Sejarah Hidup Nabi Ibrahim As

32

BAB III AYAT-AYAT MIMPI NABI IBRAHIM AS

A. Sejarah Hidup Nabi Ibrahim As

Nabi Ibrahim as adalah satu-satunya Nabi selain Nabi Muhammad saw yang namanya disebut dalam Al- Qur’an, karena Nama Ibrahim As sendiri di dalam Al- Qur’an disebutkan sebanyak 69 kali dalam 24 surat. Frekwensi ini memang cukup banyak, ternyata nama Musa as lebih banyak disebut yaitu 136 kali, akan tetapi nama Musa tidak sebagaimana nama Nabi Ibrahim yang tidak disebut sebagai nama surat. 1 Nabi Ibrahim as adalah bapak para Nabi sebab keturunannya banyak yang diangkat Allah menjadi rasul-Nya, Nabi Ibrahim as lahir di Babylon. Nabi Ibrahim as adalah anak dari Ajar, tukang pembuat patung-patung menjadi sesembahan mereka, menurut riwayat lain juga mengatakan bahwa : Nabi Ibrahim as adalah anak dari Ajar dengan nama lengkapnya ialah Ibrahim bin Ajar bin Tanur bin Siruz bin Rouf bin Falidz bin Amir bin Salih bin Arfaksad bin Sam bin Nuh dan ditegaskan pula dalam Al- Qur’an bahwa Nabi Ibrahim as adalah keturunan dari Nabi Nuh as. 2 Sebagaimana Firman-Nya :       Artinya: “Dan sesungguhnya Ibahim benar-benar termasuk golongannya Nuh As. ”Q.S. Ash-Shafat : 83. 3 1 Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al- Qur’an, Tafsir Sosial Berdasarkan Kunci-kunci, Paramadina, 1996, hal.723 2 Kholilah Marhijanto, Kisah Teladan 25 Nabi, hal.79 3 Soenarjo, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Pentafsir Al- Qur’an: Jakarta: 1971, hal.723 33 Menurut Jamakh sari dalam tafsirnya “Al Kasy-syaf” dalam kutipan Hamka, menyebutkan bahwa nabi-nabi di antara Nabi Nuh dan Ibrahim as itu hanya 2 orang, yaitu Nabi Hud as dan Nabi Sholih as. Kata Jamakhsari dalam tafsirnya itu, jarak antara Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim as, kurang dari 2640, Nabi Ibrahim disebut dari golongan Nuh, ialah karena keduanya sama-sama pemberi ingatan yang diutus Tuhan. Mungkin syariat pun berbeda, karena umatnya pun telah menuruti perkembangan pula, namun pokok ajarannya pun tetap sama, yaitu memperingatkan tentang Ke Esa-an Tuhan. 4 1. Masa Kelahiran Nabi Ibrahim As Nabi Ibrahim as dilahirkan oleh seo rang bapak yang bernama “Azar” Nabi Ibrahim as dilahirkan di tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan kemusyrikan dan kekufuran, tetapi Nabi Ibrahim as terpelihara dari kekufuran itu. Siapakah yang memelihara dan menjaga Ibrahim dari perbuatan itu?, itulah Allah swt yang menjadikan alam semesta ini, yang berkuasa dalam segala hal dan Allah menghendaki Nabi Ibrahim as menjadi seorang Nabi dan Rasul yang akan menyampaikan risalahnya kepada manusia yang buta dalam hal keimanan itu. 5 Apalagi di zaman Nabi Ibrahim as itu ada seorang raja yang sangat dholim yang bernama “Namrudz”. Nabi Ibrahim as semasa kecilnya hampir sama dengan keadaan Nabi Musa as, yaitu sama-sama dipisahkan dari Ibunya, karena ada undang- undang raja yang tidak membolehkan menghidupi bayi laki-laki yang lahir di waktu itu. 6 4 Hamka, Tafsir Al-Azhâr, Jakarta: Panjimas,2000, Cet. Ke-1, hal.131 5 Hadyah Salim, Qissotul al-Anbiyâ Bandung : Al Maarif, 1970, Cet. Ke-1, hal.40 6 Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al- Qur’an, Tafsir Sosial Berdasarkan Kunci-kunci, Paramadina, 1996, hal.40 34 Nabi Ibrahim as lahir di Kota Kauhariyah dekat dengan Urr dan Babylon dia tumbuh di dalam gua, dan Allah telah menjaganya. Dia mengajarkan bagaimana mengisap jari-jarinya untuk bertahan hidup, yang mana pada jari-jarinya keluarlah madu-madu. Namrudz ingin membunuh Ibrahim as, namun Allah menginginkannya tetap hidup. Allah menginginkan Ibrahim membimbing para penyembah berhala. Ibrahim tumbuh di gua itu. Suatu hari ibunya datang ke gua itu Ia memeluk, mencium, dan membawanya pulang ke rumah. 