Pengaruh Penerapan IFRS, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Kompleksitas Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2011)

(1)

PENGARUH PENERAPAN IFRS, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN KOMPLEKSITAS TERHADAPAUDIT DELAY

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2011)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Siti Aliyah Nur Kholishah NIM. 109082000107

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Siti Aliyah Nur Kholishah 2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 12 Mei 1991

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jl. H. Marzuki No 65/146 rt.006/03 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530

6. Telepon : 085693099205

7. E-mail :isohalia@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN Kebon Jeruk 06 pagi Tahun 1997-2003 2. MTs Nurul Huda Cirebon Tahun 2003-2006 3. MA N 1 KJ Palmerah Jakarta Tahun 2006-2009 4. S1 Ekonomi-Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah JakartaTahun

2009-2013

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Bendahara OSIS MA N 1 KJ Palmerah Jakarta, periode 2004-2005 2. Ketua Dewan Ambalan Putri, Pramuka MA N 1 KJ Palmerah Jakarta,

periode 2004-2005

3. Anggota LSO Dapur Seni angkatan 5 (2011) FST UIN Syarif Hidayatullah

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Achmad Baidlowi

2. Tempat Tanggal Lahir : Brebes, 12 Desember 1939

3. Ibu : Hj. Latifah


(7)

5. Alamat : Jl. H. Marzuki No. 65/146 Rt. 006/03 Kebon Jeruk Jakarta Barat

6. Telepon : 021- 23707865

7. Anak ke dari : 4 dari 4 bersaudara

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Workshop menulis cerpen “Kupas Tuntas Rahasia Menulis Cerpen”, 25 Juni 2008.

2. TalkshowNarkoba “Make Your Life Without Drugs”, 8 Juni 2008. 3. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ Akuntansi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009.

4. Pelatihan Manajemen Kualitas Diri (MKD) oleh BEMF Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

5. Visit Company PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 13 Oktober 2009.

6. Peserta Olympiade Ekonomi Syariah, Jakarta 4-8 Februari 2009.

7. Seminar Nasional “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi” dalam acara Insurance Goes to Campus, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 Mei 2010.

8. Seminar “Understanding The New Roles of Internal Audit in Detecting & Preventing Fraud” dan Visit Company ”Ernst & Young” oleh SPA FEUI Universitas Indonesia, 15 & 24 November 2010.

9. Peserta Training Organitation”We Are The Next Leader” oleh BEMF FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 7 Mei 2011.

10. Workshop Komputer Akuntansi dengan Menggunakan Zahir Accounting Edisi Standar 5.1, oleh HIMAS STAN, Jakarta 17 Maret 2012.


(8)

The Effects of Implementation of IFRS, Client Size, Profitability and Complexity on The Audit Delay

ABSTRACT

This research purposes to check the effects of implementation of IFRS, firm Size, profitability and complexity on The Audit delay. This research used sample of manufacturing industry which is listed in Indonesian Stock Exchange during 2008 to 2011 period. The number of manufacturing industries that were became in his study were 68 companies with 4 year observation. Based on method purposive sampling, research sample total is 272 financial statements. Hypothesis in this research are tested by logistic regression. Result of this research indicates that profitability influences significantly on the audit delay. On the other hand, implementation of IFRS, firm Size, and complexity don’t influence significantly audit delays.

Keywords : implementation of IFRS, firm Size, profitability, complexity on The Audit delay


(9)

Pengaruh Penerapan IFRS, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kompleksitas terhadapAudit Delay

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan IFRS, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kompleksitas terhadap audit delay. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 sampai dengan 2011. Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sample penelitian ini sebanyak 68 perusahaan dengan periode pengamatan selama 4 tahun. Berdasarkan metode penelitian purposive sampling,total sampel penelitian adalah 272 laporan keuangan. Pengujian hipotesis menggunakan teknik regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa profitabiltas berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Sedangkan penerapan IFRS, ukuran perusahaan, dan kompleksitas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Kata kunci : penerepan IFRS, ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas, audit delay.


(10)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kehidupan, rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Shalawat dan salam penulis limpahkan kepada Baginda kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun umatnya dengan penuh kesabaran menuju jalan yang diridhoi Allah SWT, juga kepada keluarga, sahabat dan umatnya sepanjang zaman.

Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Penerapan IFRS, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kompleksitas terhadap Audit Delay”. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi.

Penulisan skripsi akan semakin tertunda dan tidak selesai tanpa bantuan semua pihak. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Keluargaku : Abah dan Mimi, yang selalu memenuhi dan mengindahkan jiwa ini Kakak tercinta (yayu atiyah, yayu lala, aa didik, abang Madi), Serta my little Angle Ibrahim&Anwar. Mereka yang selalu ada untuk memberi semangat dansupportmateril & nonmateril.. dan Love you so much.

2. Bapak Prof. Azzam Jasin Dr. MBA selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Wilda Farah, SE, Ak., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan penelitian ini.Terima kasih untuk semuanya kaka.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dr. Rini, SE, Ak.,M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(11)

6. Bapak Hepi Prayudiawan SE, Ak.,M.Si selaku sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Dr. Yahya Hamja, Bapak dosen yang telah membantu kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmunya.

9. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Sahabat-sahabat yang telah memberikan semangat dan memberikan banyak bantuan dalam penulisan skripsi ini, serta memberi kebahagiaan, keceriaan dan kenangan. Terima kasih Immah Astinia, Dini Utami, Tita Puspitasari, Adi Nugroho, Galih Ihsan, Erik Darmawan. Rosma Alia, Rufiyatun Nufus, Rika, ka Rina, Ka Ria, My lovely Mom mama Arum dan My lovely Sister Ifta Aulia. Thanks full for you All.

11. Sahabat yang jauh disana pipit, juju, dan yayat. Makasih doa dan dukungannya. 12. Sahabat seperjuangan Akun.C dan semua akuntansi angkatan 2009, teman dapur seni, sahabat MA N 1 (arip, bintin, maul, ozi, dede dkk), teman-teman SD dan Teman yang tidak pernah jumpa tapi selalu memberi sinergi positif

13. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, tanpa mengurangi rasa hormat, terimakasih banyak atas segalanya.

Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Jakarta, Juni 2013


(12)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi... ii

Lembar Pengesahan Ujian Kompre... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah... v

Daftar Riwayat Hidup... vi

Abstract... viii

Abstrak... ix

Kata Pengantar... x

Daftar Isi... xii

Daftar Tabel... xv

Daftar Gambar... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 15

C. Tujuan Penelitian ... 15

D. Manfaat Penelitian ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 18

A. Landasan Teori... 18

1. Laporan Keuangan ... 18

2. Audit dan Tujuan Audit ... 21

a. Audit... 21

b. Tujuan Audit ... 25

3. Audit delay... 26

4. Penerapan IFRS ... 28

5. Ukuran Perusahaan ... 36

6. Profitabilitas ... 38


(13)

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Rumusan Hipotesis ... 43

1. Penerapan IFRS denganaudit delay ...43

2. Ukuran perusahaan denganaudit delay ...44

3. Profitabilitas denganaudit delay ...44

4. kompleksitas denganaudit delay ...45

C. Hasil Penelitian Sebelumnya... 45

D. KerangkaPemikiran... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 54

A. Ruang Lingkup Penelitian... 54

B. Metode Penentuan Sampel... 54

C. Metode Pengumpulan Data ... 55

D. Metode Analisis Data... 56

1. Definisi Regresi logistik... 56

2. Tahapan Regresi Logistik ... 57

a. Statistik Deskriptif ... 57

b. Pengujian Hipotesis Penelitian... 58

1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)... 58

2) Koefisien Determinan (Nagelkerke R Square)... 59

3) Menguji Kelayakan Model Regresi ... 60

4) Uji Multikolinieritas... 60

5) Matriks Klasifikasi ... 61

6) Model Regresi Logistik yang Terbentuk... 61

E. Operasionalisasi Variabel... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 66

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 66

1. Deskripsi Objek Penelitian ... 66

2. Deskripsi Sampel Penelitian... 68

B. Hasil Uji Analisis Penelitian ... 71

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif... 71

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 76


(14)

b. Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (Nagelkerke R Square)... 78

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ... 79

d. Hasil Uji Multikolinieritas ... 80

e. Hasil Uji Matriks Klasifikasi ... 81

f. Hasil Uji Regresi Logistik dan Pembahasan... 83

1) Pengaruh Penerapan IFRS (IFRS) terhadap Audit Delay (AUD) ... 85

2) Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Audit Delay (AUD) ... 87

3) Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadapAudit Delay(AUD)... 88

