Mimpi Nabi Ibrahim Dalam Al-Qur’an

46

B. Mimpi Nabi Ibrahim Dalam Al-Qur’an

Kisah Mimpi Nabi Ibrahim as di dalam Al-Quran adalah merupakan wahyu dari Allah swt, sebagai dasar hukum qurban karena Allah mensucikan mereka yang beriman dari syaitan dan tipu dayanya, Firman Allah swt:            Artinya: “Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya” Q.S An-Nahl:99. 43 Allah juga menjadikan mimpi baik dengan kehadiran malaikat dan mimpi buruk dengan kehadiran syaitan padahal untuk menggoda orang shaleh saja sulit apalagi para Nabi, Allah menjaga para Nabi dari syaitan baik dalam keadaan terjaga maupun tidur. Oleh karena itu, mimpi merekapun merupakan wahyu dari Allah swt dan hal ini agar mereka terjaga dari tercampurnya antara yang hak dan yang bathil, sehingga mereka menyampaikan yang benar saja tanpa tercampurnya dengan suatu yang tidak diridhai Allah swt. Oleh sebab itu Allah menjaga mereka saat tidur, sebagaimana Allah memelihara saat terjaga. 44 Dalam Al- Quran kisah ”Mimpi Nabi Ibrahim dibenarkan oleh dirinya karena Nabi Ibrahim tahu bahwa mimpinya itu merupakan wahyu dari Allah tanpa tercampurnya oleh syait an”. Sebagaiman Firman Allah swt: 43 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.417 44 Syaih Usamah Al-Alawi, Hukum Mimpi Menurut Al-Qur ’an dan Hadits, Jakarta Selatan: Mustaqim, 2003, Cet. Ke-2, hal.78 47              Artinya: “Dan Kami panggillah dia: Hai Ibrahim,Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu 45 Sesungguhnya Demikianlah kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik” Q.S As-Shaffat:104-105. 46 Dengan mimpi itu Allah memberikan wahyu kepada para Nabi dan kabar gembira kepada siapa saja yang dikehendaki dari golongan orang-orang yang beriman atau memperingati mereka dari kemurkaan dan memberi petunjuk kepada mereka agar bersabar dalam menghadapi ujian dari Allah swt. Oleh karena itu, Rasulullah saw menempatkan mimpi yang benar adalah bagian dari empat puluh enam bagian dari kenabian, sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan dari Bukhari dan Muslim: نم نمﺆﻤلا اَيؤر َلاَق َﻢڰَّسَو ݑﻴََّع ها ݗڰَّﺻ ها َلوسَر ڰَّﺃ ݑݏَع ها َيضَر َۺَﺮيَﺮﻫ ݗبَﺃ نَع ۺڰوﺒڱݏلا َنم اًءزج َنﻴعَبرَﺃَو ﺔڰّس نم ءزج ﻢّسمو ݖراخﺒلا ﻩاور . Artinya: “Abi Hurairah ra berkata: Nabi saw bersabda: mimpi seorang mukmin merupakan bagian dari empat puluh enam bagian dari kenabian HR.Bukhari dan Muslim”. 47 “Kitab suci Al-Quran dan As-Sunnah adalah sebagai bukti bahwa kisah mimpi Nabi Ibrahim as itu merupakan bagian syariat dari ajaran Islam, karenanya dalam Al-Quran yang menerangkan tentang kisah Nabi Ibrahim sampai dengan kisah 45 yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah swt dan wajib melaksanakannya. 46 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.725 47 Mu h ammad Fuad Abdul Baki, Al- Lu’lu Wal Marjân Terjemah, Surabaya: Bina Ilmu, 1996, Juz-2, hal.859 48 mimpinya terungakap dalam jumlah 68 ayat dan di 25 surat” 48 ini membuktikan bahwa kitab suci yang dibawa Nabi Muhammad saw menguatkan syariat dari Nabi Ibrahim as. Secara khusus Al-Qur ’an menegaskan bahwa makna kisah-kisah itu harus dipikirkan dan direnungi sebagai sumber pelajaran, “kisahkanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir” 49 “dan sesungguhnya dalam kisah-kisah itu ada Tamsil – Ibarat, bagi mereka yang berfikir mendalam”, kisah-kisah Al-Qur’an juga disebut sebagai sebaik- baiknya kisah, dan merupakan kisah-kisah kebenaran, kisah-kisah umat masa lalu merupakan sejarah umat manusia maka kerangka besar keseluruhan itu ialah sejarah dengan hukum-hukum Allah yang telah ditetapkan Allah. Berdasarkan penegasan-penegasan kitab suci Al-Qur ’an maka jelaslah bahwa “Kisah mimpi Nabi Ibrahim as merupakan wahyu dari Allah swt yang mempunyai kedudukan sangat tinggi dan agung, dalam syariat Agama Islam yaitu beribadah qurban sehingga berkembanglah sampai umat Islam sekarang ini, hal ini sudah menjadi syariat Agama Islam sekarang. Sebab dengan adanya qurban berarti umat Islam ingat akan kesabaran Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail dalam menghadapi ujian yang sangat berat, selain itu untuk menghormati kedua Nabi yang sabar itu. 50 Dalam kaitan ini, Al-Imam At-Tirmidzi menyatakan ba hwa “Mimpi yang benar adalah mimpi para Nabi dan Rasul, dan orang-orang shaleh yang mengikuti jejak para Nabi, tetapi terkadang bisa didapat selain dari mereka walaupun jarang 48 Mu h ammad Fuad Abdul Baki, Mu’jam Al-Mufarros f î Al-fâdil Qur ’an, Nasr Tanaju, 1981, hal. 1-2 49 Soenarjo, Al-Qur ’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Pentafsir Al-Quran, 1971, hal.271 50 Kholilah Marhijanto, Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, Surabaya: Ar-Qola, 1995, Cet. Ke-2, hal.147 49 mimpi itu akan menjadi kenyataan seperti yang diimpikan. 51 Begitu juga Muhammad Fuad Abdul Baki menyatakan bahwa, “ mimpi baik itu datang dari Allah, sedangkan Mimpi buruk itu datangnya dari syaitan”. 52 Orang-orang yang mengimani Nabi Muhammad saw, berarti mereka membenarkan Misi yang dibawa dan mentaati apa yang diperintahkannya. Meninggalkan apa yang dilarangnya serta beribadah kepada Allah sesuai dengan petunjuk. Jadi, syariat qurban Nabi Ibrahim tercermin dalam syariat Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad. Dalam hal ini, mimpi terkadang mengarahkan jalan sejarah suatu bangsa. Mimpi Nabi Ibrahim tentang perintah untuk mengorbankan anaknya, kepatuhannya kepada kehendak Allah dan kemauannya untuk menyerah kepada keimanan mutlak pada Allah, menjadikan dirinya sebagai Muslim sejati pertama dan juga bapak para Nabi. 53 Ketaatan atas perintah Allah swt mutlak dijalankan. Terlebih dahulu Nabi Ibrahim berdo’a memohon kepada Allah agar diberi seorang putera yang baik. 54 Sebagaimana Firman Allah dalam surat As-Shafat :       Artinya: “Wahai Tuhanku karuniakanlah aku seorang keturunan yang baik” Q.S. Ash- Shafat : 100. 51 Syaikh Usamah Al-Alawi, Hukum Mimpi Menurut Al-Quran dan Hadist, Jakarta Selatan: Mustaqim, 2003, hal.19 52 Mu h ammad Fuad Abdul Baki, Al- Lu’lu Wal Marjân Terjemah, Surabaya: Bina Ilmu, 1996, hal.588 53 Mu h ammad Ibn Sirin Al-Bashri, Ensiklopedia Arti Mimpi, Bandung: Pustaka Hidayah, 2008 54 Ramlan Marjoned, Dinamika kekuatan Islam, Jakarta: Media Dakwah,hal.29 50 Kemudian do’a itu dikabulkan oleh Allah swt sebagaimana Firman-Nya:     Artinya: “ Maka Kami Allah gembirakan dengan seorang anak muda yang sangat sabar.” Q.S. Ash-Shafat : 101. 55 1. Mimpi Nabi Ibrahim sebagai Wahyu Perlu diketahui bahwa mimpi para Nabi itu benar-benar wahyu dari Allah swt. Mimpi mereka tidak seperti umumnya mimpi orang-orang kebanyakan. Di sini Penulis paparkan tentang ayat yang berkaitan dengan mimpi para Nabi, karena di dalamnya terdapat keterangan tentang kedudukan mimpi tersebut. 