Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kisah tentang umat Islam yang merupakan bagian dari isi Al-Qur ’an yang esensial dari segi proporsi, kisah menempati bagian terbanyak dalam keseluruhan kitab suci. Kisah- kisah itu diturunkan sebagai media penyampaian pesan kepada umat manusia tentang usaha terus menerus meningkatkan harkat martabat manusia sebagai puncak ciptaan Ilahi. 1 Beribadah kepada Allah adalah esensi dari ajaran para Nabi dan Rasul oleh karena itu Allah dalam kitabnya Al-Qur ’an telah mengisahkan di dalamnya berbagai hal tentang mimpi baik tentang kisah mimpi Nabi Ibrahim, Nabi Yusuf, atau Nabi Muhammad saw. Mimpi merupakan aktifitas fikiran yang dalam keadaan sadar disebut imajinasi, sebagai imajinasi yang jika dikendalikan oleh kehendak akan menjadi suatu fikiran, maka mimpi yang diarahkan akan menjadi mimpi yang nyata, memang benar bahwa kehendak akan kehilangan kontrol pada saat manusia tidur, tetapi jika diteliti secara mendalam tentang seluruh sifat dan cara kerjanya, mimpi biasanya di bawah pengaruh kebiasaan. 2 Perwujudan mimpi itu sendiri, adakalanya berupa bisikan jiwa yang masuk ke dalam hati atau kondisi-kondisi rohani yang tergambar dalam imajinasi. Hal ini karena seluruh perasaan tidak tenggelam pada saat manusia tidur, sehingga orang 1 Nurcholish Majid, Islam Agama Peradaban, Jakarta: Paramadina, 2000, Cet. Ke-2, hal.45 2 Inayat Khan, Dimensi Spiritual Psikologi, Bandung: Pustaka Hidayah, 2000, Cet. Ke-1, hal.214 2 menduga seakan-akan ia dalam keadaan terjaga dan mampu melihat dengan sebenarnya padahal itu semua merupakan proyeksi atau gambaran yang tertanam di hati manusia. Ketika rasa fisik terasa hilang dari mereka, yang tertinggal adalah objek-objek imajinasi yang diketahui melalui rasa dan bersifat langsung. Kondisi seperti ini sedemikian menguat di benak pemiliknya. 3 Pada saat terjaga kondisi tersebut melemah karena didominasi oleh kondisi- kondisi indrawi yang ada dalam kenyataan, serta munculnya pengetahuan langsung, seperti orang yang disinari oleh lampu di tempat yang gelap gulita. Saat orang yang tidur terjaga ia akan ingat apa yang tergambar di dalam tidurnya termasuk hal-hal atau peristiwa yang datang dalam hati pada saat tidur. Mimpi merupakan keseharian bagi manusia, setiap hari manusia pasti tidur dan dalam tidur itulah mimpi hadir tanpa didasari. Mimpi merupakan kawan dekat manusia, yang setiap hari datang dalam kehidupan manusia baik diinginkan maupun tidak diinginkan, terkadang mimpi itu indah terkadang biasa, tetapi tidak jarang pula mimpi buruk yang hadir dalam tidur bisa menolak kehadiran atau menggantinya sesuai dengan keinginan. Hal-hal yang datang dalam mimpi seseorang, terkadang dari syaitan dan terkadang juga bukan. Mimpi itu ada yang bermakna dan ada juga yang hanya sekedar bunga tidur saja, namun pada dasarnya mimpi itu datang dari Allah swt, dan 3 Usman Sya’roni, Otentisitas Hadist, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002, Cet. Ke-1, hal.60 3 adapun mimpi yang mengandung makna syariat adalah mimpi Nabi Ibrahim as untuk menyembelih anaknya Ismail Qurban. Sebagaiman Firman Allah swt:                              Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabarQ.S As-Shaffat:102. 4 Di dalam Al-Quran kisah mimpi Nabi Ibrahim dan Ismail anaknya, disebutkan dalam surat As-Sofat ayat: 100- 107 “sehingga Allah syariatkan melalui mimpi Nabi Ibrahim as y aitu Ibadah Qurban” 5 sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada penciptanya Allah swt. Kisah mimpi Nabi Ibrahim tersebut mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Karena mimpi Nabi Ibrahim senantiasa mengiringi langkah-langkah perjalanan hidup manusia sehingga dapat melahirkan amal-amal kebajikan dan pemahaman yang baik pada Tuhannya. Kitab-kitab suci diturunkan dan menjadi 4 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.725 5 Kholil Al-Anbari, Kamus Tafsir Mimpi, Solo: Ar-Raiyan, 2005, Cet. Ke-1, hal.194 4 tulang punggung syariat, juga menjadi tolak ukur ditegakkannya ajaran Nabi dan Rasul. Jadi kisah mimpi Nabi Ibrahim mempunyai kedudukan yang agung dan tinggi diantara sekian banyak mimpi ia memiliki aturan-aturan dan syariat-syariat beribadah qurban bagi umat manusia mulai dari Nabi Ibrahim as sampai dengan umat Nabi Muhammad sekarang ini yang pelaksanaanya dilaksanakan pada hari raya Idul Adha, hal ini merupakan inti dari kisah mimpi Nabi Ibrahim sebagai bapak dari para Nabi dan Rasul. Dari sekian banyak kisah mimpi, baik itu mimpi Nabi Yusuf, Nabi Muhammad, tetapi hanya mimpi Nabi Ibrahim yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Di samping studi ini belum ada yang menyentuhnya sehingga menarik untuk dikaji dan ditelaah secara mendalam terutama kisah mimpi Nabi Ibrahim dan penyembelihannya. 6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah