Karakteristik Partisipan Pengalaman Ibu Hamil dalam Menghadapi Stress Persalinan

BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan. Ketujuh partisipan yang diteliti pernah mengalamai stress dalam menghadapi persalinan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam menggunakan alat perekam.

A. Karakteristik Partisipan

Ketujuh partisipan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah partisipan yang memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai serta menandatangani persetujuan menjadi partisipan penelitian sebelum wawancara dimulai. Usia ketujuh partisipan berkisar antara 20-30 tahun. Lama usia perkawinan ketujuh partisipan berkisar antara satu sampai tiga tahun. Dari ketujuh partisipan masing-masing partisipan memiliki satu orang anak. Satu orang partisipan berasal dari suku Batak, enam orang dari suku Jawa. Ketujuh partisipan masing-masing beragama Islam. Lima orang partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga dan dua orang partisian lainnya bekerja sebagai pegawai swasta. Lima orang partisipan bependidikan terakhir SMA, dan dua orang partisipan lainnya berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Data demografi partisipan dapat dilihat pada Table 4.1. 22 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Data Demografi Partisipan No Karakteristik Jumlah 1 Usia Ibu 20 - 25 tahun 26 - 30 tahun 3 4 2 Lama usia perkawinan 1 tahun 2 tahun 3 tahun 2 4 1 3 Jumlah anak 1 7 4 Agama Islam 7 5 Suku Jawa Batak 6 1 6 Pekerjaan Pegawai swasta Ibu rumah tangga 2 5 7 Pendidikan SMA Perguruan Tinggi 5 2