4) Pengaruh Kompleksitas Perusahaan (KOMP) terhadap Audit Delay(AUD) ... 89

BAB V PENUTUP... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Implikasi... 93

C. Keterbatasan ... 95

D. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA... 97


(15)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Perbedaan Penelitian ... 11

2.1 Roadmap Konvergensi IFRS ... 30

2.2 Perbandingan PSAK dengan IFRS ... 33

2.3 Perbedaan Konvergensi, Adaptasi, dan Adopsi ... 34

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu... 46

3.1 Operasional Variabel... 65

4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ... 67

4.2 Sampel Penelitian... 68

4.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Sektor Usaha ... 70

4.4 Hasil analisis Statistik Deskriptif Variabel Skala Rasio ... 72

4.5 Deskripsi DataAudit Delay... 74

4.6 Deskripsi DataAudit Delay IFRS... 75

4.7 Deskripsi Data Kompleksitas... 76

4.8 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)... 78

4.9 Koefisiensi Determinasi ... 79

4.10 Kelayakan Model Regresi ... 80

4.11 Matriks Korelasi... 81

4.12 Matriks Klasifikasi ... 82

4.13 Koefisiensi Regresi Logistik ... 84

4.14 IFRS ... 86

4.15 Kompleksitas... 90


(16)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran... 52 3.1 Persamaan Regresi ... 61


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Data Sampel ...101 2 Daftar SAK ...117 3 OutputSPSS ...123


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan go public. Pada periode Januari 2013 perusahaan yang tercatat di http://www.idx.co.id sebanyak 463 perusahaan. Sebelumnya pada Desember 2012 perusahaan yang tercatat sebanyak 460 perusahaan. http://www.idx.co.id merupakan website resmi dari Bursa Efek Indonesia (selanjutnya disebut BEI).

Setiap perusahaan yang telah terdaftar di BEI yang merupakan perusahaan go public, diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal. Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-134/BL/2006 Peraturan Nomor X.K.6 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan publik yang menyebutkan Laporan tahunan wajib memuat laporan keuangan tahunan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan di bidang akuntansi serta wajib diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.


(19)

Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen sebagai pihak intern perusahaan dan investor atau lainnya sebagai pihak ekstern perusahaan. Sebuah laporan keuangan berperan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan oleh investor yang dapat mempengaruhi going concern perusahaan dan tindak lanjut rencana bisnis yang telah disusun oleh manajemen. Laporan keuangan yang dipublikasikan harus memiliki nilai kredibilitas yang tinggi. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (revisi 2009) menjelaskan bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu informasi yang diberikan manajemen harus bersifat informatif dan terbuka atas semua informasi yang dituangkan dalam sebuah laporan keuangan.(Margaretta, 2011:1)

Menurut International Accounting Standards Board (IASB) kualitas mendasar (fundamental qualities) dari informasi akuntansi adalah relevansi (relevance) dan penyajian tepat (faithfull presentation). Relevansi (relevance), menunjukan sifat informasi terhadap pengambilan keputusan. Pengambil keputusan akan menggunakan informasi yang relevan dengan area keputusan yang diambil. Selanjutnya, Penyajian tepat (faithfull presentation)mengandung arti bahwa laporan keuangan yang disajikan menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan demikian informasi tersebut akan memberikan manfaat yang nyata, tanpa ada distorsi. (Prihadi, 2012:14-15).


(20)

Dalam penelitian Margareta (2011:2) Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan berbanding lurus dengan relevansi dan kehandalan laporan keuangan. Jadi semakin lama suatu perusahaan menerbitkan laporan keuangannya maka semakin tidak relevan dan tidak handal laporan keuangannya. Sehingga manfaat dari laporan keuangan itu akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia pada waktunya. Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan merupakan salah satu elemen pokok yang harus di perhatikan karena dapat mempengaruhi nilai informasi yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut, bahkan manfaatnya sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan juga dapat berkurang.

Menurut Givoly dan Palmon dalam Aryani (2005) nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor yang penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Dalam penelitian Halim (2000), menyebutkan bahwa ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit (timelines) menjadi prasyarat utama bagi peningkatan harga saham perusahaan atau emiten tersebut. Disisi lain, auditing merupakan kegiatan yang membutuhkan waktu sehingga adakalanya pengumuman laba dan laporan keuangan tertunda. Ketertundaan laporan keuangan ini dapat berdampak negatif pada reaksi pasar. Makin lama masa tunda, maka relevansi laporan kuangan makin diragukan Lestari (2010). Subekti (2004) menunjukan bahwa pengumuman laba yang terlambat dapat menimbulkanabnormal returnnegatif sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat menunjukan hasil sebaliknya. Hal ini terjadi karena investor pada umumnya menganggap keterlambatan


(21)

pelaporan keuangan (audit delay-nya >90hari) merupakan pertanda buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan. (Margareta, 2011:4)

Berkaitan dengan tuntutan ketepatan waktu publikasi suatu laporan keuangan yang telah terdaftar di BEI, telah dilakukan oleh Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (selanjutnya disebut BAPEPAM dan LK). Dimana BAPEPAM dan LK adalah sebuah lembaga yang berfungsi memberikan pengawasan terhadap pasar modal dan lembaga keuangan. Regulasi ketepatan waktu pelaporan keuangan tertuang pada Peraturan BAPEPAM dan LK No. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK Nomor: Kep/346/BL/2011 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, BAPEPAM dan LK mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di Pasar Modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Jika regulasi dilanggar, maka akan dikenakan sanksi. Sanksi dapat berupa peringatan, sanksi administratif, dan sanksi denda.

Regulasi ini dimaksudkan agar perusahaan memberikan informasi yang lebih cepat dan akurat kepada investor mengenai kondisi perusahaan publik serta dalam rangka mengikuti perkembangan pasar modal global. Namun kenyataannya masih banyak perusahaan yang terlambat menerbitkan laporan keuangan. Utami (2006) dalam penelitiannya menunjukan untuk tahun 2002 masih terdapat 92 emiten yang terlambat publikasi laporan keuangan di media


(22)

masa. Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal diselesaikan laporan auditor independen, yang kemudian disebutaudit delay.

Lestari (2010:19) menyebutkan audit delay sebagai rentang waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Misalnya, laporan keuangan tahun 2010 PT. Lion, Tbk. dengan tanggal tutup buku 31 Desember 2010, kemudian pada laporan auditor independennya yang telah ditandatangani tertera tanggal 11 maret 2011. Terhitung sejak 31 Desember 2010 sampai dengan 11 Maret 2011 maka audit delayyang dimiliki PT. Lion, Tbk. adalah 70 hari.

Dalam penelitian Utami (2006:20) juga dijelaskan bahwa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya menunjukan bahwa audit delay yang terjadi di Indonesia 85 hari. Hasil penelitian Halim (2000) rata-rataaudit delaydi Indonesia ini tergolong lebih panjang bila dibandingkan dengan diluar negeri, misalnyaaudit delaydi Kanada lebih pendek, yaitu lebih cepat 21,95 hari dibandingkan dengan di Indonesia. Beberapa penelitian lain yang telah dilakukan menunjukan rata-rata audit delay yang berbeda. Ahmad dan Kamarudin (2003) di Malaysia rata-rata audit delay lebih dari 100 hari. Ahmad dan Abidin (2008) di Malaysia rata-rata audit delay sebesar 114 hari. Hasil ini lebih panjang jika dibandingkan dengan hasil penelitian Yaacob dan Ayoib (2012:171) yang menunjukan rata-rataaudit delaydi Malaysia 101 hari.


(23)

Dan beberapa penelitian di Indonesia seperti Meylisa (2000) sebesar 72,9 hari, Subekti dan Widiyanti (2004) rata-rata sebesar 98,38 hari. Rahmawati (2008) sebesar 76 hari, Kartika (2009) rata-rataaudit delay perusahaan LQ 45 sebesar 69 hari. Sedangkan, Lisa dan Tri (2012) menunjukan hasil penelitiannyaaudit delay sebesar 86 hari ditahun 2009 dan 2010 pada perusahaan LQ45. Audit delay yang melewati batas waktu ketentuan BAPEPAM dan LK, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Dalam penelitian Margareta (2011) dikatakan keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena di dalam laporan keuangan auditan berisi tentang informasi laba yang dihasilkan, maka berdampak kepada keputusan para invenstor untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimilikinya. Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang di publikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.

