xcvi
4.6 Analisa Data
Nasib perempuan adalah di tangan perempuan itu sendiri itulah ucapan Bung karno dalam bukunya yang berjudul Sarinah, Kewajiban Wanita dalam Perjuangan
Republik Indonesia atau untuk membuktikan kebenaran dari ucapan William Ross Wallace yang berbunyi, “The Hand that Rocks, the cradle is the hand that rules the
world”, perempuan harus sanggup berjuang untuk membuktikan kemampuannya. Dan ini tidak mudah karena tantangan dan hambatan dari masyarakat, ironisnya hambatan
yang datang dari kaum perempuan sendiri masih banyak. Mely G.Tan,1996:31 Dengan berorganisasi berarti perempuan mempunyai kesempatan untuk terlibat
dalam proses-proses pembuatan kebijakan. Perempuan berkeinginan mempengaruhi keputusan-keputusan yang menyangkut kehidupan dan keluarga mereka,
perekonomian, masyarakat dan Negara. Aisyiyah sebagai organisasi perempuan memberikan akses kepada perempuan untuk dapat berpartisipasi dalam memperbaiki
kualitas hidupnya melalui penyediaan akses dengan pengajian yang tidak hanya membahas ilmu agama, melainkan juga membahas masalah-masalah sosial, seminar
yang menambah pengetahuan anggota terhadap masalah hukum,politik,ekonomi, pendidikan keluarga dll, pengkaderan yaitu pelatihan kepemimpinan agar perempuan
tidak canggung untuk berbicara di depan publik dan terbiasa untuk membuat keputusan, pembinaan remaja putri agar para remaja putri mendapat bimbingan dari
ibu-ibu Aisyiyah agar diarahkan untuk berkelakuan baik, sopan santun, peduli terhadap
Universitas Sumatera Utara
xcvii
nasib perempuan, tetap mempunyai wawasan yang luas walaupun tidak memiliki pendidikan yang tinggi dan dipersiapkan untuk menjadi penerus Aisyiyah berikutnya.
Kegiatan-kegiatan tersebut belum semua berhasil dilakukan seperti seminar dan pembinaan NA belum optimal dilakukan. Namun berhasil atau tidaknya pemberdayaan
yang dilakukan mengacu kepada pertanyaan apakah dari pemberdayaan yang dilakukan sudah membawa masyarakat perempuan kepada tahap mandiri? mandiri dalam arti
masyarakat sudah mau ikut berperan di kehidupan masyarakat. Peran yang dilakukan perempuan akan meningkatkan kehidupan perempuan itu sendiri.
Aisyiyah Termasuk ke dalam Tipe Sayap Perempuan dari partai politk namun Aisyiyah tidak hanya berperan sebagai organisasi pendamping Muhammadiyah, Aisyiyah
juga merupakan Organisasi sosial keagamaan yang otonom yang mempunyai wewenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri yang tujuan berdirinya adalah untuk
memberdayakan perempuan. Karena tujuan awal berdirinya ‘Aisyiyah atas dasar pandangan K.H. Ahmad Dahlan yang berpendapat bahwa kaum wanita tidak boleh
diabaikan tetapi harus mendapat perhatian khusus. Wanita juga dapat berprestasi apabila pandai-pandai memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya, dengan sebaik-
baiknya. Atas dasar pandangan yang demikian kemudian muncul suatu pemikiran membangun dunia atau umat dengan cara bersama-sama antara laki-laki dan wanita.
Pendekatan yang dipakai Asiyiyah dalam tujuan organisasinya adalah Pendekatan pemberdayaan, pendekatan ini mengidentifikasikan kekuasaan bukan
sebagai dalam rangka dominasi yang satu terhadap yang lain, melainkan lebih condong
Universitas Sumatera Utara
xcviii
dalam kapasitas perempuan meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal. ‘Aisyiyah berupaya untuk mengoptimalkan kemampuan perempuan dalam berbagai aspek
kehidupan. ‘Aisyiyah juga berusaha untuk memperbaiki posisi perempuan dan meningkatkan kemandirian perempuan dengan memperhatikan lima dimensi
pemberdayaan, yaitu meningkatkan kesejahteraan , meningkatkan akses, meningkatkan kesadaran kritis, meningkatkan dimensi partisipasi organisasi, dan meningkatkan
dimensi kuasa organisasi. Pemberdayaan perempuan perlu dilakukan karena dengan memberdayakan perempuan sama saja dengan meringankan beban pria dan
mensejahhterakan keluarga. Hal itu karena perempuan adalah asset yang bisa direalisasikan supaya keluarga, lingkungan dan bangsa bisa sejahtera.
Anggota Aisyiyah cabang Sukaramai merasakan banyak manfaat setelah masuk menjadi anggota Aisyiyah yaitu : bertambahnya ilmu agama, meningkatnya wawasan
mengenai maslah sosial, politik, hukum dll. Bertambahnya pengalaman-pengalaman baru, menjadi terbiasa untuk bermusyawarah, belajar untuk mengembangkan ide-ide
kreatif dan menggali potensi yang ada, menjadi berani tampil di depan umum dan bertambahnya teman.
Hampir keseluruhan anggota dan pengurus Aisyiyah menganggap bahwa beban ganda merupakan kodrat sebagai perempuan, dan itu mereka jalani dengan senang hati,
ini jugalah salah satu faktor penghambat anggota dan pengurus Aisyiyah kurang mempunyai waktu untuk ikut menghadiri acara atau kegiatan yang dilaksanakan oleh
Aisyiyah Daerah maupun cabang lain , atau undangan seminar dari pihak luar . karena
Universitas Sumatera Utara
xcix
waktu mereka banyak digunakan untuk mengurus rumah tangga dan pekerjaan, namun mereka selalu menyempatkan diri hadir pada kegiatan pengajian, namun mereka
mengakui bahwa susah mendapatkan waktu luang untuk mengikuti kegiatan Aisyiyah di luar
Tingkat Pemahaman masyarakat terhadap UU PKDRT sudah baik 3 dari 7 informan menyatakan paham dan 4 informan lainnya mengetahui UU tersebut dan
keseluruhan informan menyatakan mengetahui informasi UU tersebut dari ‘Aisyiyah. Sedangkan pendapat pengurus dan anggota ‘Aisyiyah terhadap Isu-isu Ketidak adilan
gender mereka menyadari kalau itu harus dihapuskan dan posisi perempuan harus lah setara dengan laki-laki karena laki-laki dan perempuan mempunyai potensi yang sama
besar untuk menciptakan kesejahteraan untuk keluarganya. Kesetaraan gender adalah bagian utama dari strategi pembangunan dalam
rangka untuk memberdayakan masyarakat semua orang perempuan dan laki-laki untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup mereka.
Memberdayakan perempuan sama saja dengan meringankan beban pria dan menyejahterakan keluarga. Hal itu karena perempuan adalah asset yang bisa
direalisasikan supaya keluarga, lingkungan dan bangsa bisa sejahtera.
Universitas Sumatera Utara
c
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil interpretasi data yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :
5.1.1 Pemberdayaan yang dilakukan oleh Aisyiyah cabang Sukaramai dalam upaya meningkatkan kualitas hidup perempuan adalah :
a. Pengajian; Pengajian Ranting Aisyiyah cabang Sukaramai berhasil menjadi basis pembinaan
anggotanya, bukan sekedar penyampaian ilmu agama, namun dalam pengajian juga disampaikan materi untuk penguatan wawasan perempuan terhadap masalah-masalah
sosial. b. Pelatihan Pengkaderan;
Dalam pelatihan pengkaderan difasilitasi dalam bentuk peragaan untuk membangkitkan kepercayaan diri anggota.
c. Seminar; Pengurus cabang dan ranting ‘Aisyiyah mengikuti seminar ke ‘Aisyiyah daerah atau
memenuhi undangan seminar dari pihak lain, kemudian pada saat pengajian gabungan
Universitas Sumatera Utara