7 2. Ibrahim Seorang Pemuda Yang Beriman Ibrahim tinggal di rumah Azar karena Azar adalah kakek dari ibunya, karena itulah Nabi Ibrahim as memanggilnya Ayah. Ketika Nabi Ibrahim tumbuh menjadi seorang pemuda Allah swt menganugrahkannya kecerdasan yang luar biasa, karena ia memiliki hati yang bersih. Maka dari itu ia heran melihat orang-orang yang menyembah berhala, karena ia tahu bahwa Allah lebih besar dari berhala itu. 8 Ketika Ibrahim as berusia 16 tahun semua orang di Babylon tahu bahwa Ibrahim tidak menyembah Tuhan mereka dan bahkan justru meremehkannya. Nabi Ibrahim merupakan seorang yang bijak, ia ingin orang-orang itu memperbaiki keyakinan mereka yang salah, ia ingin mengatakan pada mereka bahwa Allah adalah lebih besar dari berhala-berhala mereka. Ibrahim as adalah seorang pemuda yang sopan, dan ia sangat mencintai ayahnya. Ibrahim as berpamitan kepada ayahnya, dan sebelum pergi meninggalkannya ia berkata “salam bagimu” aku akan berdoa pada Tuhanku untuk memaafkan kamu, sesungguhnya ia penuh kasih sayang kepadaku. Setelah Nabi Ibrahim as menjadi seorang pemuda, ia telah diberi oleh Allah swt suatu 7 Kamal Al-Sayid, Kisah-kisah Terbaik Al- Qur’an, Jakarta: Pustaka Jahro,2004, Cet. Ke-1, hal.60 8 Kamal Al-Sayid, Kisah-kisah Terbaik Al- Qur’an, Jakarta: Pustaka Jahro,2004, Cet. Ke-1, hal.61 35 kepintaran berpikir yang luar biasa dan berani berdebat dengan bapaknya dan kaummya tentang keTuhanan. 9 Hal ini diterangkan dalam Firman Allah :                                                                     Artinya: “Sesungguhnnya telah Kami anugrahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum Musa dan Harun, 10 dan adalah Kami mengetahui Keadaannya. Ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya : “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya” Mereka menjawab : “Kami mendapati bapak-bapak Kami menyembahnya” Ibrahim berkata : “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata” Mereka menjawab : “Apakah kamu datang kepada Kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang –orang yang bermain-main”. 11 Ibrahim berkata : “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya, dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu”. Demi Allah “ Sesunguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala- berhala mu sesudah kamu pergi meninggalkannya. 12 Q.S. Al-Anbiya 51-57. 13 9 Hadyah Salim, Qissotul al-Anbiy â Bandung: Al Maarif,1970, Cet. Ke-1, hal.43 10 Maksudnya, sebelum diturunkan taurat kepada Nabi Musa as, dan Nabi Harun as. 11 Maksudnya, apakah kamu menyeru kami kepada agamamu sebenar-benarnya atau atau kamu hanya bermain-main. 12 Ucapan-ucapan diucapkan Ibrahim as dalam hatinya saja. Maksudnya, Nabi Ibrahim as akan menjalankan tipu dayanya untuk menghancurkan berhala-berhala mereka, sesudah mereka meninggalkan tempat-tempat berhala itu. 13 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.501 36 3. Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala Pada masa itu orang-orang menyembah berhala, mereka menyembah Mardukh Tuhan para Tuhan, Ay Tuhan keadilan dan hukum, Seen Tuhan surga, dan lain-lain, dan banyak juga yang menyembah venus, bulan, dan matahari, tidak ada yang menyembah Allah swt. Dengan bimbingan Allah swt, maka timbullah niatnya untuk menghancurkan berhala secara besar-besaran sebab dengan demikian ia dapat berhadapan dengan raja Namrudz dan sekaligus berdebat dengannya mengenai kebenaran, dan kemudian Ibrahim secara sembunyi-sembunyi menuju patung-patung yang mereka sembah dan berkatalah Ibrahim kepada Patung-patung itu dengan memperolok-olokk an “tidakkah kalian makan makanan yang disajikan Kami, apakah yang mencegah kalian, hai patung-patung? .” Maksud Ibrahim dengan perkataan itu hanya mengejek saja. 14 Hal ini dijelaskan dalam Firman Allah :             Artinya: “Kemudian Ibrahim pergi dengan diam-diam kepada Tuhan mereka berhala lalu ia berkata: “Apakah kamu tidak makan”, 15 mengapa kamu tidak menjawab? ”.Q.S As-Shaffat: 91-92. 16 Nabi Ibrahim as merencanakan perencanaannya dengan diam-diam dalam hatinya untuk beberapa hari lamanya, sebab menunggu kesempatan yang baik. Nabi 14 Mustofa al-Marogi, Tafsir Al-Marogi, Semarang: Karya Toha,1993, Cet Ke-2, hal.122 15 Maksud Ibrahim dengan perkataan itu, ialah mengejek berhala-berhala itu, karena dekat berhala itu banyak diletakkan makanan-makanan yang baik sebagai sajian-sajian. 16 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.724 37 Ibrahim mengetahui bahwa pada hari-hari tertentu penduduk kota meninggalkan rumahnya, guna berburu. Perburuan yang dilakukan seluruh penduduk kota itu untuk memperingati suatu perayaan, dan hasil buruan itu untuk pesta. Sambil menunggu kesempatan yang baik, Nabi Ibrahim tak henti-hentinya berdoa meminta kekuatan bathin dalam menghadapi orang-orang kafir. 17 Akhirnya datanglah hari-hari yang ditunggu-tunggu itu. Semua penduduk kota tidak ada yang ketinggalan dan pergi ke hutan untuk berburu. Pada tanah lapang tersebut terdapat ratusan berhala mulai yang berukuran kecil sampai dengan yang berukuran besar. Bagi berhala yang besar untuk raja Namrudz sedangkan berhala yang kecil untuk rakyatnya . Dengan pandangan yang sengit Nabi Ibrahim as terhadap patung-patung itu sebab patung- patung “Berahala” yang disembah itu diam saja, maka Nabi Ibrahim as menuju patung-patung itu sehingga patung-patung itu dihancurkannya berkeping- keping kecuali patung yang besar saja yang tidak dihancurkannya. Sebagaimana Firman Allah :        Artinya: “Lalu dipakainya berhala-berhala itu dengan tangan kanannya Q.S. As-Shafat : 91. Jadi jelaslah, betapa beraninya Nabi Ibrahim as menghancurkan berhala- berhala persembahan mereka, dan sepeninggalan mereka yang sedang beramai-ramai ke tempat bersuka ria. 18 17 Kholilah Marhijanto, Kisah-kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, Surabaya: Ar-Qola,1995, Cet Ke-2, hal.95 18 Mustofa al-Marogi, Tafsir Al-Marogi, Semarang: Karya Toha,1993, Cet Ke-2, hal.122 38 4. Ibrahim Mancari Tuhan Saat hari menjadi gelap, Ibrahim mencari kebenaran dan terlihat penerangan yang menyala di suatu kuil orang-orang menyembah venus, sedang melihat ke langit dengan kerendahan hati mereka berpikir bahwa venus adalah Tuhan mereka yang memberi pencaharian dan kenikmatan. Ibrahim as berdiri bersama mereka melihat langit, ia mencari pencipta bumi yang sebenarnya. Saat itu terlihat bulan bersinar yang muncul di langit dan memberi penerangan yang berwarna perak. Nabi Ibrahim adalah seorang yang bijak, ia ingin orang-orang itu memperbaiki keimanan mereka yang salah. Ia ingin mengatakan pada mereka bahwa Allah lebih besar dari tuhan mereka, karenanya ia berkata pada mereka. “Bukan itu T uhanku”. 