Subekti, Imam dan Novi (2004) menunjukkan bahwa pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal returns negatif sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat menyebabkan hal yang sebaliknya. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan. Oleh karena itu diharapkan manajemen dapat menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi handal. Untuk menyediakan


(24)

informasi tepat waktu, seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi kehandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui informasi yang dihasilkan mungkin sangat handal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambilan keputusan.

Mengingat keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Hal ini membuktikan bahwa regulasi bukanlah satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi lamanya rentang waktu penerbitan suatu laporan keuangan. Oleh karena itu penelitian mengenaiaudit delaytelah banyak dilakukan.

Banyak faktor yang mungkin dapat mempengaruhi audit delay pada suatu emiten. Beberapa penelitian mengenai hal ini diantaranya Utami (2006) secara simultan jenis opini auditor, laba/rugi emiten, lamanya menjadi klien KAP, ukuran perusahaan, reputasi auditor, rasio hutang terhadap ekuitas, dan juga jenis industri berpengaruh terhadap audit delay. Secara empiris determinan audit delay meliputi faktor: lamanya emiten menjadi sebuah klien sebuah kantor akuntan publik, emiten mengalami kerugian dalam tahun berjalan, dan laporan keuangan emiten.

Yaacob dan Ayoib (2012) melakukan penelitian mengenai audit delay pada perusahaan go publicyang terdaftar di Bursa Malaysia tahun 2005-2008. Variabel yang digunakan adalah FRS 138 sebagai variabel independen dan 11 variabel kontrol yaitu, ukuran perusahaan, rasio total hutang terhadap total


(25)

asset, pendapatan tahun berjalan, opini audit, tanggal tutup buku laporan keuangan, jenis industry, kompleksitas operasi (anak perusahaan), reputasi KAP, proporsi komisaris independen, CEO duality, dan persentase bagian kepemilikan.

Adanya pemberlakuan adopsi standar pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku internasional yaitu International Financial Reporting Standard (kemudian disebut IFRS). IFRS adalah standar yang dibuat secara internasional oleh International Accounting Standard Board (IASB) dengan tujuan memberi kumpulan standar penyusunan laporan keuangan perusahaan dunia. Dengan begitu adanya konvergensi ke IFRS ini diduga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi lamanya proses penyelesaian karena mengharuskan auditor untuk menyesuaikan atau beradaptasi dengan standar-standar yang telah berubah.

Pengujian pengaruh penerapan IFRS terhadap audit delay telah dilakukan oleh Margareta (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Penerapan IFRS Terhadap Keterlambatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian Margaret tersebut menyebutkan bahwa penerapan IFRS tidak memiliki pengaruh signifikan tetapi memiliki arah koefisiesi regresi yang positif. Berarti, jika perusahaan melakukan penerapan IFRS maka cenderung berpengaruh terhadap semakin tingginya tingkat keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Namun, hasil berbeda ditunjukan dalam penelitian


(26)

Yaacob dan Ayoib (2012) di Malaysia yang menunjukan bahwa penerapan IFRS danaudit delaymemiliki pengaruh negatif yang signifikan.

Pengujian atas pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay telah dilakukan oleh Owusu dan Ansah (2000), Rahmawati (2008), Kartika (2009), Ferdianto dan Margareta (2011). Hasil penelitian menunjukan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap audit delay. Tetapi hasil penelitian oleh Veny dan Ubaidillah (2005) dan Utami (2006) berbeda atau berlawanan, yaitu menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Perbedaan hasil tersebut membuat peneliti tertarik untuk menguji kembali variabel ukuran perusahaan terhadapaudit delay.

Hasil penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), Petrolina (2007), dan Kartika (2009), ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Sementara itu menurut pendapat Boyton dan Kell dalam Utami (2006), ukuran perusahaan dapat berpengaruh positif terhadap audit delay, yang artinya audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan diaudit semakin besar. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian Ahmad dan Kamarudin (2003), yang menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadapaudit delay.

Dalam penelitian Halim (2000) bahwa menurut Dyer dan Mc. Hugh perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Pengaruh ini ditunjukan dengan semakin besarnya nilai perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan yang besar diduga akan


(27)

menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan intensif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitori oleh investor dan pengawas pemodalan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan.

Pengujian atas pengaruh profitabilitas terhadapaudit delaytelah dilakukan Owusu dan Ansah (2000), Veny dan Ubaidilla (2005), Rachmawati (2008), Kartika (2009), Ferdianto (2011). Hasil penelitian menunjukan profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Melihat hasil tersebut peneliti ingin mencoba menguji kembali kebenaran tidak berpengaruhnya profitabilitas terhadap audit delay, Sehingga pada penelitian ini peneliti menguji kembali pengaruh profitabilitas terhadapaudit delay.

Pada umumnya perusahaan memiliki tingkat operasi yang kompleks. Kompleksitas operasi suatu emiten tingkatannya bergantung pada keberadaan, jumlah dan lokasi unit perusahaan (cabang) serat diverifikasi jalur produk dan pasarnya. Hal ini cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Sehingga dapat juga mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan publik. Dalam penelitian Ashton et.al dalam Owusu-ansah (2000) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kompleksitas operasi dan perusahaan denganaudit delay.


(28)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dijelaskan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1.1 Perbedaan Penelitian

No Perbedaan Peneliti terdahulu Peneliti

1. Variabel - Owusu-Ansah (ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi perusahaan, gearing(kecepatan), item luar biasa, bulan dari akhir tahun keuangan, umur perusahaan) - Veny dan Ubaidillah

(tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, opini audit, tingkat leverage perusahaan) - Utami (lama

menjadi klien, jenis opini audit, rasio hutang terhadap ekuitas, reputasi audit, laba/rugi perusahaan, jenis industri, ukuran perusahaan) - Peneliti menggunakan variabel penerapan IFRS, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kompleksitas.


(29)

Tabel 1.1 (lanjutan)

No Perbedaan Peneliti terdahulu Peneliti

- Rachmawati (Profitabilitas, ukuran perusahaan, Solvabilitas, ukuran KAP, internal audit, timeliness)

- Kartika (ukuran opini audit , perusahaan,

profitabilitas, Laba / rugi operasi,

reputasi auditor) - Ferdianto (ukuran

perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini audit, reputasi KAP)

- Margareta (IFRS (International Financial Reporting Standards), ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik, opini audit . 2 Populasi - Owusu-Ansah (47

Perusahaan Di Zimbabwe) - Veny Dan

Ubaidillah (laporan keuangan

perusahaan go publictahun 2005 yang telah diaudit yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta)

- Perusahaan manufaktur go publicyang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011


(30)

Tabel 1.1 (lanjutan)

No Perbedaan Peneliti terdahulu Peneliti

- Utami (Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta tahun 2000-2002)

Rachmawati

(Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003-2005) - Ferdianto (laporan

keuangan 100 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010)

Pada penelitian ini variabel yang digunakan empat variabel bebas atau independen. Variabel penerapan IFRS digunakan karena IFRS merupakan fenomena yang sedang hangat dibicara dalam dunia akuntansi. Kemudian, variabel ukuran perusahaan perusahaan digunakan dalam penelitian ini karena hasil penelitian terdahulu menunjukan hasil yang berbeda-beda, maka peneliti tertarik untuk menguji kembali. Variabel profitabilitas dan kompleksitas digunakan dalam penelitian ini karena hasil penelitian terdahulu mayoritas menunjukkan ketidakadaan pengaruh terdapat audit delay tetapi memiliki hubungan positif. Maka, peneliti tertarik untuk menguji kembali variabel ini.


(31)

Populasi yang dipilih pada penelitian ini dalah perusahaan yang dikategorikan industri manufaktur go public dan merupakan emiten yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2011. Pemilihan kategori industri manufaktur karena kategori ini mempunyai populasi industri yang besar, selain itu karena salah satu variabel yang diuji adalah kompleksitas maka manufaktur lebih cocok dibandingkan kategori lain.

Melihat pentingnya ketetapan waktu pelaporan keuangan bagi pembuatan keputusan, menjadikan audit delaylaporan keuangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat menjadi salah satu objek penelitian yang diteliti. Berdasarkan penjelasan diatas maka diadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan IFRS, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kompleksitas Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2011)”


(32)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumuasan masalah yang akan yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan IFRS memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay?

2. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay?

3. Apakah profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadapaudit delay? 4. Apakah kompleksitas perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap

audit delay?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, peneliti ingin menemukan bukti empiris mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk menguji pengaruh signifikansi penerapan IFRS terhadap audit delay

2. Untuk menguji pengaruh signifikansi ukuran perusahaan terhadap audit delay

3. Untuk menguji pengaruh signifikansi profitabilitas terhadapaudit delay 4. Untuk menguji pengaruh signifikansi kompleksitas terhadapaudit delay.


(33)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya: 1. Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para akademisi pada umumnya, yaitu semoga dapat dijadikan referensi untuk menambahkan pengetahuan para akademisi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.

2. Auditor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para auditor pada umumnya, yaitu semoga dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan audit dan untuk menambahkan pengetahuan para auditor mengenai faktor-faktor yang mempengaruhiaudit delay.

3. Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan semoga dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam pengembangan penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhiaudit delay.

4. Kantor Akuntan Publik (KAP)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhiaudit delay.


(34)

5. Pemakai laporan keuangan yang telah di audit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referen atau bahan pertimbangan dalam menganalisis laporan keuangan untuk pengambilan keputusan bagi investor, kreditor maupun manajemen.

6. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberi informasi dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhiaudit delay.

7. BAPEPAM dan LK

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk pengembangan penyusunan undang-undang ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan bagi perusahaan publik di Indonesia.


(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan mempunyai peranan penting karena laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Dalam StandarAkuntansi Keuangan(IAI, 2012:6) disebutkan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen : (a) laporan posisi keuangan pada akhir periode, (b) laporan laba rugi komprehensif, (c) laporan perubahan ekuitas selama periode, (d) laporan arus kas selama periode, (e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya, dan (f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan.


(36)

Menurut PSAK No.1 (IAI, 2012:5) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi (1) asset (2) liabilitas (3) ekuitas (4) pendapat dan beban termasuk dan kerugian (5) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik (6) arus kas.

Adapun karakteristik kualitatif merupakan atribut yang menjadikan infomasi dalam seperangkat laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna. Menurut kerangka, empat prinsip karakteristik kualitatif adalah (Ankarath, 17-19) :

a. Dapatdipahami

Laporan keuangan harus memberikan informasi yang dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan. Dengan kata lain, “dapat dipahami” menunjukan kepada informasi yang siap untuk dapat untuk dapat dimengerti oleh pengguna laporan keuangan.

b. Relevan

Informasi yang diberikan oleh seperangkat laporan keuangan dianggap relevan untuk jika mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dan


(37)

diberikan tepat waktu guna mempengaruhi pengambilan keputusannya. Relevan menunjukan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dari pemakai. i nform as i Informasi memiliki kualita srelevan bilamana mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, membantu mengonfirmasi mengoreksi evaluasi mereka di masa lalu. Agar relevan, informasi paling tidak harus mempunyai dua karakteristik berikut:

1) Nilai prediktif: banyak pengguna laporan keuangan menggunakan informasi historis yang disediakan laporan keuangan untuk memprediksi profitabilitas entitas masa dating, dan arus kasnya.

2) Nilai konfirmastif: banyak pengguna laporan keuangan menggunakan informasi yang disediakan laporan keuangan untuk mengkonfirmasikan ekspektasi mengenai kinerja atau manajemen entitas.

c. Dapat Dihandalkan

Informasi yang diberikan laporan keuangan mungkin relevan tetapi jika tidak dapat dihandalkan maka dinggap kurang bermanfaat. Menurut kerangka, sebuah informasi menjadi dapat dihandal, maka informasi harus: 1) Bebas dari kesalahan material

2) Netral yaitu bebas dari bias

3) Mewakili transaksi yang jujur dan kejadian lain yang bertujuan untuk mewakili ataupun yang benar-benar diharapkan mewakili kejujuran 4) Melengkapi dalam batasan materialitas dan harga pokok


(38)

d. Dapatdibandingkan

Suatu laporan keuangan dapat diperbandingkan bila informasi tersebut dapat saling diperbandingkan baik antar periode maupun antar perusahaan. Laporan keuangan mempunyai peranan penting bagi banyak pihak, sehingga ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat dibutuhkan.

2. Audit dan Tujuan Audit a. Audit

Menurut Arens&Beasley (2010:4 )dalam bukunya Auditingand Assurance Services An Integrated Approach pengertian Auditinga dalah: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.”

Sedangkan menurut Mulyadi (2008:9) pengertianauditing adalah sebagai suatu proses yang sistematis dalam memperoleh dan mengevaluasibuktisecaraobjektifyangberhubungandenganpernyataan tentang tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat.


(39)

Definisi audit berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concept)auditing sebagai suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Hubungan antara pernyataan tersebut dengan criteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya denganp ihak-pihak yang berkepentingan.(Halim, 2008:1)

Definisi tersebut dapat diuraikan menjadi tujuh elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan audit yaitu (Halim, 2008:1-2): 1) Proses yang sistematis

Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur dan terorganisir.

2) Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif

Berarti bahwa proses sitematis yang dilakukan tersebut merupakan proses untuk menghimpun bukti-bukti yang mendasari asersi-asersi yang dibuat oleh individu maupun entitas. Auditor kemudian mengevaluasi bukti-bukti yang diperoleh. Baik saat penghimpunanya maupun pengevaluasian bukti, auditor harus objektif. Objektif berarti mengungkapkan fakta apa adanya senyatanya, tidak bias, tidak memihak dan tidak berprasangka buruk terhadap individu atau


(40)

entitas yang membuat representasi tersebut.

3) Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi

Asersi merupakan suatu pernyataan, atau rangkaian pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggungjawab atas pernyataan tersebut. Untuk audit laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen melalui laporan akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Asersi-asersi meliputi informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, laporan operasi internal, dan laporan biaya, maupun pendapatan berbagai pusat pertangggungjawaban pada suatu perusahaan. Jadi, asersi atau pernyataan tentang tindakan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi. Proses akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan.

4) Menentukan tingkat kesesuaian (degree of correspondence)

Hal ini berarti penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti yang dimakdsudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif. Bentuk kuantitatif contohnya persentase pencapaian penjualan bila dibandingkan dengan penjualan yang dianggarkan. Bentuk kualitatif contoh kewajaran laporan keuangan.


(41)

5) Kriteria yang ditentukan

Kriteria yang ditentukan merupakan standar-standar pengukuran untuk mempertimbangkan (judgement) asersi-asersi atau representasi-representasi. Kriteria tersebut dapat berupa prinsip akuntansi yang berterima umum atau standar akuntansi, aturan-aturan spesifik yang ditentukan oleh legislatif atau pihak lainnya, anggaran atau ukuran lain kinerja manajemen.

6) Menyampaikan hasil-hasilnya

Hal ini berarti hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan kriteria yang telah ditentukan. Komunikasi hasil audit tersebut dapat memperkuat ataupun memperlemah kredibilitas representasi atau pernyataan yang dibuat.

7) Para pemakai yang berkepentingan

Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan-temuan yang diinformasikan melalui laporan audit, dan laporan lainnya. Para pemakai tersebut melalui investor di pasar modal, pemegang saham, kreditor maupun calon kreditor, badan pemerintah, manajemen dan publik pada umumnya.

Berdasarkan definisidiatasdapatdisimpulkan bahwaauditing merupakanbentukkomunikasi ataskewajaran suatulaporankeuangan perusahaan sebagaidasarpengambilankeputusanyangdigunakanoleh


(42)

parastakeholder,terutamainvestor. b. Tujuan Audit

Menurut Standard Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP) dalam Seksi 110 menyatakan bahwa:

“Tujuan auditing atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material,posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia”.

Audit laporan keuangan mencakup penghimpuan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai kriteria yang telah ditentukan yaitu prinsip akuntansi yang berteriam umum (PABU). (Halim, 2008:5)

Audit laporan keuangan dilakukan oleh eksternal auditor biasanya atas permitaan klien atau, kecuali dalam audit laporan keuangan BUMN yang dilakukan oleh BPK atau BPKP. Audit tersebut buikan atas permintaan klien, tetapi BPK atau BPKP memiliki hak untuk melakukan pemeriksaan berdasarkan UU atau peraturan yang ada (Halim, 2008:5). Auditorindependen mempunyai tanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan tentanga pakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan dan kesengajaan. Hasil audit akan


(43)

disajikan dalam bentuk tertulis yang disebut laporan auditor independen.

