Aisyiyah Dalam Pendekatan Pemberdayaan Perempuan

lxxiii “membantu suami mencari nafkah memang sudah seharusnya dilakukan para istri, karena kalau suami aja yang bekerja ya gak cukup, saya kan mau menyekolahkan anak setinggi-tingginya, itu kan perlu biaya banyak, biaya sekolah mahal, apalagi saya mau semua anak-anak saya kuliah semua, tapi kalo masalah ngerjain pekerjaan rumah, kayak nyuci baju atau piring, itu gak harus dikerjainoleh ibu atau anak perempuan aja, itu harus ada pembagian tugas dan itu bukan beban satu orang aja”.

4.3. Aisyiyah Dalam Pendekatan Pemberdayaan Perempuan

Moser menjelaskan dalam Harmona Daulay,2007:97 bahwa Pendekatan Pemberdayaan menginginkan perempuan mempunyai kontrol terhadap beberapa sumber daya materi dan non materi yang penting dan pembagian kembali kekuasaan di dalam maupun diantara masyarakat. Menurutnya bahwa strategi pemberdayaan bukan bermaksud mencipakan perempuan lebih unggul dari laki-laki kendati menyadari pentingnya meningkatkan kekuasaan, namun pendekatan ini mengidentifikasikan kekuasaan bukan sebagai dalam rangka dominasi yang satu terhadap yang lain, melainkan lebih condong dalam kapasitas perempuan meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal. Tujuan pemberdayaan perempuan adalah untuk menantang ideologi patriarki yaitu dominasi laki-laki dan subordinasi perempuan, merubah struktur dan pranata yang memperkuat dan melestarikan diskriminasi gender dan ketidak adilan sosial. Pendekatan pemberdayaan memberi kemungkinan bagi perempuan miskin untuk memperoleh akses dan penguasaan terhadap sumber-sumber material maupun Universitas Sumatera Utara lxxiv informasi maka proses pemberdayaan harus mempersoalkan semua struktur dan sumbe kekuasaan. Pemberdayaan kaum perempuan, termasuk di dalamnya organisasi perempuan sangat penting dan selalu relevan untuk diperjuangkan secara serius melalui upaya- upaya yang komprehensif, sistematis, dan berkesinambungan. Banyak upaya yang dapat dilakukan secara bersama-sama dalam rangka membantu pemberdayaan empowering kaum perempuan. Aisyiyah sebagai organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di kalangan perempuan yang juga merupakan organisasi sosial keagamaan memiliki peran strategis dalam mengoptimalkan kemampuan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Rumusan model yang ditawarkan dalam pemberdayaan organisasi perempuan, khususnya Aisyiyah adalah dengan memperhatikan lima dimensi pemberdayaan, yaitu meningkatkan kesejahteraan , meningkatkan akses, meningkatkan kesadaran kritis, meningkatkan dimensi partisipasi organisasi, dan meningkatkan dimensi kuasa organisasi. Matriks 1 Respon Masyarakat Terhadap Berhasil Atau Belum Berhasilnya Aisyiyah Sukaramai Dalam Pemberdayaan Perempuan Kegiatan Anggota Aisyiyah Arisyah Sumarni Tursina Rina Santi Asiah Henimun Jasmaniar Universitas Sumatera Utara lxxv Pengajian Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Seminar - Berhasil - Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Pelatihan Pengkaderan Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil BUEKA Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Pembinaan Putri Muhamma diyah NA - Berhasil - Belum Berhasil Berhasil Berhasil Sumber : Wawancara dengan Informan, November 2009 Berdasarkan Matriks 1 diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan pemberdayaan belum semua berhasil dilakukan sampai saat ini. Seperti seminar dan Pembinaan NA . Hal ini diperkuat dengan jawaban-jawaban setiap informan yang mereka utarakan pada saat melakukan wawancara mengenai persepsi mereka mengenai keberhasilan semua kegiatan Aisyiyah yang telah dilakukan. Matriks 1 menunjukkan bahwa dua dari tujuh informan yang diwawancarai menyatakan tidak mengetahui apakah kegiatan seminar berhasil atau belum, karena pada kegiatan seminar hanya mengirim utusan beberapa orang yang mempunyai waktu luang untuk menghadirinya, dan orang yang diutus biasanya adalah orang yang sama, karena kebanyakan pengurus atau anggota tidak sempat mengikuti kegiatan seminar karena tidak bisa meninggalkan pekerjaan atau keluarga. Universitas Sumatera Utara lxxvi Pada pembinaan NA dua dari tujuh informan menyatakan tidak tahu apakah berhasil atau belum karena tidak pernah dibicarakan di forum Aisyiyah masalah perkembangannya, sedangkan 1 orang menyatakan belum berhasil karena pembinaan NA di periode 2005-2010 kurang aktif dilakukan dan kendalanya juga terletak pada remaja putri yang ada dilingkungan Sukaramai yang kurang peduli pada perkembangan NA. Moser menjelaskan dalam Daulay Harmona ,2007:97 bahwa indikator pemberdayaan adalah saat perempuan sudah mampu meningkatkan kemandirian dalam berbagai hal seperti peningkatan dalam kondisi, derajat dan kulaitas hidup perempuan. Itu artinya berhasil atau tidaknya pemberdayaan yang dilakukan apakahj sudah membawa masyarakat perempuan kepada tahap mandiri? Mandiri dalam arti masyarakat sudah mau ikut berperan di kehidupan masyarakat. Peran yang dilakukan perempuan akan meningkatkan kehidupan perempuan itu sendiri. Matriks 2 Manfaat yang dirasakan masyarakat setelah masuk menjadi anggota Aisyiyah Cabang Sukaramai Nama anggota Manfaat yang dirasakan anggota setelah menjadi Anggota Aisyiyah Universitas Sumatera Utara lxxvii Arisyah Bertambahnya ilmu Agama,menjadi berani berbicara di depan orang banyak, menambah teman Sumarni Menambah ilmu dan wawasan mengenai masalah sosial, keluarga, tentang perempuan, politik, hukum, organisasi, dll,menambah pengalaman baru dan menambah teman Tursina Bertambah wawasan, menambah teman Rina Santi Meningkatnya wawasan, menjadi biasa untuk melakukan musyawarah dan diskusi, dan bertambahnya teman. Asiah Meningkatnya wawasan, dan bertambahnya teman Henimun Bertambahnya ilmu agama, Menambah Pengalaman baru, Belajar untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan menambah keberanian Jasmaniar Meningkatnya wawasan, mendapatkan banyak teman sesama perempuan dan bisa terus menjalin silaturrahmi melalui pengajian dan kegiatan lainnya, menjadi terbiasa untuk bermusyawarah. Dari matriks diatas dapat diketahui bahwa dengan menjadi anggota ‘Aisyiyah, perempuan mendapatkan banyak manfaat langsung untuk dirinya dan perempuan yang mengikuti organisasi lebih diperhitungkan pendapatnya di masyarakat karena dinilai mempunyai wawasan yang luas terhadap berbagai masalah terutama masalah sosial.

4.4. Peran Aisyiyah Cabang Sukaramai Dalam Pemberdayaan Perempuan