19 Ketika pagi tampak cerah, maka muncullah matahari yang bulat dan bersinar terang sehingga manusia bekerja tanpa bantuan lentera, ia menganggap itu adalah Tuhan. Namun ketika sore matahari semakin lama semakin hilang dan lenyap di sebelah barat. Hal ini mengecewakan hatinya. Ia pun memastikan bahwa matahari bukanlah Tuhan, sebab matahari tidak abadi. 20 Sebagaimana Firman Allah :                                                        19 Kamal Al-Sayid, Kisah-kisah Terbaik Al- Qur’an, Jakarta: Pustaka Jahro,2004, Cet. Ke-1, hal.60 20 Kholilah Marhijanto,Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, Surabaya: Ar-Qola, 1995, hal.86 39                 Artinya: “Ketika malam telah menjadi gelap, ia melihat sebuah bintang lalu ia berkata : “Inilah Tuhanku” tetapi tetkala bintang itu hilang ia berkata “Saya tidak suka kepada yang tenggelam ”. “Kemudian tetkala bulan terbit ia berkata : “ inilah Tuhanku “tetapi setelah bulan itu terbenam ia berkata “sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang- orang yang sesat”. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, ia berkata: inilah Tuhanku, ini yang lebih besar maka tatkala matahari itu telah tenggelam ia berkata hai kaumku sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadap diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. “Dan dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku dan aku tidak takut kepada malapetaka dari tuhan-tuhan yang kamu persekutukan dengan Allah kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu dari malapetaka itu pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu maka apaka h kamu tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya. “Q.S. Al- An’am: 76-79. 21 Demikianlah cara Ibrahim mencari Tuhannya setelah diperlihatkan Allah kepada Nabi Ibrahim as tanda-tanda keagungan-Nya, dan dengan itu teguhlah keimanannya kepada Allah swtAyat di atas, maka Ibrahim memimpin kaumnya kepada tauhid dengan mengikuti jalan alam pikirannya setelah melihat dan merenungkan kesesatan kaumnya termasuk ayahnya lantaran menyembah berhala itu, dan ditunjukkanlah kebesaran alam dengan ciptaan-Nya yang Maha luas, sungguh teguhlah cinta dalam hatinya. 22 21 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.76-79 22 Hamka, Tafsir Al-Azhâr, Jakarta: Panjimas,2000, Cet. Ke-1, hal.135 40 5. Nabi Ibrahim As dihukum Raja Namrudz Penduduk Babylon memiliki banyak minyak, tar dan belerang, karenanya mereka memutuskan untuk membuat api yang besar, untuk menghukum Ibrahim as yang telah menghancurkan tuhan-tuhan mereka. Kemudian mereka mengumpulkan kayu di luar kota selama lebih dari sebulan, dan menuangkan tar dan minyak di atasnya, dan setelah kayu dan tar terkumpul, kemudian Nabi Ibrahim as diikat dengan kuat. 23 Sebelum kayu dibakar, terlebih dahulu raja Namrudz berkata pada rakyatnya. : “wahai rakyatku Ibrahim as adalah salah satu contoh bagi kalian, jika ada yang menghianati dan berusaha menghancurkan Tuhan-tuhan kita, niscaya aku akan lakukan pembaka ran seperti pada Ibrahim” teriak raja Namrudz” memberi peringatan, kemudian kayu itu dinyalakan, setelah kayu menjadi kobaran api, maka Nabi Ibrahim dilemparkan kedalamnya. Orang-orang yang mulai membenarkan ajaran Nabi Ibrahim terpekik menahan rasa malu. Meskipun demikian, mereka tidak berani menolong Nabi Ibrahim. Sebab mereka takut siksaan raja yang kejam itu. 24 Merekapun menyayangkan bahwa Nabi Ibrahim telah berakhir hidupnya, dan mereka yang menang dalam hal ini alangkah terkejutnya, sewaktu melihat api sudah padam, kayu bakar sudah habis, maka keluarlah Ibrahim dari dalam api dengan selamat, dan sehelai rambut pun tidak ada yang terbakar. Hal ini dibenarkan dalam kitabnya. 