRS Variabel Dummy, IFRS dilihat dari apakah ada penyesuaian pada laporan ekuitas yang di pengaruhi oleh penerapan IFRS yang baru.jika ada penerapan IFRS beri nilai 1, maka yang tidak ada penerapan IFRS diberi nilai 0 Nominal Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaa dilihat dengan besarnya total asset dimana menggunakan Ln total asset. Rasio Profitabilitas Return On Assets ROA = Laba Bersih Total Aset Rasio Kompleksitas Kompleksitas perusahaan dilihat dari ada atau tidaknya anak perusahaan. Jika ada anak perusahaan diberi nilai 1, maka yang tidak memiliki anak perusahaan diberi nilai 0 Nominal 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Auditor Dan Ukuran Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 59 86

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan perbankan di Indonesia : Periode 2011-2013

1 7 103

PENGARUH PENERAPAN IFRS, UKURAN PERUSAHAAN, KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 28

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, KOMPLEKSITAS OPERASI, DAN UKURAN KAP Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Dan Ukuran Kap Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

0 2 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Dan Ukuran Kap Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015).

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Dan Ukuran Kap Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015).

0 4 10

PENDAHULUAN Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015).

0 3 8

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2012-2013.

0 0 22

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kap terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2013.

1 4 22

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58