B. Pengalaman Ibu Hamil dalam Menghadapi Stress Persalinan

Dari hasil wawancara ditemukan faktor penyebab stress, gejala yang dialami ketika stress, sumber dukungan dalam menghadapi stress, dukungan yang diberikan saat mengalami stress, upaya yang dilakukan untuk mengurangi stress, harapan persalinan yang akan dialami. 1. Faktor penyebab stress Dari hasil wawancara diperoleh bahwa faktor penyebab stress yang dialami oleh ibu dalam menghadapi stress persalinan adalah takut bayi yang dilahirkan cacat, takut salah satu diantara mereka ibu dan bayi meninggal, takut dengan rasa sakit, takut tidak bisa melahirkan normal, kurang siap mental. Universitas Sumatera Utara a. Takut bayi yang dilahirkan cacat Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka merasa takut apabila bayi yang dilahirkan cacat seperti yang dialami oleh tetangga dari salah seorang partisipan. Pernyataan yang berkaitan dengan ketakutan partisipan berikut: Terus terang saya merasa stress banget, terutama mengenai kelahiran anak saya apakah ia lahir normal atau tidak, soalnya kalau melihat anak- anaknya yang dilahirkan dalam keadaan cacat rasanya perasaan sadih sekali Partisipan 1 Ya ada mbak, kayak anak saya kalau lahir cacat amit-amit ya mbak, saya belum siap mbak. Kan kasian apalagi kalau sampai perempuan cacat, aduh… kita sebagai orang tua kan jadi ikut sedih, susah mikirin anak Partisipan 5 Paling pertama kali saya takut dan stress anak saya lahir cacat nantinya Partisipan 7 b. Takut salah satu diantara mereka ibu dan bayi meninggal Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka takut apabila salah satu dari mereka ibu dan anak sampai menggal. Hal ini diungkapkan oleh partisipan berikut: … atau salah satu dari kami ada yang meninggal saya benar-benar gak sanggup untuk menerimanya mbak Partisipan 2 Takut anak saya meninggal atau saya yang meninggal. Pokoknya suntuk banget mbak Partisipan 3 … apalagi nanti kalau tau anaknya lama keluar takut terjadi apa-apa kayak meninggal gak ya anak saya, bisa bertahan gak ya dia di perut saya. Aduh dek gak bisa diungkapkan lagilah kayak mana perasaan seorang ibu yang mau melahirkan ngeri-ngeri sedap. Partisipan 6 c. Takut dengan rasa sakit Empat dari tujuh orang partisipan menyatakan bahwa stress yang dialami oleh partisipan disebabkan karena mereka takut dengan rasa sakit yang akan dialami ketika Universitas Sumatera Utara melahirkan. Takut dengan rasa sakit yang dialami partisipan terlihat dari pernyataan berikut: Ya membayangkan kayak sakitnya melahirkan, saya kan udah pernah lihat waktu sepupu saya melahirkan kayaknya sakitnya minta ampun karena ngeliat dia njerit-jerit mbak. Saya jadi suka ih…ngeri sendiri Partisipan 5 Ya masih gelisah lah mbak, kan yang jalani saya, jadi cuma saya yang tau takutnya itu. Gimana ngerasain sakitnya, gimana nanti. Kecuali kalau udah melahirkan saya dan anak saya barulah saya tenang mbak Partisipan 7 d. Takut tidak bisa melahirkan normal Empat dari tujuh partisipan menyatakan ketakutan mereka apabila mereka tidak bisa melahirkan secara normal sehingga harus dioperasi dan divakum. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut: Kadang melamun membayangkan kelahiran nanti, saya bisa gak ya nanti, saya terus-terusan kepikiran hal-hal yang mengerikan…saya jadi semakin ketakutan jangan-jangan saya saya gak bisa melahirkan karena anak saya besar, terus nanti dioperasi perasaan saya semakin gak enak Partisipan 1 Saya takut anak saya terlalu besar terus saya gak bisa mengedan terus anaknya gak bisa keluar, jadinya saya gak bisa melahirkan dengan normal. Saya takut operasi mbak jangan sampelah mbak biayanya kan mahal mbak Partisipan 2 Belum lagi kalo anaknya susah keluar apalagi pernah saya lihat bayi yang anaknya divakum kan kepalanya disedot kayak membentuk batok gitu kan. Kasian mbak, jangan sampailah anak saya kalau lahir kayak gitu itu yang saya pikirkan mbak Patisipan 5 e. Kurang siap mental Enam orang partisipan menyatakan penyebab stress yang mereka rasakan adalah karena kurang siap mental sehingga merasa belum siap melahirkan dan menjadi ibu. Pernyataan partisipan yang berhubungan dengan hal tersebut adalah: Universitas Sumatera Utara Saya juga belum siap karena kan belum ada pengalaman untuk mengurus anak, mana mikirin kerjaan saya nanti gimana apa saya bisa bagi waktunya, apalagi nyusui gimana ya Partisipan 2 Saya juga merasa belum siap untuk menjadi ibu yang baik bagi anak saya karena belum fasih benar dalam merawat bayi. Walau nantinya pun berjalan dengan sendirinya saya menjadi bisa merawat bayi Partisipan 4 Anak pertama biasalah mbak balum tau kan, semakin dekat hari mau melahirkan kayaknya hati ini semakin gimana gitu, ih takut kali bisa gak ya melewatinya, siap gak ya nanti kalau udah jadi ibu, jadi banyak lah yang dipikirkan Partisipan 7 2. Gejala yang dialami ketika stress Dari hasil wawancara diketahui tentang gejala yang dirasakan ketika mengalami stress persalinan adalah jantung berdebar dan tidak bisa tidur. a. Jantung berdebar Tiga dari tujuh partisipan menyatakan bahwa mereka merasa jantung mereka berdebar-debar ketika mengalami stress menghadapi persalinan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut: Semakin hari mau dekat saya kepikiran bisa gak ya saya melahirkan nanti, kalau udah ingat hari mau melahirkan udah dekat, jantung saya suka berdebar-debar Partisipan 3 Ya semakin cemaslah mbak kayak bawaannya deg-degan terus Partisipan 6 b. Tidak bisa tidur Dua dari tujuh partisipan merasa tidak bisa tidur nyeyak ketika mengalami stress dalam menghadapi persalinan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut: …perasaan saya jadi semakin gak enak jadi gak bisa tidur semua jadi serba salah Partisipan 1 …apalagi kalau tidur malam jadi kepikiran terus mbak Partisipan 2 Universitas Sumatera