3. Audit Delay

Menurut Dyer & McHugh (dalam Utami, 2006:22), “Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditor’s report”. Selanjutnya menurut Subekti dan Widiyanti (2004:18), audit repot lag merupakan nama lain dari audit delay. Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor yang diukur dari perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan.

Dyer dan Mc Hugh (dalam Hilmi dan Ali, 2008:5) menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya:

a. Preliminary lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa;

b. Auditor’s report lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani;

c. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

Audit delay atau yang dikenal juga sebagai audit report lag inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan,


(44)

sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang dipublikasikan. Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit delay. Jika audit delay semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan semakin besar.(Kartika, 2009:3).

Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan rata-rata audit delay yang berbeda-beda. Hasil penelitian Hossain (1998) di Pakistan rata-rata audit delay sebesar 143 hari. Ahmad dan Kamarudin (2003) di Malaysia rata-rataaudit delaylebih dari 100 hari. Ahmad dan Abidin (2008) di Malaysia rata-rata audit delay sebesar 114 hari. Dan penelitian di Indonesia seperti penelitian yang dilakukan oleh Meylisa (2000) sebesar 72,9 hari, Subekti dan Widiyanti (2004) rata-rata audit delaysebesar 98,38 hari. Rachmawati (2008) sebesar 76 hari, Kartika (2009) rata-rata audit delay perusahaan LQ 45 sebesar 69 hari. Hasil ini tergolong lebih panjang jika dibandingkan dengan hasil penelitian Ashton, Willingham, dan Elliot (1987) yang hanya sebesar 62,53 hari. Sedangkan hasil penelitian Ayoib dan Abidin (2008) di Malaysia menunjukkan rata-rata audit delay yang lebih panjang yaitu 114 hari. Didalam penelitian Utami dijelaskan bahwa Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya menunjukkan bahwaaudit delay yang terjadi di Indonesia rata-rata 85 hari. Rata-rata audit delay di Indonesia ini tergolong lebih panjang bila dibandingkan dengan di luar negeri, misalnya audit delay di Kanada lebih


(45)

pendek, yaitu lebih cepat 21,95 hari dibandingkan dengan Indonesia (Mumpuni, 2011:18).

4. Penerapan IFRS

Globalisasi membawa pengaruh mendasar pada pergerakan informasi dan perpindahan modal. Dengan suatu gelombang globalisasi yang menggelora yang mengejutkan dunia, maka bisnis lintas belahan dunia terpengaruh oleh bagaimana kerasnya perusahaan berusaha. Secara pribahasa “akuntansi adalah bahasa bisnis”, selanjutnya entitas bisnis seluruh tidak akan dapat berbicara di dalam bahasa yang berbeda antara yang satu dengan lainnya pada saat menukar atau membagi hasil keuangan dari aktivitas bisnis internasionalnya dan juga pelaporan hasil bisnis. Secara historis, Negara di dunia telah memiliki standar akuntansi nasionalnya sendiri. Namun, dengan suatu dorongan untuk menjadi bagian dari pergerakan globalisasi, di mana bisnis lintas batas Negara menyadari kelihaian strategi bisnis untuk merangkul dunia sebagai tempat kerja dan pasarnya, dengan memiliki aturan (standar) akuntansi yang berbeda untuk tujuan pelaporan keuangan, hal ini tdak akan membantu mereka sama sekali. (Ankarath, dkk,2012:1-2)

IFRS (International Financial Reporting Standards) menjawab tantangan bagaimana pelaporan keuangan harus dilakukan. Arus besar dunia sekarang ini sedang menuju kedalam satu standar pelaporan (Prihadi:2012:2). Standar pelaporan keuangan internasional (IFRS) merupakan seperangkat standar yang disebarluaskan oleh dewan Standar


(46)

Akuntansi Internasional (IASB), yaitu suatu badan penentu standar internasional di London. (Ankarath, dkk,2012:2)

IFRS digunakan lebih dari 100 negara. Sebuah angka signifikan dari majalah Fortune bahwa 500 perusahaan telah menggunakan IFRS dan jumlah ini diharapkan meningkat dengan konversi lebih lanjut kepada IFRS oleh pemain global (seperti brazil, kanada dan india) dan konvergensi subtansial dari Prinsip Akuntansi yang Diterima Umum local di Cina dan Jepang kepada IFRS. Di Amerika Serikat, sejak 2002 , usaha yang sedang berlangsung untuk melakukan konvergensi IFRS dan US GAAP. (Ankarath, 2012:10).

Pada dasarnya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dipengaruhi Oleh International Accounting Standards Board (IASB). Srtandar akuntansi nasional sedang dalam proses konvergensi secara penuh dengan IFRS yang dikeluarkan oleh IASB.(Prihadi, 2012:7)

Berikut roadmap konvergensi PSAK ke IFRS yang dibuat oleh DSAK (Prihadi,2012:7)


(47)

Tabel 2.1

Roadmapkonvergensi IFRS Tahap adopsi

(2008-2010)

Tahap persiapan akhir (2011)

Tahap implementasi (2012) Adopsi seluruh IFRS ke

PSAK

Penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukan

Penerapan PSAK berbasis IFRS secara bertahap

Persiapan infrastruktur yang diperlukan

Penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS

Evaluasi dampak

penerapan PSAK secara komprehensif.

Evaluasi dan kelola dampak adopsi trhadap PSAK yang berlaku

Dua puluh Sembilan standar akuntansi keuangan (SAK) masuk dalam program konvergensi IFRS yang telah dicanangkan DSAK IAI tahun 2010 dan 2011. Sasaran konvergensi IFRS yang telah dicanangkan IAI pada tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahu 2011/2012. (“29 SAK”,2009)


(48)

Program konvergensi DSAK selama tahun 2009 adalah sebanyak 12 standar, yang meliputi. (“29 SAK”, 2009) :

1.IFRS 2Share-Based Payment

2. IAS 21The Effects Of Changes In Foreign Exchange Rates 3. IAS 27Consolidated And Separate Financial Statements

4.IFRS 5Non-Current Assets Held For Sale And Discontinued Operations 5. IAS 28Investment In Associates

6.IFRS 7Financial Instrument: Disclosures 7.IFRS 8Operating Segment

8. IAS 31Interest In Joint Ventures 9.IAS 1Presentation Of Financial 10. IAS 36Impairment Of Assets

11. IAS 37Provisions, Contingent Liabilities And Contingent Asset 12.IAS 8Accounting Policies, In Accounting Estimates Errors

Program konvergensi DSAK selama tahun 2010 adalah sebanyak 17 standar sebagai beikut. (“29 SAK”, 2009) :

1. IAS 7Cash Flow Statements 2. IAS 41Agriculture

3. IAS 20 Accounting For Government Grants And Disclosure Of Government Assistance

4. IAS 29Financial Reporting In Hyperinflationary Economies 5. IAS 24Related Party Disclosures


(49)

6. IAS 38Intangible Asset 7. IFRS 3Business Combination 8. IFRS 4Insurance Contract 9. IAS 33Earnings Per Share 10. IAS 19Employee Benefits

11.IAS 34Interim Financial Reporting 12. IAS 10Events After The Reporting Period 13. IAS 11Contruction Contract

14. IAS 18Revenue 15.IAS 12Income Taxes

16.IFRSExploration For And Evaluation Of Mineral Resources 17.IAS26Accounting And Reporting By Retirement Benefit Plan

Jika dibandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan IFRS, dengan jelas kita temukan perbedaan kuantitas sebagai berikut(Simbolon, 2011:3) :


(50)

Tabel 2.2

Perbandingan PSAK dengan IFRS

PSAK IFRS

43 Standar (PSAK) 37 Standar

8 Syari’ah 8 IFRS

11 Interpretation (ISAK) 29 IAS

4 Technical Bulletins 27 Interpretation 1 SAK ETAP (Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik)

16 IFRIC Interpretation

11 SIC

Tidak semua standar IFRS diatas dicontek penuh dan dirubah menjadi PSAK, itulah mengapa IAI memilih konvergensi dari paraadaption dan adoption. Perbedaan antara konvergensi, adaption dan adoption akan digambarkan dalam tabel berikut (Simbolon, 2011:3) :


(51)

Tabel 2.3

Perbedaan Konvergensi, Adaptasi dan Adopsi

Perbedaan Adaption Convergence Full adoption Arti harafiah Adaptasi/peny elarasan Pertemuan pada suatu titik Adopsi/pemak aian Standar akuntansi Membuat standar yang benar-benar baru Mebuat standar baru dengan mempertimbang kan keadaan yang berlaku Mentranslate standar lama menjadi standar baru Contoh Negara Indonesia sebelum IFRS Indonesia setelah 2012 Australia, hongkong

IFRS memiliki tiga ciri utama yaitu principles based, lebih banyak menggunakan nilai wajar sebagai dasar penilaian dan pengungkapan yang lebih banyak. Standar yang bersifatprinciples basedhanya mengatur hal-hal prinsip bukan aturan detail. Konsekuensinya diperlukan professional judgment dalam menerapkan standar. Untuk dapat memiliki professional judgment seorang akuntan harus memiliki pengetahuan, skill dan etika karena jika tidak memiliki ketiga hal tersebut maka professional judgment yang diambil tidak tepat. Dalam standar yang lama sebenarnya telah menggunakan dasar nilai wajar, namun nilai wajar diterapkan pada pencatatan awal dan penilaian sesudah pencatatan awal untuk beberapa aset yang memiliki nilai wajar yang dapat diandalkan (aset yang memiliki


(52)

kuotasi pasar aktif seperti saham). Dalam IFRS penggunaan nilai wajar diperluas bahkan untuk aset biologi (contoh tanaman atau hewan ternak), aset tetap, properti investasi dan aset tidak berwujud sebagai pilihan metode selain metode biaya. IFRS mengharuskan pengungkapan yang lebih luas agar pemakai laporan keuangan mendapatkan informasi yang lebih banyak sehingga dapat mempertimbangkan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan.(Martini, 2012:2)

Untuk menerapkan PSAK diperlukan sumber daya manusia yang memahami standar baru tersebut, sehingga pendidikan dan pemutakhiran pengetahuan staf akuntansi harus dilakukan untuk menyongsong penerapan PSAK secara penuh 2012. Staf harus disiapkan untuk menggunakan professional judgment, membuat pengungkapan yang lebih banyak sesuai persyaratan standard dan memahami teknik penilaian dengan menggunakan nilai wajar. (Martini, 2012:2)

IFRS juga mengharuskan perusahaan melakukan review atas sistem operasi dan prosedur akuntansi perusahaan. Beberapa standar mengharuskan perusahaan melakukan review atas penggunakan estimasi pada tanggal pelaporan untuk menguji apakah estimasi yang dilakukan masih valid untuk digunakan. SOP akuntansi harus memasukkan prosedur untuk melakukan review untuk mengadopsi ketentuan dalam standar tersebut. (Martini, 2012:3)

Dampak penerapan IFRS bagi perusahaan sangat beragam tergantung jenis industri, jenis transaksi, elemen laporan keuangan yang


(53)

dimiliki dan juga pilihan kebijakan akuntansi. Ada yang perubahannya besar sampai harus melakukan perubahan sistem operasi dan bisnis perusahaan, namun ada juga perubahan tersebut hanya terkait dengan prosedur akuntansi. Perusahaan perbankan, termasuk yang memiliki dampak perubahan cukup banyak. Perubahan tidak hanya dilakukan pada tingkat perusahaan namun perlu juga ada perubahan peraturan Bank Indonesia contohnya tentang penyisihan atas kredit yang disalurkan. (Martini, 2012:3)

Proses audit dapat pula berpengaruh dengan adanya penerapan IFRS tersebut. Menurut hasil penelitian Yacoob (2012:173) di Malaysia, adanya penerapan atau pengadopsian IFRS memberi pengaruh positif yang signifikan terhadap audit delay. Yacoob menunjukan penerapan atau pengadopsian IFRS cenderung berpengaruh terhadap semakin panjangnya audit delay. Berbeda dengan hasil peneletian di Indonesia oleh Margareta (2011:67) yang menunjukan penerapan IFRS memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan.

5. Ukuran Perusahaan

Menurut Yusuf dan Soraya (2004) vol. 7, No 1 ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan, ditunjukan olehnatural logaritmadari total aktiva.

Hasil penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), Petronila (2007), dan Kartika (2009), audit delay memiliki hubungan negatif dengan ukuran perusahaan yang menggunakan proksi total asset. Artinya bahwa semakin


(54)

besar asset perusahaan maka semakin pendek audit delay. Menurut Ahmad dan Kamarudin (dalam Prabandari dan Rustiana, 2007), penyebabnya adalah pertama, perusahaan perusahaan go public atau perusahaan besar mempunyai sistem pengendalian internal yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Kedua, perusahaan-perusahaan besar mempunyai sumber daya keuangan untuk membayar audit fee yang lebih besar guna mendapatkan pelayanan audit yang lebih cepat. Dan yang ketiga, perusahaan-perusahaan besar cenderung mendapat tekanan dari pihak eksternal yang tinggi terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha untuk mempublikasikan laporan audit dan laporan keuangan auditan lebih tepat waktu.

Menurut Dyer dan McHugh (dalam Kartika, 2009:4), perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai asset perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay, dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari Pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan


(55)

terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Carslaw dan Kaplan serta Owusu-Ansah (dalam Hilmi dan Ali, 2008:18),beragumen bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (asset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik.

Sementara itu menurut Boynton dan Kell (dalam Utami, 2006:23), ukuran perusahaan dapat berpengaruh positif terhadap audit delay, yang artinyaaudit delayakan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan di audit semakin besar. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan

6. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, danmodal saham tertentu. Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya. Ada tiga rasio yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan yaitu:


(56)

profitmargin ,return on asset (ROA), danreturn on equity (ROE). (Prihadi, 2012:164).

Dalam analisis rasio, kemampuan menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan penjualan, asset atau modal. Pemilihan rasio bergantung sudut pandang penilaiannya. Profitabilitas mendapat tempat tersendiri dalam penilaian perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena secara sadar perusahaan didirikan untuk memperoleh laba (Prihadi, 2012:164).

Dalam Prihadi (2012:164-167) dijelaskan jenis-jenis rasio profitabilitas, sebagai berikut :

a. Rasio Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dikurangi oleh beban-beban yang lain. Sudah seharusnya rasio ini menghasilkan angka positif. Jika menghasilkan angka positif maka perusahaan sulit menanggung beban perusahaan lainnya. Perubahan rasio laba kotor bisa terjadi karena perubahan dalam kebijakan penjualan, misalnya tingkat potongan atau adanya produk baru. rasio ini hanya ditemui pada perusahaan yang menghitung beban pokok penjualan, yaitu perusahaan yang menjual produk. Kebanyakan perusahaan jasa tidak bisa menghitung rasio laba kotor.

b. Rasio Laba Operasi (Operating Profit Margin)

Laba usaha (laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama perusahaan. Sebagai hasil utama, sudah seharusnya laba ini memberikan hasil lebih besar dibandingkan dari laba yang bukan utama. Hal ini tidak berarti


(57)

pendapat lain-lain tidak boleh. Pendapat lain-lain boleh saja, akan tetapi fokus kegiatan usaha terletakpada besarnya laba usaha.

c. Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak (Margin Before Interest dan Tax) EBIT (earning before interest and tax) adalah laba sebelum dibebani dengan bunga dan pajak. EBIT mencerminkan laba perusahaan sebelum dipengaruhi oleh struktur modalnya, yaitu komposisi utang dan ekuitas. Jadi perusahaan dengan utang yang lebih besar atau kecil., beban bunganya belum mempunyai dampak pada EBIT. Cara cepat menghitung EBIT adalah menambahkan beban bunga kedalam laba sebelum pajak. d. Rasio Laba Sebelum Pajak (Pretax Margin)

EBT (earning before tax)mencerminkan laba setelah dipengaruhi oleh struktur modal, berupa beban bunga, tetapi sebelum beban pajak. Perusahaan dengan beban bunga besar akan memperoleh EBT negatif. e. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio laba bersih terhadap penjualan sangat penting artinya bagi pemilik. Bagi pemilik pada akhirnya sangat penting untuk mengetahui berapakah laba yang menjadi haknya. Rasio ini megukur hasil akhir dari seluruh kegiatan perusahaan. Selisih laba bersih dengan laba usaha dapat mencerminkan berapa yang ditanggung perusahaan untuk beban-beban non-operasional.

f. Rasio Laba Atas Aset (Return On Asset, ROA)

Istilah lain dari laba atas aset adalah tingkat pengembalian atas aset. Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui samapai seberapa


(58)

jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan laba. ROA adalah gabungan dari kemampuan, yaitu :

1) Kemampuan menghasilkan laba 2) Kemampuan memutar aset.

g. Rasio Laba Atas Ekuitas (Return On Equity, ROE)

Bagi pemilikmodal rasio ini lebih penting dari laba bersih terhadap penjualan, yaitu untuk mengetahui sampai seberapa jauh hasil yang diperoleh dari peneneman modalnya. Oleh karena yang dibandingkan laba bersih dengan ekuitas atau modal sendiri. Pengertian ekuitas adalah seluruh ekuitas yang tertanam di perusahaan, termasuk di dalamnya saldo laba (laba ditahan). Dengan rasio tersebut, pemilik dapat membandingkan antara hasil di perusahaan satu dengan perusahaan lain.

Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah rasio laba atas aset (ROA). Menurut Hilmi dan Ali (2008:21) menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian-penelitian tersebut juga menunjukkan bukti bahwa perusahaan yang memperoleh laba cenderung tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya dan sebaliknya.

7. Kompleksitas

Kompleksitas organisasi atau operasi merupakan akibat langsung dari pembagian pekerjaan dan pembentukan departemen yang berfokus


(59)

pada jumlah unit yang berbeda secara nyata. Organisasi dengan berbagai jenis atau jumlah pekerjaan dan unit menimbulkan masalah manjerial dan organisasi yang lebih rumit karena terjadi ketergantungan yang semakin kompleks (Martius, 2012:12)

Tingka tkompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya,l ebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik. Hubungan tersebut juga didukung oleh penelitian Ashtonet.al (1987) dalam Owusu-Ansah (2000), dan Sulistyo (2010) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara kompleksitas operasi perusahaan denganaudit delay.


(60)

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Penerapan IFRS denganAudit Delay

Dalam Margaretta (2011:23) rule-based system menjadi principel-based system, pencatatan menggunakan fair IFRS (Internasional Financial Reporting Standards) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjan gterhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Penerapan IFRS dapat menjadi salah satu factor terjadinyaaudit delaydikarenakan :

a) Masih sedikitnya pengetahuan masyarakat tentangIFRS,

b) IFRS dalam penjelasannya masih menggunakan bahasa Inggris, c) Infrastruktur profes I akuntan yang belum siap,

d) perubahan dari value. Untuk itu kita memerlukan banyak waktu untuk memahami dan mempelajarinya.

Fakta yang ada menunjukan banyak sekali terjadi audit delay yang melebihi batas waktu yang ditentukan BAPEPAM-LK. Berdasarkan berita dari merdeka.com bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 54 emiten yang terlambat mengumpulkan laporan keuangan (LK) tahun 2011 yang telah diaudit untuk tahun 2012 dan tahun sebelumnya terdapat 62 emiten. (Yaputro dan Rudiawarni,2012:3)

Dalampenelitianinidikembangkan hipotesisasebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel penerapan IFRS


(61)

2. Ukuran perusahaan denganaudit delay

Ukuran perusahaan menunjukan besar atau kecilnya suatu perusahaan diuku rberdasarkan nilai tertentu, dalam penelitianini menggunakan total aktiva perusahaan.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sepertipenelitian Subekti, ImamdanNovi (2004:942) menunjukan bahwa factor ukuran perusahaan dengan indicator total aktiva memiliki pengaruh yang besar terhadap audit delay. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar didugaakan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil.Hal ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitori secara ketat oleh investor ,pengawa spermodalan, dan pemerintah.

Dalam penelitian ini dikembangkan hipotesis sebagaiberikut: H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan pada variabelukuran perusahaan

terhadapaudit delay. 3. Profitabilitas denganaudit delay

Hasilpenelitian OwusudanAnsah(2000), bahwa profitabilitas dapat mempengaruhi perilaku ketepatan waktu pelaporan keuangan. Oleh karena itu,perusahaan yang mampu menghasilkan profit cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang


(62)

mengalami kerugian. (Hilmi dan Ali, 2008:17)

Dalam penelitian ini dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H3: Terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel profitabilitas terhadap audit delay.

4. Kompleksitas denganaudit delay

Hasil penelitian yang dilakukan (Owusu-Ansah,2000), Okuga (2004) menemukan bukti empiris bahwa tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan memiliki hubungan positif terhadap ketepatan waktu perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan kepada publik. (Margaretta, 2011:33)

Dalam penelitian ini dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H4: Terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel kompleksitas terhadap audit delay

C. Hasil Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:


(63)

Tabel 2.4

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil

Persamaan Perbedaan

1 Owusu dan

Ansah (2000) Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market: Empirical Evidence From The Zimbabwe Stock Exchange Ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi perusahaan Gearing (kecepatan), item luar biasa, bulan dari akhir tahun keuangan, umur perusahaan

Ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan bulan dari akhir keuangan berpegaruh terhadap audit reporting lead time. Ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, dan audit reporting lead time perusahaan

mempengaruhi

kecepatan perusahan dalam mengumumkan pendapatan awalnya, tetapi hanya ukuran perusahaan yang mempegaruhi


(64)

Tabel 2.4 (Lanjutan)

No Peneliti Judul Variabel Hasil

Persamaan Perbedaan

ketepatan waktu penyampaian

Laporan keuangan akhir tahun yang telah diaudit

2 Veny dan ubaidillah (2005)

Audit delay pada perusahaan manufaktur

Tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan

Opini audit, tingkat leverage

perusahaan,

Opini audit dan tingkat leverage perusahaan

berpengaruh

terhadap audit delay

dan memiliki

hubungan positif 3 Utami (2006) Analisis determinen

audit delay kajian empiris di bursa efek jakarta

Ukuran perusahaan, Lama menjadi klien, jenis opini audit, rasio hutang terhadap ekuitas, reputasi audit, Laba/rugi perusahaan, jenis industri Laba/rugi perusahaan, lamanya menjadi klien dan jenis opini audit berpengaruh positif Terhadapaudit delay


(65)

Tabel 2.4 (Lanjutan)

No Peneliti Judul

Variabel Hasil Persamaan Perbedaan 4 Rachmawati (2008) Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness Profitabilitas, ukuran perusahaan Solvabilitas, ukuran KAP, internal audit, timeliness

Ukuran perusahaan dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay, secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay

5 Kartika (2009) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris

Perusahaan-perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)

Ukuran perusahaan, profitabilitas,

Laba / rugi operasi, opini audit , reputasi auditor

Ukuran perusahaan, laba rugi operasi, memiliki pengaruh Negative dan pengaruh signifikan terhadap audit delay perusahaan. Opini auditor memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap audit delayperusahaan. Bersambung pada halalaman berikutnya


(66)

Tabel 2.4 (Lanjutan)

No Peneliti Judul

Variabel

Hasil

Persamaan Perbedaan

6 Ferdianto (2011) Pengaruh ukuran perusahaa,

profitabilitas, solvabilitas, opini audit, dan reputasi KAP terhadap yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ukuran perusahaan, profitabilitas Solvabilitas, opini audit, reputasi KAP Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Secara simultan ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini audit, reputasi KAP berpengaruh terhadapaudit delay 7 Margareta (2011) Pengaruh penerapan IFRS (International Financial Reporting Standards ) Terhadap keterlambatan waktu IFRS (International Financial Reporting Standards), ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik, ,opini audit. penerapanIFRS,ukuran KAP, opini audit, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan.


(67)

Tabel 2.4 (Lanjutan)

No Peneliti Judul Variabel Hasil

Persamaan Perbedaan

penyampaian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Sedangkan yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan adalah ukuran perusahaan


(68)

D. Kerangka Pemikiran

Menurut Hamid (2012:25) medefinisikan kerangka berpikir sebagai berikut :

“Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan.”

Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah penerapan IFRS, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kompleksitas yang mempengaruhiaudit delay.