25         23 Kamal, Al-Sayid, Kisah-kisah Terbaik Al- Qur’an, Jakarta: Pustaka Jahro, 2004, hal.68 24 Kholilah Marhijanto, Kisah-kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, Surabaya: Ar-Qola,1995, Cet Ke-2, hal.95 25 Hadyah Salim, Qissotul al-Anbiyâ, Bandung: Al Maarif, 1970, hal.46 41 Artinya: “Kami Berfirman : “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”. Q.S. Al-Anbiya : 69. 26 Beginilah kekuasaan Allah swt dan tak ada bandingannya. Api, walaupun sangat panas tetapi api dapat menjadi dingin apabila Tuhan mengatakan “dingin”, maka dinginlah api itu untuk Ibrahim seorang, dan bukan main panasnya bagi orang lain. 27 6. Nabi Ibrahim Menyeru Ayahnya Nabi Ibrahim as tak bosan-bosannya menyeru bapaknya agar lekas bertobat kepada Allah swt sebagaimana diterangkan dalam kitabnya. 28                                                       Artinya: “Ingatlah ketika ia berkata kepada Bapaknya” wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun. Wahai bapakku sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu manyembah syaitan sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah. 26 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.503 27 Hamka, Tafsir Al-Azhâr, Jakarta: Panjimas, 2000, hal.47 28 Hadyah Salim, Qissotul al-Anbiyâ Bandung: Al Maarif,1970, Cet. Ke-1, hal.43 42 Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan yang Maha Pemurah maka kamu akan menjadi kawan dari syaitan. Q.S. Maryam : 42-45. 29 Seruan Nabi Ibrahim pun dijawab oleh bapaknya sebagaimana Firman Allah :                Artinya: “Berkata bapaknya : “Bencikah kamu kepada Tuhan-tuhanku hai Ibrahim” jika kamu tidak berhenti maka niscaya kamu akan kurajam dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama” Q.S. Maryam: 46. 30 Kemudian Ibrahim menyatakan “selamat kuucapkan kepada engkau bapakku Nanti kumintakan engkau kepada Tuhanku, bahwa Tuhan itu sangat baik. Aku memisahkan diri darimu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah .” Semenjak itulah, kepindahan Nabi Ibrahim ke tanah suci Baitul Maqdis dan di sanalah beliau berumah tangga sampai punya anak yang shaleh serta keturunan yang baik. Firman Allah swt :                Artinya: “Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah K ami anugerahkan kepadanya Ishak dan Ya’kub dan masing-mas ingnya kami angkat menjadi Nabi.” Q.S. Maryam: 49. 31 29 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.467 30 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.467 31 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.468 43 7. Istri Nabi Ibrahim dan Anaknya Nabi Ibrahim as mempunyai 2 Istri, istri yang pertama bernama “Siti Sarah” dan istri yang kedua bernama Siti Hajar. 32 Allah swt tidak memberikan anak kepada Ibrahim, Sarah istrinya menyadari bahwa ia adalah wanita mandul karenanya ia memutuskan untuk memberikan budak wanitanya untuk dinikahi Ibrahim. Saat itu Ibrahim berumur 70 tahun, namun demikian ketika ia menikahi Siti Hajar Allah mengaruniainya seorang anak yang bernama Isma’il as. Setelah Nabi Ibrahim mengawini Siti Hajar dan melahirkan seorang anak laki- laki Ismail, ternyata membuat kecemburuan di hati Siti Sarah. Ia sangat iri dengan anak yang dilahirkan Siti Hajar, sebab sampai usia tua ia belum juga dikaruniai seorang anak sedangkan Siti Hajar yang baru dinikahi Nabi Ibrahim dikaruniai anak. 33 Meskipun demikian Siti Sarah tidak berhenti memohon kepada Allah swt, sebab ia meyakini jika suatu saat doanya pasti terkabulkan. Di waktu Siti Sarah lanjut usia ia diberi kabar oleh 3 malaikat yang menyamar sebagai manusia. Ketiga malaikat itu mengatakan bahwa: Sarah akan memiliki anak laki-laki dan kelak akan menjadi panutan kaumnya. 