Utara 3. Dukungan saat menghadapi stress persalinan Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka didukung oleh suami dan keluarga, teman dan tenaga kesehatan ketika menghadapi stress persalinan. a. Dukungan suami dan keluarga Seluruh partisipan merasakan dukungan dari suami dan keluarganya. Dukungan suami dan keluarga yang dirasakan oleh partisipan dapat dilihat dari pernyataan berikut: Suami dan keluarga mendukung kehamilan saya, tapi mereka juga sering menasehati agar saya tidak terlalu memikitkan kehamilan saya dan bagaimana melahirkan nantinya Partisipan 1 Yang paling utama ya udah pasti suami, trus orang tua, mertua saya, mereka mendukung sekali Partisipan 2 Suami saya selalu mendukung saya pada saat saya hamil dalam menghadapi persalinan. Suami saya selalu perhatian kepada saya… Orang tua dan mertua saya juga mendukung. Mereka sering membawakan makanan yang saya inginkan Partisipan 4 b. Dukungan teman dekat dan tetangga Selain dari suami dan keluarga lima orang partisipan merasakan mendapat dukungan dari teman dekat dan tetangga. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut: Ada mbak teman dekat saya dia sudah punya anak jadi dia sering cerita pengalaman dia waktu hamil sampai melahirkan, dia juga nenangi kalau saya cemas Partisipan 1 Teman akrab saya, dia sering nelpon dan ngingein saya agar gak stress kadang ngajak ketemua untuk makan-makan, yang bayarin dia, tetangga saya juga baik-baik suka ngasih tau jangan dipikirkan kali nanti juga terlewatkan Partisipan 2 …tetangga, kawan-kawan, mereka mendukung saya biar gak gelisah, takut, khawatir karena mau melahirkan Partisipan 6 Universitas Sumatera Utara c. Dukungan dari tenaga kesehatan Dua orang partisipan juga mendapat dukungan dari tenaga kesehatan khususnya bidan agar menjaga kesehatan dengan makan-makanan bergizi. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut: Bu bidan desa kami, saya kan kenal kali mbak, masih ada saudara sama saya jadi dia selalu ingati untuk periksa biar anaknya sehat Partisipan 5 …bidan desa. Ibu selalu kasih tau saya kayak harus jaga kesehatan, makan makanan bergizi, buah-buahan biar anaknya sehat Partisipan 3 4. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi stress Dari hasil wawancara diperoleh bahwa upaya yang dilakukan partisipan untuk mengurangi stress persalinan adalah dengan refreshing, mencari sumber informasi, beribadah dan berdoa, dan mencari kesibukan. a. Refreshing Seluruh partisipan menyatakan bahwa untuk mengurangi stress persalinan mereka dengan refreshing salah satunya dengan jalan-jalan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut: Ya palingan jalan-jalan sama suami saya mbak sambil makan apa saja yang saya pengeni, kayak belanja-belanja perlengkapan bayi juga Partisipan 1 Saya sering pergi jalan-jalan bersama suami, makan diluar bersama biar selera makan saya bertambah. Kalo libur saya sering kumpul-kumpul dengan saudara-saudara saya… Partisipan 4 Yang saya lakukan ya banyak makan yang enak-enak, jalan-jalan, refreshing, belanja-belanja untuk persiapan bayi seperti beli baju, popok perlengkapan bayi, melihat anak tetangga yang lagi lucunya…Partisipan 3 Universitas Sumatera Utara b. Mencari sumber informasi Enam orang partisipan menyatakan bahwa untuk mengurangi rasa stress menghadapi persalinan adalah dengan mencari informasi baik dari buku, majalah, radio, dan dari pengalaman orang lain. Hal yang berhubungan dengan mencari informasi dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut: Saya juga sering membaca buku tentang hal-hal yang berhubungan dengan persalinan. Partisipan 1 Kalo udah males kerja saya biasanya ngemil sambil baca-baca buku tentang hamil, melahirkan, dan cara-cara mengurus anak dengan dengan baik atau dengerin musik, radio, siapa tau ada informasi yyang saya butuhkan Partisipan 2 Ngobrol sama tetangga yang udah pengalaman melahirkan, kalo udah capek main paling nonton TV, minta dibuatin makanan buat cemilan sama ibu saya Partisipan 6 c. Beribadah dan berdoa Salah satu upaya yang dilakukan oleh partisipan adalah dengan beibadah untuk menenangkan diri dan berdoa supaya agar dapat melahirkan secara normal. Pernyataan partisipan yang berkaitan dengan beribadah dan berdoa adalah sebagai berikut: Dan yang utama saya lakukan adalah berdoa dan berserah diri adalah berdoa dan berserah diri kepada-Nya agar saat persalian nanti dapat berjalan dengan lancar dan semuanya dengan normal. Partisipan 4 Berdoalah mbak, sholat biar jiwa dan hati kita tenag, minta kepada Yang Diatas agar melahirkan nanti lancar-lancar saja. Saya rasa Cuma segitu aja mbak Partisipan 5 Sholat, berdoa agar melahirkan nati gak ada apa-apa dan baik-baik saja. Sehat ibu dan sehat anak Partisipan 7 Universitas Sumatera Utara d. Mencari kesibukan Upaya lain yang dilakukan untuk mengurangi stress dalam menghadapi persalinan adalah dengan mencari kesibukan antara lain dengan membersihkan rumah, membereskan perlengkapan bayi dan nonton TV. Hal tersebut dilakukan oleh lima orang partisipan dan dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut: Dari pengalaman saya kemaren begitu saya cemas dan stress saya langsung alihkan ke hal lain seperti melakukan hal-hal yang membuat saya sibuk seperti membersihkan rumah, membereskan baju, popok, perlengkapan bayi nantinya terus kalo udah kecapean saya nonton TV sambil makan cemilan… Partisipan 1 Nonton TV, beres-beres rumah tapi ya gak yang berat-berat karena suami saya suka marah kalau saya sudah pulang kerja ya istirahat Partisipan 2 Universitas Sumatera Utara BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan membandingkan hasil penelitian dengan literatur yang berhubungan. Yakni pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stress persalinan.

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil