Makna Mimpi Dalam Al-Qur’an

13 Mimpi adalah suara-suara dari alam bawah sadar kolektif kita, pemberi peringatan tentang adanya gangguan batin dalam jiwa seseorang, pembawa kabar gembira tentang kebaikan yang akan tiba, atau gema-gema dari kenangan indah atau sedih yang telah lama terpendam. 4 Mimpi merupakan sesuatu yang teramat penting dimiliki oleh setiap orang, baik secara individu maupun kolektif di dalam kehidupan melalui visi seseorang atau sekelompok orang menjadi lebih terencana, terarah, dan bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Secara umum pengertian mimpi, menurut James P. Caplin 1990 adalah deretan tamsil dan ide yang kurang lebih saling bertalian dan berlangsung selama tidur, atau selama orang dikuasai obat bius, atau seseorang berada dalam situasi terhipnotis 5 . Untuk membatasi bahasan, maka pengertian mimpi dalam tulisan ini adalah mimpi yang berlangsung selama seseorang tidur.

B. Makna Mimpi Dalam Al-Qur’an

Sejak dahulu hingga kini, mimpi senantiasa menjadi topik perhatian yang serius bagi yang melihat dan merasakannya. Kalau diperhatikan dalam al- Qur’an, tentu akan ditemukan bahwa Allah swt telah mengisahkannya di dalam al- Qur’an 4 Mu h ammad Ibn Sirin Al-Bashri, Ensiklopedia Arti Mimpi, Bandung: Pustaka Hidayah, 2008 5 Yadi Purwanto, Memahami Mimpi, Persefektif Psikologi Islam, Jogja: Kudus, 2003, hal.48 14 dengan berbagai hal tentang mimpi, seakan-akan Allah swt mengiringi umat manusia untuk mencurahkan perhatiannya terhadap mimpi. 6 Mimpi yang pada dasarnya menurut al- Qur’an dibagi menjadi tiga bagian mimpi. 1. Ahlam ﻡّﺤا yaitu mimpi-yang tidak benar atau kosong. 2. Adghos ܁اﻐضا yaitu mimpi yang bercampur dengan ahlam kacau balau. 3. Ru’yah ﻩاﻴﺆﺮ yaitu mimpi yang benar-benar dari Allah swt. 7 D alam surat yang lain menerangkan tentang ru’yah itu benar sebagai mimpi yang benar. Hal ini dijelaskan dalam al- Qur’an sebagai berikut:           Artinya: “Mereka menjawab itu adalah mimpi-mimpi yang kosong dan Kami sama sekali tidak tahu mena’birkan mimpi itu” Q.S. Yusuf: 44. 8         Artinya: “Sesungguhnya Allah membenarkan mimpi Rasul-Nya” Q.S. Al-Fath: 27. 9 6 Kholil Al-Anbari, Kamus Tafsir Mimpi, Solo: Ar-Raiyan, 2005, Cet. Ke-1, hal.175 7 A h mad bin Sulaim â n Al-Uraini, Petunjuk Nabi Tentang Mimpi, Jakarta: Darul Falah,1416H, hal.182 8 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.355 9 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 1989, hal.842 15 Berdasarkan nash-nash di atas, jelaslah bahwa mimpi tidak selalu dalam satu garis. Ia tergantung kepada siapa yang mengalami mimpi, para ulama menyimpulkan dari nash-nash itu bahwa: mimpi itu ada tiga macam : mimpi Nabi, mimpi orang yang shaleh dan selain golongan dua ini. 10 Selanjutnya ru’yah yang benar atau mimpi yang benar dibagi menjadi empat macam, yaitu: 1. Ar-ru’yah al-Sadiqoh Ar’ru’yah al-Sadiqoh adalah mimpi yang benar-benar