56 Mimpi Nabi Ibrahim as mempunyai kedudukan sebagai syariat Islam bagi umat sekarang ini juga sebagai ujian bagi umat manusia. Sebagaimana Firman-Nya :         . Artinya: “Dan Kami tidak menjadikan mimpi 57 yang telah Kami perlihatkan kepadamu melainkan sebagai ujian bagi manusia”Q.S. Al-Isra : 60. 58 55 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.725 56 A h mad bin Sulaimân Al-Uraini, Petunjuk Nabi Tentang Mimpi, Jakarta: Darul Falah,1416H, hal.22 57 Mimpi adalah terjemahan dari kata “Ar-Ru’ya”, dalam ayat ini maksudnya ialah mimpi tentang perang Badar yang di alami Rasulallah saw sebelum peristiwa perang Badar itu terjadi, banyak pula ahli- ahli tafsir menterjemahkan kata “Ar-Ru’ya” tersebut dengan “penglihatan”, yang maksudnya adalah penglihata n yang dialami Rasulullah saw di waktu malam Isra’ Mi’raj. 58 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.433 51 Dan dari ayat lain yaitu surat Ash-Shaffat ayat 102-107 sebagaimana berikut:                                                          Artinya: “Maka tatkala anak sampai pada umur sanggup berusaha sama-sama dengan Ibrahim as . Ibrahim berkata: “hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu? Kemudian Ismail menjawab : “hai bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkannya atas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya. Dan kami panggillah dia “hai Ibrahim. Sesungguhnya kami telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah kami memberikan balasan pada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. D an kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar” Q.S. Ash-Shaffat : 102-107. Ayat di atas menjelaskan bahwa sesungguhnya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail termasuk orang-orang yang sabar. Pokok bahasan di dalam adalah berkurban, bahwa berkurban itu disyari’atkan untuk orang-orang yang masih hidup, seperti yang dilakukan Rasulullah saw dan para sahabatnya. Mereka berkurban untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Adapun tentang persangkaan beberapa orang awam 52 mengkhususkan niatnya dalam berkurban untuk orang mati, maka perbuatan itu tidaklah ada dasarnya. 59 2. Mimpi Nabi Ibrahim As sebagai Ujian Mimpi Nabi Ibrahim as adalah merupakan wahyu dari Allah swt. Allah mensucikan mereka dari syaitan maka Allah memberikan mimpi itu sebagai cobaan atau ujian terhadap kedua Nabi itu Ibrahim dan Ismail. Oleh sebab itu, Allah swt berfirman pada surat As-Shafaat ayat 106 sebagai berikut :       Artinya: “Sesungguhnya ini benar-benar suatu cobaan yang nyata” Q.S. As- Shafaat:106. Memanglah suatu percobaan yang nyata, kalau seorang yang sangat mengharapkan untuk mendapatkan keturunan yang shalih. Setelah dalam usia 86 tahun baru disampaikan Tuhan. Lalu anak yang ketika itu masih satu-satunya disuruhlah Nabi Ibrahim untuk mengorbankannya di dalam mimpi itu, kemudian dilaksanakanlah dengan tidak ada keraguan sedikitpun baik pada Nabi Ibrahim as maupun pada Nabi Ismail as. 60 Nyatalah sudah dalam menghadapi ujian yang sangat berat dengan kesabaran itulah akhirnya Allah swt memberikan ujian terhadap Nabi Ibrahim as. 61 59 Abdullah bin Abdurra h mân Al-Jibr î n, Ibadah Qurban, Jakarta: Al- Qowan, 2004,hal.13 60 Mustofa al-Marogi, Tafsir Al-Marogi, Semarang: Karya Toha,1993, Cet Ke-2, hal.144 61 Kholilah Marhijanto, Kisah-Kisah Teladan 25 Nabi dan Rasul, Surabaya: Ar-Qola, 1995, Cet. Ke-2, hal.148 53 Maksud dari firman Allah swt itu