Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Menurut Nasution ”Kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur sosial, yakni menentukan hubungan dengan orang lain. Status atau kedudukan individu, apakah ia di atas atau di bawah status orang lain mempengaruhi peranannya. Peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau status seseorang”. 6 Akan tetapi cara-cara seseorang membawakan peranannya dapat berbeda menurut kepribadian seseorang. Dalam hidup manusia ingin mendapatkan keberhasilan achievments. Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Adapun kebutuhan pokok yang dimaksud adalah: 1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan , sandang, dan perumahan, kesehatan fisik, dsb. 2. Kebutuhan rasa aman dan perlindunagn safety and security seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kamiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dsb. 3. Kebutuhan sosial social needs yang meliputi antara lain kebutuahn akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama. 4. Kebutuhan akan penghargaan esteem needs, termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan dan status, pangkat, dsb. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri self actualization seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas dan ekspresi diri. 7 Pemenuhan kebutuhan yang dikatakan Maslow, dalam mencapai achievments, kebutuhan dasar basic needs adalah menjadi faktor utama. Kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut dapat dipenuhi dalam keluarga. Khususnya, dalam pendidikan anak, orang tua merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan dasar yaitu fisiologis anak untuk memperoleh prestasi belajarnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa baik faktor internal seperti motivasi, maupun eksternal seperti status sosial 6 Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, cet. ke-1, hal. 73. 7 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2007, h. 78. ekonomi. Banyak diantara siswa yang memiliki kemampuan belajar yang lebih tetapi terlambat karena status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi orang tua mempunyai peranan penting terhadap pendidikan anak-anak. Menurut W.A. Gerungan “Dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak di dalam keluarganya itu lebih luas, ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk memperkembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia perkembangan apabila tidak ada alat- alatnya.” 8 Keadaan ekonomi orang tua erat kaitannya dengan siswa yang sedang belajar di sekolah. Kebutuhan pokok mereka harus terpenuhi, seperti; makanan, pakaian, buku pelajaran, alat tulis dan lain sebagainya akan mempengaruhi pendidikan siswa. Tidak sedikit anak yang droupout dari lembaga pendidikan yang dijalaninya disebabkan oleh ekonomi keluarga yang tidak menunjang. Konsekuensi dari kurangnya dukungan kemampuan seperti yang disebutkan di atas, maka siswa akan mendapatkan kesulitan dalam proses studi berlangsung. Status sosial menentukan peranan seseorang. Dalam pendidikan status sosial ekonomi menunjang kebutuhan finansial anak dalam proses pembelajarannya baik di sekolah maupun di rumah, anak juga membutuhkan pemenuhan fisiologisnya. Dalam pemenuhan fisiologis anak, orang tua harus memberikan perhatiannya kepada anak. Ketika orang tua terlibat dalam mendidik anaknya serta selalu memotivasi mereka dalam belajar, maka sang anak akan merasa bahwa orang tuanya selalu memperhatikan mereka dalam belajar di sekolah maupun di rumah. Sehingga, ia akan memperoleh nilai yang memuaskan, menyelesaikan pekerjaan rumah dengan baik, dan akan hadir di sekolah tepat pada waktunya. Sebaliknya, siswa kemungkinan besar akan mengalami kemunduran dalam prestasi akademik jika orang tua sibuk bekerja dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah serta tidak memantau apa yang terjadi pada anaknya di sekolah. 8 WA.Gerungan, Pskologi Sosial, Bandung: Eresco, 1987, cet. 10, hal.181 Fenomena tersebut menarik bagi penulis untuk diadakan penelitian lebih lanjut yang dituangkan dalam judul skripsi “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Motivasi Belajar PAI Siswa di SMP Darussalam Ciputat ”.

B. Identifikasi Masalah

Penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang akan muncul yang berkaitan dengan judul penelitian. Masalah-masalah tersebut antara lain: 1. Kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua berpengaruh dalam proses dan prestasi belajar. 2. Tidak sedikit orang tua menganggap bimbingan guru di sekolah sudah cukup bagi keberhasilan anaknya dalam belajar. 3. Orang tua yang sibuk dengan aktivitas di kantor kurang mengontrol pekerjaan rumah PR anak mengakibatkan motivasi belajar siswa rendah. 4. Status sosial ekonomi yang dimiliki orang tua. Dalam hal ini status sosial ekonomi dilihat dari jenis pekerjaan, penghasilan orang tua dan kekayaan yang dimiliki. 5. Motivasi belajar PAI siswa di sekolah. 6. Status sosial ekonomi orang tua yang kaya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 7. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar PAI siswa di sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, agar penulisan skripsi yang akan penulis susun ini lebih terarah dan tidak terlalu lebar pembahasannya, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Status sosial ekonomi yang dimiliki orang tua. Dalam hal ini status sosial ekonomi dilihat dari jenis pekerjaan, penghasilan orang tua dan kekayaan yang dimiliki. 2. Motivasi belajar PAI siswa di sekolah. 3. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar PAI siswa di sekolah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah, yaitu: 1. Bagaimana status sosial ekonomi orang tua? 2. Bagaimana motivasi belajar PAI siswa di sekolah? 3. Bagaimana hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar Agama Islam siswa?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana peran status sosial ekonomi orang tua. b. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara siswa yang mendapat perhatian orang tua dan yang tidak mendapatkan perhatian orang tua terhadap motivasi belajarnya. c. Untuk mengetahui kebutuhan pendidikan anak terhadap motivasi belajar Agama Islamnya.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis Saya yang kelak menjadi seorang guru. Maka, penelitian ini akan saya jadikan sebagai bahan referensi agar dapat menjalin kerja sama yang baik dengan orang tua. b. Bagi Siswa Sebagai bahan masukan kepada para siswasiswi agar lebih berusaha lagi untuk menjadi anak yang berprestasi. c. Bagi Sekolah Memberikan gambaran kepada sekolah jika terdapat siswa yang berprestasi tetapi terhalang karena alasan ekonomi serta perhatian orang tua, maka pihak sekolah harus memberikan solusi yang baik agar siswa tersebut menjadi siswa yang berhasil. d. Bagi Orang Tua Sebagai bahan masukan bagi orang tua agar berusaha memberikan perhatian yang maksimal terhadap prestasi belajar yang diinginkan. Dan sebagai bahan informasi kepada orang tua siswa tentang pentingnya perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar siswa. 9

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori

1. Status Sosial Ekonomi

a. Pengertian Status Sosial Ekonomi

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia status adalah “keadaan atau kedudukan orang atau badan dalam hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya.” 1 Menurut Soerjono Soekanto status sosial adalah “tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajibannya.” 2 Majer mengartikan status sosial ekonomi adalah ”kedudukan suatu individu dan keluarga berdasarkan unsur-unsur ekonomi. ” 3 Sedangkan menurut FS. Chapin seperti yang dikutip oleh Kaare Svalastoga bahwa ”status sosial ekonomi adalah posisi yang ditempati individu atau keluarga yang berkenaan dengan ukuran rata-rata yang 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, cet, I, h. 858 2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 210 3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar…, cet.41, hal. 207