Ketidaknyamanan dalam Kehamilan Ketakutan-ketakutan pada Masa Hamil

ketidakyakinan adalah hal umum terjadi Hamilton, 1995. Perubahan psikologis yang terjadi selama kehamilan berbeda setiap trimester.

a. Trimster Pertama

Pada awal kehamilan dapat timbul reaksi emosional ambivalen, yaitu ketidakpastian atau keragu-raguan akan kehamilan, ini terjadi karena kurangnya persiapan baik secara materi maupun psikologi. Selain itu reaksi emosional yang dapat muncul adalah ketakutan dan khayalan. Ibu merasa cemas dengan keadaan dirinya serta janin pada waktu persalinan dan mulai membayangkan perannya setelah bayi lahir.

b. Trimester Kedua

Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan. Ibu telah menerima kehamilannya dan mulai memperhatikan kebutuhan dirinya dan janin serta mempersiapkan dirinya dalam menghadapi persalinan. Di samping itu, dapat juga terjadi mood swing dimana ibu cepat marah dan membutuhkan pengertian dan perhatian yang lebih besar.

c. Trimster Ketiga

Trimester ketiga ditandai dengan adanya rasa tidak nyaman, perubahan bentuk tubuh dan kecemasan akan proses persalinan dan peran ibu yang akan dijalani. Sekitar dua minggu sebelum melahirkan, sebagian besar ibu mulai mengalami perasaan senang Reeder, 1997.

3. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan

Ketidaknyamanan dalam kehamilan menyebabkan beberapa perubahan dalam tubuh ibu seperti : Universitas Sumatera Utara a. Sering buang air kecil nocturia, dan cara meringankannya adalah kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan atau buang air kecil, perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum di malam hari untuk mengurangi nocturia kecuali jika nocturia mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan. b. Keringat bertambah peningkatan perspirasi, dan cara meringankannya adalah pakailah pakaian yang tipis dan longgar, mandi atau rendam secara teratur. c. Kram pada kaki, cara meringankannya adalah berlatih dorsifleksi pada kaki untuk meregangkan otot-otot. d. Varises pada kakivulva, cara meringankannya adalah tinggikan kaki sewaktu berbaring atau duduk, berbaring dengan posisi kaki ditinggikan + 90 beberapa kali sehari, hindari berdiri atau duduk terlalu lama, istirahat dalam posisi berbaring miring kiri atau kanan.

4. Ketakutan-ketakutan pada Masa Hamil

Kehamilan pada umumnya menambah intensitas emosional dan tekanan-tekanan batin pada kehidupan psikisnya. Hal ini dapat diperberat oleh kesulitan keuangan, kewajiban mengurus rumah tangga yang amat berat, selisih paham dengan salah seorang anggota keluarga. Konflik dengan suami, dan lain-lain, maka beban ujian berupa kehamilan itu pasti akan terasa semakin berat menekan pada dirinya. Ketakutan itu antara lain berupa : kerisauan disebabkan oleh kelelahan dan kesakitan jasmaniah, jadi bingung, kecemasan karena tidak mendapatkan support emosional; mengembangkan reaksi-reaksi kecemasan terhadap cerita-cerita takhayul yang mengerikan, ketakutan menghadapi saat kelahiran bayinya : ketakutan kalau-kalau Universitas Sumatera Utara bayinya mati dan gugur mengalami abortus, mati setelah lahir, atau akan cacad jasmaninya disebabkan oleh dosa-dosa ibunya di masa lalu. Jika dalam kehidupan sehari-hari seorang wanita memiliki sikap hidup yang relatif sehat dan bersikap rasional terhaap diri sendiri, tanpa dibarengi kompulsi- kompulsi dorongan paksaan tertentu, maka wanita tersebut pasti akan memandang kehamilan dirinya dengan sikap yang sehat pula Kartono Kartini, 1992. Secara psikologis, stres pada ibu hamil dapat dibagi dalam tiga tahapan, 1. Tahap pertama adalah pada triwulan pertama, yaitu pada saat usia kehamilan satu hingga tiga bulan. Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu belum terbiasa dengan keadaannya, dimana adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kejiwaan ibu, sehingga ibu sering merasa kesal atau sedih. Selain itu, ibu hamil ada juga yang mengalami mual-mual dan morning sickness, yang mengakibatkan stres dan gelisah. 2. Tahap kedua saat triwulan kedua, yaitu pada saat usia kehamilan empat hingga enam bulan. Dalam kurun waktu tersebut, biasanya ibu sudah merasa tenang, karena telah terbiasanya dengan keadaannya. Di tahap ini, ibu hamil sudah dapat melakukan aktivitas, termasuk aktivitas hubungan suami istri. 3. Tahap ketiga yakni trimester ketiga, stres pada ibu hamil akan meningkat kembali. Hal itu dapat terjadi dikarenakan kondisi kehamilan semakin membesar. Kondisi itu tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah. Dan semakin bertambah dekatnya waktu persalinan pun akan membuat tingkat stres ibu semakin tinggi. Perasaan cemas muncul bisa dikarenakan si ibu memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan. Universitas Sumatera Utara

C. Stress 1. Defenisi

Stress adalah interaksi antara individu dan lingkungan yang ditandai oleh ketegangan emosional dengan berpengaruh terhadap kondisi mental dan fisik seseorang Harvey and Bowin, 1996 : 313. Stress adalah sebagai ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan respon di bawah suatu kondisi dimana kegagalan sejalan dengan tuntutan yang mempunyai konsekuensi penting J.E. McGrath, 1970 : 20. Stress adalah munculnya reaksi psikologis yang membuat seseorang merasa tegang atau cemas sebab orang tersebut merasa tidak mampu mengatasi atau meraih tuntutan atau keinginannya Gray and Smeltzer, 1990 : 636.

2. Gejala dan Tanda-tanda Stress

a. Fisik, yaitu mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, merasa panas, otot-otot tegang, sakit kepala, gelisah, dan lain-lain. b. Perilaku yaitu perasaan bingung, cemas, sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, serta kehilangan semangat. c. Watak dan kepribadian yaitu sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan, cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri, dan lain-lain. d. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung, suasana hati mudah berubah-ubah, mudah menangis dan depresi, gugup. e. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit berkonsentrasi, suka melamun berlebihan. Universitas Sumatera Utara