ialah menyebutkan nama Nabi Ibrahim as bagi setiap umat Islam yang datang ke Makkah untuk berhaji. Selain itu Nabi Ibrahim disebut dalam shalat yaitu pada at-tahiyat. Sedangkan Nabi Ismail digolongkan orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anbiya ayat 55 – 56:                       Artinya: “Mereka menjawab : “Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh- sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main? Ibrahim berkata; “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan Aku temasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu” Q.S. Al-Anbiya:55-56. 62 Dari keterangan-keterangan di atas, dapat dijadikan contoh atau teladan dengan kesabaran-kesabaran Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim dalam menghadapi ujian, seberat apapun dengan kesabaran selain itu juga Nabi Ismail termasuk golongan Nabi sebagaimana firman Allah swt dalam surat Shad ayat 48:           Artinya: “Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’ dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang- orang yang paling baik” Q.S. Shaad: 48. 62 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.502 54 3. Mimpi Nabi Ibrahim As sebagai Syari’at Qurban Sesungguhnya di antara nikmat-nikmat-Ku yang diberikan kepada hamba- hamba-Ku adalah: bahwa Allah mensyari’atkan kepada hamba-Nya berbagai bentuk ibadah yang bermacam-macam untuk meningkatkan diri kepada-Ku Allah di setiap waktu dan tempat. 63 Dalam hadis dikatakan: ݑَ َﺒ ﺤ ا ݗَ َّﺤ ﻞ ﻓاَوَ ﻧّا ﺒ َ ݗَّ ا ﺏ ﺮََﻘَﺗَي ݖ ﺪ ﺒَع لاَزَي اَﻤ و ﴿ ݖﺮاﺧﺒّا ﻩاوﺮ Artinya: “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan- amalan sunah sehingga Aku mencintaimu” H.R. Bukhari. 64 Jejak Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as, dan Nabi Muhammad saw yang menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia menyatu dalam satu titik. Di Makkatul Mukarromah di Padang Arafah, bagaikan sarang laba-laba yang membentuk lingkaran tidak terputus. Pada pagi hari terbit fajar matahari diiringi dengan gema takbir, dalam kerelaan dan keikhlasan berkurban itu lebih diperlihatkan oleh tiga figur dan idola, yaitu Nabi Ibrahim as dan Istrinya Siti Hajar serta anak mereka Ismail. 65 Dengan melantunkan takbir sebagai berikut : ا ﺮﺒﻛاه ا ﺪﻤحّاهو رﺒﻛاه 63 Abdullah bin Abdurra h mân Al-Jibr î n, Ibadah Qurban, Jakarta: Al- Qowan, 2004,hal.36 64 Bukhari, Hadits Qudsi, Juz 2 Hadis 2834 No.6137 65 Ramlan Marjoned, Dinamika kekuatan Islam, Jakarta: Media Dakwah, hal.80 55 Pengorbanan dan kesabaran tiga figur dan idola ini memberikan suatu gambaran tentang peranan hidup umat manusia sejak jaman lampau hingga hari raya dan juga untuk masa yang akan datang. Sesungguhnya di dalam kehidupan itu ada cita-cita dan perjuangan. 66 Oleh karena itu, Allah swt memberikan ilham melalui mimpinya sebagai syari’at qurban bagi umat Islam dulu, sampai umat Islam sekarang ini. Sebagaimana Firman Allah dalam surat As-Shafaat ayat 102-107 yang telah disebutkan di atas. Perintah Allah tertulis di dalam Al- Qur’an sebagai pedoman hidup dan sunnah Rasulullah saw, sebagai tuntunan dan teladan bagi umat yang beriman, yaitu cara berpikir hidup, aktivitasnya, sikap dan tingkah laku sesuai dengan pedoman dan petunjuk Al- Qur’an dan Sunnah. Demikianlah kisah mimpi Nabi Ibrahim As sebagai syari’at qurban yang masih berlaku di zaman sekarang ini.

C. Ayat-Ayat dan Tafsir Mimpi Nabi Ibrahim As