Mata Pencaharian Sistem Kekerabatan Sistem Pelapisan Sosial Sistem Kemasyarakatan

2.2 Mata Pencaharian

Mata pencaharian pokok orang Aceh adalah bertani di sawah dan di ladang, dengan tanaman pokok berupa padi, cengkeh, lada, pala, kelapa, dll. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai umumnya menjadi nelayan.

2.3 Sistem Kekerabatan

Dalam sistem kekerabatan, bentuk kekerabatan yang terpenting adalah keluarga inti dengan prinsip keturunan bilateral. Adat menetap sesudah menikah bersifat matrilokal, yaitu tinggal di rumah orang tua istri selama beberapa waktu. Sedangkan anak merupakan tanggung jawab ayah sepenuhnya. Dalam sistem kekerabatan tampaknya terdapat kombinasi antara budaya Minangkabau dan Aceh. Garis keturunan diperhitungkan berdasarkan prinsip bilateral, sedangkan adat menetapkan sesudah nikah adalah uxorilikal tinggal dalam lingkungan keluarga pihak wanita. Kerabat pihak ayah mempunyai kedudukan yang kuat dalam hal pewarisan dan pewalian, sedangkan ninik mamak berasal dari kerabat pihak ibu. Kelompok kekerabatan yang terkecil adalah keluarga inti yang disebut rumah tanggo. Ayah berperan sebagai kepala keluarga yang mempunyai kewajiban memenuhi kebutuhan keluarganya. Tanggung jawab seorang ibu yang utama adalah mengasuh anak dan mengatur rumah tangga. Universitas Sumatera Utara

2.4 Sistem Pelapisan Sosial

Pada masa lalu masyarakat Aceh mengenal beberapa lapisan sosial diantaranya ada 4 golongan masyarakat, yaitu golongan keluarga sultan, golongan ulee balang, golongan ulama, dan golongan rakyat biasa. Golongan- golongan keluarga sultan merupakan keturunan bekas sultan-sultan yang pernah berkuasa. Panggilan yang lazim untuk keturunan sultan ini adalah ampon untuk laki-laki dan cut untuk perempuan. Golongan ulee balang adalah orang-orang keturunan bawahan para sultan yang menguasai daerah- daerah kecil di bawah kerajaan. Biasanya mereka bergelar teuku. Sedangkan para ulama atau pemuka agama lazim disebut tengku.

2.5 Sistem Kemasyarakatan

Bentuk kesatuan hidup setempat yang terkecil disebut gampong kampungdesa yang dikepalai oleh seorang Geucik atau Keucik. Dalam setiap gampong ada sebuah meunasah madrasah yang dipimpin seorang Imeum Meunasah. Kumpulan dari beberapa gampong disebut mukim yang dipimpin oleh seorang Uleebalang, yaitu para panglima yang berjasa kepada sultan. Kehidupan sosial dan keagamaan di setiap gampong dipimpin oleh pemuka-pemuka adat dan agama, seperti Imeum Meunasah, Teungku Khatib, Teungku Bileh dan Tuha Peut penasehat adat. Universitas Sumatera Utara

2.6. Agama