34 Sebagaimana diterangkan didalam Al- Qur’an sebagai berikut:         32 Hadyah Salim, Qissotul al-Anbiyâ Bandung: Al Maarif,1970, Cet. Ke-1, hal.48 33 Kamal Al-Sayid, Kisah-kisah Terbaik Al- Qur’an, Jakarta: Pustaka Jahro,2004, Cet. Ke-1, hal.72 34 Kholilah Marhijanto, Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, Surabaya: Ar-Qola, 1995, hal.156 44 Artinya: “Mereka berkata: “Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya Kami memberikan kabar gembira kepadamu dengan kelahiran seorang anak laki-laki yang akan menjadi orang yang alim” 35 Q.S. AlHijr: 53. 36 8. Nabi Ibrahim Membangun Ka’bah Ibrahim as pergi ke tanah Hijaz untuk mengunjungi Isma’il. Isma’il telah tumbuh dewasa, Ia tinggal bersama suku Juhrum di Hijaz. Setelah beberapa lama, di tempat itu Nabi Ibrahim as mendapat wahyu dari Allah swt agar membangun Ka’bah di Mekah. Setelah mendapat wahyu bergegaslah Nabi Ibrahim kembali menemui anaknya dan istrinya di Mekah, dan setelah tiba di tempat Nabi Ibrahim menceritakan Ikhwal mimpinya itu kepada Ismail As dan Ismail mendukung perkataannya, kemudian Ibrahim menuju tempat yang hendak dijadikan berdirinya Baitullah itu. D alam mimpinya Allah menyuruh Nabi Ibrahim untuk mendirikan Ka’bah di dekat sumur zam-zam, dan d isanalah Nabi Ibrahim dan Ismail membangun Ka’bah yang merupakan simbol ke Esaan Allah di muka bumi. 37 Karenanya Ka’bah adalah bangunan pertama yang dibangun untuk manusia atas perintah Allah, yang didalamnya ada tanda-tanda yang jelas seperti tempat makam Ibrahim as. Siapa saja yang berada di dalamnya maka ia akan aman, kemudian Allah mengajarkan kepada dua Nabi itu cara-cara Ibadahnya seperti Haji. 38 Sebagaimana Firman Allah, Sebagai berikut : 35 Yang dimaksud dengan seorang anak laki-laki yang alim ialah Ishak as. 36 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.395 37 Kamal Al-Sayid, Kisah-kisah Terbaik Al- Qur’an, Jakarta: Pustaka Jahro, 2004, hal.74 38 Kholilah Marhijanto, Kisah-kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, Surabaya: Ar-Qola,1995, Cet Ke-2,hal.150 45                                            Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, di antaranya maqom Ibrahim”, 39 barang siapa memasukinya menjadi Amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban bagi manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. 40 Barang siapa mengkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam. Q.S. Al-Imran 97-98. 41 9. Wafatnya Nabi Ibrahim As Nabi Ibrahim as adalah sosok seorang Nabi yang dapat dijadikan Imam, yang patuh kepada Allah dan seorang yang selalu memegang kebenaran dan tak pernah meninggalkannya. Pada akhirnya Nabi Ibrahim as meninggal dunia pada usia ke 175 tahun Sebelum Masehi “SM” belum diketahui pasti tanggal berapa Beliau wafat, dan dikebumikan di samping kuburan “Siti Sarah”, pada waktu itu Sarah wafat pada tahun 128 M. 42 39 Maksudnya ialah, tempat Nabi Ibrahim as berdiri membangun ka’bah. 40 Yaitu, orang yang sanggup mendapatkan perbekalan dan alat-alat pengangkutan serta sehat jasmani dan perjalanan aman. 41 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.92 42 Abdul Aziz Sayid, Qissotul Anbiyâ, Beirut, Cet. Ke-4, hal.110 46

B. Mimpi Nabi Ibrahim Dalam Al-Qur’an