kenyataan, dan ini merupakan sebagian dari wahyu dan kenabian, seperti yang telah dinyatakan dalam firman-Nya Allah swt surat al-Fath ayat 27 yang berbunyi:                                  Artinya: “Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenar-benarnya. Yaitu bahwa kami pasti akan memasuki Masjidil Haram, Insya Allah dengan keadaan aman dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedangkan kamu tidak merasa takut. Maka Allah 10 A h mad bin Sulaim â n Al-Uraini, Petunjuk Nabi Tentang Mimpi, Jakarta: Darul Falah, 1416H, hal.58 16 mengetahui apa yang kamu tidak mengetahuinya dan Dia memberikan itu sebelum kemenangan yang dekat”. Q.S. al-Fath: 27. 11 Adapun mimpi yang benar ini terbagi menjadi dua bagian: a. Mimpi yang jelas dengan lafadz yang jelas dan tidak memerlukan penafsiran atau takwil, seperti mimpi Rasulullah saw. b. Mimpi yang masih samar-samar, yang di dalamnya terkandung hikmah walaupun mimpi ini masih memerlukan penafsiran, seperti mimpi Nabi Yusuf. 2. Ar-Ru’yah al-Salihah Ar- Ru’yah al-Salihah adalah mimpi yang baik yang merupakan berita gembira yang dibawa oleh malaikat dari Allah swt. 3. Ar-Ru’yah Hatifah al-Marmuzah Ar- Ru’yah Hatifah al-Marmuzah adalah mimpi berupa bisikan dan berbentuk simbolik, mimpi ini diberikan Allah untuk menjelaskan suatu persoalan atau kesulitan 11 Selang beberapa lama sebelum terjadi “perdamaian Hudaibiyah” Nabi Muhammad saw bermimpi bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki kota mekkah dan Masjidil Haramdalam keadaan sebagian mereka bercukur rambut dan sebagian lagi bergunting. Nabi mengatakan bahwa mimpi beliau itu akan terjadi nanti, kemudian berita ini bersinar dikalangan kaum muslimin, orang- orang munafik, orangorang Yahudi dan Nasrani. Setelah terjadi perdamaian Hudaibiyah dan kaum muslimin waktu itu tidak sampai memasuki Mekkah, maka orang-orang munafik memperolok-olok Nabi dan menyatakan bahwa mimpi Nabi yang dikatakan Beliau pasti akan terjadi itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa mimpi Nabi itu pasti akan menjadi kenyataan di tahun yang akan datang. 17 yang dihadapi oleh seseorang di dalam kehidupan sehari-hari, akibat tidak ada suatu bentuk penyelesaian. 12 4. Ar-Ru’yah al-Muhaziroh Ar- Ru’yah al-Muhaziroh adalah mimpi sebagai peringatan. Mimpi ini dibawa malaikat sebagai peringatan yang akan terjadinya bahaya serta mengancam orang- orang yang bermimpi. Biasanya mimpi ini dikuatkan dengan syahid, yaitu indikasi atau keterangan yang datang bersama mimpi tersebut yang juga berfungsi sebagai pertimbangan- pertimbangan ta’wilnya. Hal ini disebutkan oleh Allah swt dalam surat Yusuf ayat 43 tentang mimpi Raja Mesir. 13 Sebagaimana Firman Allah :            . Artinya: “Dan Al-Malik Raja Mesir berkata, sesungguhnya Aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi gemuk memakan tujuh ekor sapi kurus” Q.S. Yusuf: 43. 14 12 Usman Sya’roni, Otentisitas Hadits, Jakarta: Pustaka Firdaus,2002, hal.64 13 A h mad bin Sulaim â n Al-Uraini, Petunjuk Nabi Tentang Mimpi, Darul Falah; Jakarta,1416H, hal.182 14 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Q ur’an, 1989, hal.355 18 Yang dimaksud dengan tujuh ekor sapi gemuk adalah musim subur dan makmur. Sedangkan tujuh ekor sapi yang kurus adalah musim kemarau dan kelaparan. 15 Di antara rahmat Allah terhadap hamba-Nya adalah, di antaranya mensyariatkan beberapa perkara ketika melihat mimpi, baik yang mereka sukai maupun yang tidak mereka sukai. Hal- hal yang di syari’atkan bila orang bermimpi yang baik : 1. Bertahmid memuji kepada Allah setelah mendapat mimpi yang baik 2. Menceritakan dan membicarakannya dengan orang-orang yang disukai 15 3. Tidak mengisahkannya kecuali kepada orang yang berakal, mempunyai hikmah, ilmu dan nasihat. Dari macam-macam bagian mimpi tersebut dapat diartikan sebagai berikut : Adghâts adalah bentuk jamak dari lafadh daghats yaitu mimpi yang bercampur dengan ahlam yang bercampur baur, dan tidak ada takwilnya. Sedangkan ahlam adalah bentuk jamak dari hulm yaitu mimpi yang tidak benar. Dari sini jelaslah bahwa ahlam adalah mimpi-mimpi yang bercampur aduk dan dusta, tidak ada artinya, serta tidak ada hakikatnya, dan biasanya hulm terjadi 15 Syaikh Usamah Al-Alawi, Hukum Mimpi Menurut Al-Quran dan Hadist, Jakarta: Mustaqim,2003, hal.46 19 karena gangguan syaitan terhadap seorang manusia. Apalagi syaitan mempunyai tipu daya yang menyusahkan Bani Adam. 16 Adapun cara-cara mengantisipasi atau cara menanggulangi terjadinya mimpi- mimpi buruk agar tidak terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut : 17 1. Berlindung kepada Allah dari gangguan syaitan Dalilnya adalah hadits Abu Qatadah. اﻫﺮܞا نﻤ ﺬوعّﻴّو ﻢﻛ ﺪﺤا ݖﺃﺮ اﺬاﻓ ّاﻄﻴܟلا نﻤ ﻢّﺤّاو Artinya: “Dan mimpi burukku itu dari syaitan, barang siapa mimpi sesuatu yang tidak disukainya maka memohon perlindungannya.” 2. Meludah tiga kali ke arah kiri Dalilnya adalah hadits Abu Qatadah. ا܂ﻼ܂ ﻩﺮاسي ّع ܽﺻﺒيّو “Lalu meludah ke arah kirinya 3x” H.R. Muslim, Sharah An_NAwawi. 3. Yakin bahwa hal itu tidak akan membahayakan Dalam hadits Nabi juga disebutkan, riwayat dari Abi Qatadah sebagai berikut : 16 Kholil Al-Anbari, Kamus Tafsir Mimpi, Solo: Ar-Raiyan, 2005, Cet. Ke-1, hal.183 17 Kholil Al-Anbari, Kamus Tafsir Mimpi, Solo: Ar-Raiyan, 2005, Cet. Ke-1, hal.189 20 ۺﺪاّق ݗﺒا ّع ، اذاﻓ ّاﻄيܞّاّﻤ ﻡّﺤّاو هّﻤ ايؤﺮّا ﻞوﻘي ﻢعّﺻ يﺒﻧّا ۽عﻤس ﻞاق ܁ܻݏيّﻓ ݑﻫﺮﻛي ۫يܞ ﻢ݃ﺪﺤا ݖﺃﺮ اݓݏﺈﻓ اﻫﺮܟاّﻤ ﺬوعّﻴّو تاﺮﻤ ܁ﻼ܂ اضﻘﻴّسي نيﺤ ﻩﺮضّݢ ﴿ ݖﺮاﺧﺒّا ݑﺤﺮﺤا : ۷٦ ﺏاﻁلا ﺏاﺗﻛ : ٣٩ - ﺔيق ﺮّاﺮﻓ ثܻݏّا ﺏاب Artinya: “Mimpi baik itu dari Allah dan mimpi burukku itu dari syaitan, barang siapa mimpi sesuatu yang tidak disukainya ia meludah kesebelah kirinya 3x dna memohon perlindungannya dari syaitan, maka mimpi itu tidak akan membahayakannya H.R. Bukhori dan Muslim”. 18

C. Macam-Macam Mimpi