Berdasarkan uraian diatas, gambaran umum penelitian ini mengenai faktor yang mempengaruhi terjadinyaaudit delayadalah sebagai berikut :


(69)

52 Gambar 2.1

Skema Kerangka Berpikir

Adanya perusahaan publik yang terlambat melaporkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit

Peraturan BAPEPAM No. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep/346/BL/2011 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, BAPEPAM mewajibkan

setiap perusahaan publik yang terdaftar di Pasar Modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen kepada BAPEPAM selambat-lambatnya

akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Basis Teori

Variabel independen variabel Dependen

Penerapan IFRS Ukuran Perusahaan Profitabilitas Kompleksitas

Audit delay


(70)

Gambar 2.1 (Lanjutan)

Metode analisis: Regresi Logistik Biner

Hasil pengujian dan pembahasan


(71)

BAB III METODOLOGI A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat pengaruh kausalitas yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan serta pengaruh antara dua atau lebih gejala atau variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variable independen, yaitu penerapan IFRS, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kompleksitas terhadap variabel dependen, yaitu audit delay. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode 2008,2009,2010 dan 2011.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. Penentuan populasi selama empat tahun sesuai tahapan persiapan konvergensi IFRS berdasarkan roadmap yang dibuat DSAK. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini termasuk dalam purposive sampling karena terlebih dahulu sudah ditentukan dengan kriteria yang akan diambil. kriteria tesebut adalah: 1. Perusahaan industri manufaktur melaporkan laporan keuangannya

selama 4 tahun berturut-turut di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011.

2. Perusahaan industri manufaktur menerbitkan laporan keuangan dengan tanggal tutup buku 31 Desember pada tahun 2008 – 2011.


(72)

3. Laporan keuangan memiliki data lengkap yang dibutuhkan setiap proksi variabel dalam penelitian ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian mencakup penerapan IFRS, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kompleksitas sebagai variabel bebas yang dapat mempengaruhi audit delay. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau menggunakan data-data sebelumnya. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan yang diantaranya dengan mengumpulkan materi literatur, buku, jurnal penelitian, dan sumber lain yang sekiranya dapat membantu peneliti dalam menyusun penelitian ini secara teknis dan teoritis. Data sekunder utama didapatkan dari Pusat Referensi Pasar Modal, www.idx.co.id, dan Pusat Informasi Pasar Modal dengan mengumpulkan data dari laporan keuangan auditan perusahaan jasa yang dipublikasikan di BEI pada tahun 2008-2011. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan pengujian regresi menggunakan binary logistic.


(73)

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression) dengan bantuan SPSS 17. Alasan penggunaan alat analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen bersifat dummy. Asumsi normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression)karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. Gujarati (2006) menyatakan bahwa regresi logistik mengabaikan heteroscedasity, artinya variabel dependen tidak memerlukan homoscedacity untuk masing-masing variabel independennya.

1. Definisi Regresi Logistik

Regresi logistik adalah bentuk khusus dimana variabel dependennya terbagi menjadi dua bagian atau kelompok (biner). Walaupun formulanya dapat saja lebih dari dua kelompok.


(74)

Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk mencari persamaan regresi jika variabel dependennya merupakan variabel yang berbentuk skala. Regresi logistik binariadalah regresi logistik dimana variabel dependenya berupa variabel dikotomi atau variabel biner. Contoh: Variabel dikotomi atau variabel biner adalah sukses – gagal, ya – tidak, benar – salah, hadir – bolos, pria – wanita dan seterusnya.

2. Tahapan Regresi Logistik

Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic regression) adalah statistik deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian, adapun penjelasannya diuraikan dalam paragraf di bawah ini (Ghozali, 2009):

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.


(75)

b. Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation(MLE).

Ho=β1=β2=β3= ... =βi= 0 Ho≠ β1≠ β2≠ β3≠ ... ≠ βi≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Nilai α dinyatakan sebagai besarnya tingkat kesalahan yang dapat ditolerir. Umumnya, besarnya α adalah 5% (Nachrowi dan Usman, 2006). Kaidah pengambilan keputusan adalah: a) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5%, maka hipotesis alternatif

didukung.

b) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5%, maka hipotesis alternatif tidak didukung.

1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit).

Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap data. Beberapa uji statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai modelfitadalah:

H0 : Model yang dihipotesiskanfitdengan data Ha : Model yang dihipotesiskan tidakfitdengan data


(76)

Hipotesis ini tidak akan menolak hipotesis nol agar modelfit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Log Likelihood dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Pengujian hipotesis nol dan alternatif dilakukan dengan cara L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan Likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskanfitdengan data (Ghozali, 2009).

2) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Cox and Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell’s R2dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009).


(1)

KOMP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 86 31.6 31.6 31.6

1 186 68.4 68.4 100.0

Total 272 100.0 100.0

AUD

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 252 92.6 92.6 92.6

1 20 7.4 7.4 100.0

Total 272 100.0 100.0

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 272 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 272 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 272 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.


(2)

Dependent Variable Encoding Original

Value Internal Value

0 0

1 1

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 159.018 -1.706

2 143.775 -2.322

3 142.901 -2.516

4 142.895 -2.534

5 142.895 -2.534

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 142.895

c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

AUD

Percentage Correct

0 1

Step 0 AUD 0 252 0 100.0

1 20 0 .0

Overall Percentage 92.6

a. Constant is included in the model.


(3)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -2.534 .232 118.952 1 .000 .079

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables IFRS 4.257 1 .039

SIZE .008 1 .927

ROA 5.925 1 .015

KOMP 1.788 1 .181

Overall Statistics 10.844 4 .028

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant IFRS SIZE ROA KOMP

Step 1 1 154.590 -1.956 .234 .013 -.787 -.162

2 133.547 -3.089 .522 .036 -2.350 -.368

3 128.856 -3.946 .721 .064 -4.872 -.530

4 128.398 -3.961 .771 .063 -6.047 -.566

5 128.393 -3.931 .776 .062 -6.180 -.567

6 128.393 -3.930 .776 .062 -6.182 -.567

7 128.393 -3.930 .776 .062 -6.182 -.567

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 142.895

d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.


(4)

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 14.501 4 .006

Block 14.501 4 .006

Model 14.501 4 .006

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 128.393a .052 .127

a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 8.914 8 .350

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

AUD = 0 AUD = 1

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 27 26.799 0 .201 27

2 27 26.310 0 .690 27

3 26 26.014 1 .986 27

4 27 25.825 0 1.175 27

5 25 25.683 2 1.317 27

6 26 25.409 1 1.591 27

7 27 25.030 0 1.970 27

8 22 24.500 5 2.500 27


(5)

Classification Tablea

Observed

Predicted

AUD

Percentage Correct

0 1

Step 1 AUD 0 251 1 99.6

1 20 0 .0

Overall Percentage 92.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a IFRS .776 .515 2.269 1 .132 2.173

SIZE .062 .186 .110 1 .740 1.064

ROA -6.182 2.358 6.876 1 .009 .002

KOMP -.567 .527 1.157 1 .282 .567

Constant -3.930 4.921 .638 1 .425 .020

a. Variable(s) entered on step 1: IFRS, SIZE, ROA, KOMP.

Correlation Matrix

Constant IFRS SIZE ROA KOMP

Step 1 Constant 1.000 .183 -.995 .068 .332

IFRS .183 1.000 -.249 .108 .130

SIZE -.995 -.249 1.000 -.086 -.386

ROA .068 .108 -.086 1.000 -.011


(6)

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities 80 +

+

| |

| |

F |

|

R 60 +

+

E |

|

Q |

|

U | 0

|

E 40 + 0

+

N | 00

|

C | 00

|

Y | 00 1

|

20 + 0000

+

|00000000 11 |

|00000000000 |

|000000000000111 100 |

Predicted ---+---+---+---+---+---

---+---+---+---+---Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5

.6 .7 .8 .9 1

Group:

000000000000000000000000000000000000000000000000001111111111111111 1111111111111111111111111111111111

Predicted Probability is of Membership for 1 The Cut Value is .50

Symbols: 0 - 0 1 - 1


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Auditor Dan Ukuran Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 59 86

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan perbankan di Indonesia : Periode 2011-2013

1 7 103

PENGARUH PENERAPAN IFRS, UKURAN PERUSAHAAN, KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 28

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, KOMPLEKSITAS OPERASI, DAN UKURAN KAP Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Dan Ukuran Kap Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

0 2 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Dan Ukuran Kap Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015).

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Dan Ukuran Kap Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015).

0 4 10

PENDAHULUAN Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015).

0 3 8

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2012-2013.

0 0 22

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kap terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2013.

1 4 22

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58