71
B. Hasil Uji Analisis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi logistik logistic regression. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran
yang menyeluruh mengenai variabel independen penerapan IFRS, ukuran perusahaan, ROA dan kompleksitas terhadap variabel dependen yaitu Audit
Delay.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Analisis pengujian statistik deskriptif berguna untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan keadaan data yang sebenarnya
bertujuan untuk mengidentifikasi profil, distribusi, populasi dan asal data tersebut. Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai hasil pengujian statistik
deskriptif pada masing-masing variabel yaitu variabel penerapan IFRS, ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran KAP, dan kompleksitas yang
diperoleh dari hasil uji dengan SPSS 17. Tabel 4.3 menunjukkan
statistik deskriptif
variabel yang
menggunakan skala rasio yaitu ukuran perusahaan dan profitabilitas yang dijelaskan dengan nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean, nilai
median dan nilai standar deviasi yang besangkutan. Sedangkan Tabel 4.4 sampai dengan tabel 4.7 menunjukkan variabel yang menggunakan skala
ordinal yaitu penerapan IFRS, dan kompleksitas yang akan dijelaskan secara umum tanpa menggunakan nilai minimum, nilai maksimum, nilai
mean, nilai median dan nilai standar deviasi karena variabel ini menggunakan variabel dummy.
72
Nilai minimum adalah nilai terendah dari suatu populasi pada periode tertentu, nilai maksimum adalah nilai tertinggi dari suatu populasi
pada periode tertentu, nilai mean adalah nilai yang dihasilkan dari hasil bagi atas total jumlah nilai
keseluruhan populasi
dengan total
populasinya, nilai median adalah nilai tengah dari rangkaian data yang telah disusun secara berurut, sedangkan standard deviation adalah
simpangan baku yang merupakan variabel sebaran data. Berikut adalah penjelasan analisa pengujian statistik deskriptif
variabel skala rasio untuk keseluruhan tahun 2008 sampai dengan 2011.
Tabel 4.4 Hasil analisis Statistik deskriptif variabel skala rasio
SIZE ROA
N Valid
272 272
Missing Mean
27.5038 .1073
Median 27.4363
.0626 Std. Deviation
1.56806 .18226
Minimum 21.75
-.46 Maximum
31.49 1.16
Quartiles Q
1
26.5523 .0236
Q
3
28.3975 .1301
Sumber: output SPSS
73
Pada ukuran perusahaan yang dicerminkan dengan log total asset, maka didapatkan hasil bahwa SIZE terendah adalah 21,75 pada
Polychem Indonesia Tbk 2009 dan SIZE tertinggi adalah 31,49 pada Indofood Sukses Makmur Tbk 2010. Berdasarkan laporan keuangan
tahunan perusahaan, diketahui bahwa pada t a h u n 2 0 0 9 Polychem
Indonesia Tbk memiliki total asset sebesar Rp 2.804.376.918 dan pada tahun 2010 Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki total asset sebesar Rp
47.275.955.000.000. Sedangkan nilai mean-nya adalah 27,5038 dan nilai standard
deviation-nya adalah
1.56806. Nilai
kuartil 1
Q1 menunjukkan
bahwa 25
perusahaan memiliki
ukuran dibawah 26,5523, sementara nilai kuartil 3 Q3 menjukkan bahwa 75
perusahaan memiliki ukuran dibawah 28,3975. Pada tingkat profitabilitas dicerminkan dengan menggunakan ROA
Return On Assets yaitu perbandingan antara besarnya labarugi suatu perusahaan dengan total asset, maka didapatkan hasil ROA terendah
adalah -0,46 pada Asia Pacific Tbk 2008 dan ROA tertinggi adalah 1,16 pada Citra Turbindo Tbk 2008. Berdasarkan laporan keuangan tahunan
perusahaan diketahui bahwa pada tahun 2008 Asia Pacific Tbk
mengalami kerugian sebesar Rp 2.282.123.199.644 dari total asset Rp 4.912.990.190.007
dan pada
tahun 2008
Citra Turbindo
Tbk mengalami keuntungan sebesar Rp 202.194.242.700 dari total asset Rp
173.594.621.200. Sedangkan nilai mean-nya adalah 0,1073, dan nilai
74
standard deviation-nya adalah 0,18226. Nilai kuartil 1 Q1 menunjukkan bahwa 25 perusahaan memiliki tingkat profitabilitas dibawah 0,0236,
sementara nilai kuartil 3 Q3 menjukkan bahwa 75 perusahaan memiliki tingkat profitabilitas dibawah 0,1301.
Berikut adalah penjelasan gambaran umum analisa pengujian statistik deskriptif untuk keseluruhan tahun 2008 sampai dengan 2011
untuk variabel skala ordinal yang dilihat dengan
menggunakan frequency table. Adapun variable yang akan dijelaskan yaitu audit
delay, penerapan IFRS, ukuran KAP, dan kompleksitas perusahaan.
Tabel 4.5 Deskripsi Data Audit Delay
Audit Delay
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 252
92.6 92.6
92.6 1
20 7.4
7.4 100.0
Total 272
100.0 100.0
Sumber: output SPSS
Untuk perusahaan yang memiliki audit delay sampai dengan 90 hari atau kurang dari 90 hari
diberi kode 0 sedangkan perusahaan yang memiliki audit delay lebih dari 90 hari diberi kode 1. Berdasarkan tabel
frekuensi, dihasilkan 252 92,6 perusahaan yang memiliki audit delay
75
dibawah atau sama dengan 90 hari dan 20 7,4 perusahaan yang
memiliki audit delay lebih dari 90 hari.
Tabel 4.6 Deskripsi
Audit Delay IFRS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 155
57.0 57.0
57.0 1
117 43.0
43.0 100.0
Total 272
100.0 100.0
Sumber: output SPSS
Untuk perusahaan yang tidak memiliki pengaruh terhadap IFRS diberi kode 0 sedangkan perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap
IFRS diberi kode 1. Berdasarkan tabel frekuensi, dihasilkan 155 57 perusahaan yang tidak memiliki pengaruh terhadap penerapan IFRS dan
117 38,3 perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap penerapan IFRS.
76
Tabel 4.7 Deskripsi data kompleksitas
KOMPLEKSITAS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 86
31.6 31.6
31.6 1
186 68.4
68.4 100.0
Total 272
100.0 100.0
Sumber: output SPSS
Untuk perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan diberi kode 0 sedangkan
perusahaan yang
memiliki anak
perusahaan diberi kode
1. Berdasarkan tabel
frekuensi, dihasilkan
86 31,6
perusahaan yang
tidak memiliki anak perusahaan dan 186 68,4 perusahan yang memiliki anak perusahaan.
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian