Kecemasan Pada Proses Persalinan Kegelisahan dan Ketakutan Menjelang Kelahiran Bayi

Selain itu pada general adaptation syndrom tubuh juga dapat berespon secara lokal misalnya suatu organ atau bagian tubuh tersendiri berespon, hal ini disebut dengan Local Adaptation Syndrom LAS contohnya inflamasi.

D. Konsep Persalinan 1. Defenisi Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat bertahan hidup, dari dalam rahim melalui vagina ke dunia luar Endjun, 2002. Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir Bogak et all, 2005. Persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan, dan tetap demikian selama proses persalinan WHO, 2005. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Ada juga yang menyatakan bahwa persalinan normal adalah jika bayi lahir dengan presentasi kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi dan umumnya berlangsung dalam waktu 18 jam atau kurang dari 24 jam tanpa komplikasi apapun Endjun, 2002.

2. Kecemasan Pada Proses Persalinan

Tidak semua perempuan memberikan respon yang senang dan gembira menjelang persalinan. Beberapa diantara mereka ada yang menunjukkan dua perasaan yang bertentangan. Terjadi konflik antara adanya keinginan untuk melahirkan bayi dan adanya rasa takut saat mau melahirkan. Kebanyakan ibu mengalami sejumlah tingkat Universitas Sumatera Utara kecemasan saat menjelang persalinan dan selama melahirkan. Tingkat cemas yang dialami mereka bisa cemas ringan dan sedang tetapi pada beberapa kasus tingkat kecemasan ibu melahirkan bisa mencapai cemas berat dan panik. Ketika seorang wanita berada dalam cemas ringan dan sedang maka ia masih mampu bersikap asertif, mempertahankan kontrol dan menggunakan koping secara lebih efektif. Tidak demikian dengan seorang wanita yang sangat cemas, dimana ia sama sekali tidak mampu melaksanakan koping dan motivasinya menurun sehingga ia mengabaikan nasehat atau instruksi yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang membantunya melahirkan, akibatnya hal ini bisa mengancam keselamatan ibu dan bayinya Henderson Jones, 2005.

3. Kegelisahan dan Ketakutan Menjelang Kelahiran Bayi

Pada setiap wanita, baik yang bahagia maupun yang tidak bahagia, apabila dirinya jadi hamil : pasti akan dihinggapi campuran rasa, yaitu : rasa kuta dan berani menanggung segala coba, dan rasa-rasa lemah hati, takut, ngeri; rasa cinta dan benci; keragu-raguan dan kepastian; kegelisahan dan rasa tenang bahagia; harapan penuh kegembiraan dan kecemasan, yang semuanya menjadi semakin intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayinya. Sebab-sebabnya antara lain : 1 Takut Mati Sekalipun peristiwa kelahiran itu adalah satu fenomenon fisiologis yang normal, namun hal tersebut tidak kalis dari resiko-resiko dan bahaya kematian. Bahkan pada proses kelahiran yang normal sekalipun senantiasa disertai pendarahan dan kesakitan-kesakitan hebat. Peristiwa inilah yang menimbulkan ketakutan- Universitas Sumatera Utara ketakutan; takut mati, baik kematian dirinya sendiri, maupun anak bayi yang akan dilahirkan. 2 Trauma Kelahiran Berkaitan dengan perasaan takut mati yang ada pada wanita pada saat melahirkan bayinya, ada pula ketakutan-lahir. takut dilahirkan didunia ini pada anak bayi, yang kita kenal sebagai ”trauma Kelahiran” . trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi dari rahim ibunya. Yaitu merupakan ktakutan “hipotetis” untuk dilahirkan di dunia, dan takut terpisah dari ibunya. 3 Perasaan bersalah Berdosa Dalam semua aktivitas reproduksinya, wanita itu banyak melakukan identifikasi terhadap ibunya. Jika identifikasi ini menjadi salah-bentuk. Dan wanita tadi banyak mengembangkan mekanisme rasa-rasa bersalah dan rasa berdosa terhadap ibunya. Maka peristiwa tadi membuat dirinya menjadi tidak mampu berfungsi sebagai ibu yang bahagia; sebab selalu saja ia dibebani atau dikejar-kejar oleh rasa berdosa. 4 Ketakutan riil : a. Takut kalau-kalau bayinya akan lahir cacat, atau lahir dalam kondisi yang patologis. b. Takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa-dosa ibu itu sendiri dimasa silam. c. Takut kalau beban hidupnya akan menjadi semakin berat oleh lahirnya sang bayi. Universitas Sumatera Utara d. Munculnya elemen ketakutan yang sangat mendalam dan tidak disadari, kalau ia akan dipisahkan dari bayinya. e. Takut kehilangan bayinya yang sering muncul sejak masa kehamilan sampai waktu melahirkan bayinya. Ketakutan ini bisa diperkuat oleh rasa-rasa berdosa atau bersalah.

E. Fenomenologi