Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

BAB II TINJAUAN TEORITIS

1. Konsep Pengetahuan 1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2003. Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala sesuatu perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat terwujud barang-barang fisik, pemahamannya dilakukan dengan cara persepsi baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal Arman, 2006. Menurut Suparlan 2005 pengetahuan adalah proses mengetahui dan menghasilkan sesuatu. Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu, dengan kata lain pengetahuan adalah hasil ungkapan apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan.

1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Menurut Bloom 1956, yang dikutip dari Notoatmodjo 2003 bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali reall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar 3. Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Universitas Sumatera Utara Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 2 Konsep Keluarga 2.1 Defenisi Keluarga Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-masing untuk menciptakan dan mempertahankan suatu budaya Baylon Maglaya, 1978, dikutip dari Rasmun, 2001. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai arti yang strategis dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sistem keluarga merupakan sistem terbuka atau sistem sosial yang hidup, terdiri dari beberapa sub-subkomponensistem yaitu pasangan suami isteri, orang tua, anak, kakak, adik sibling, kakek-nenek-cucu dan sebagainya Effendy, 1998. Semua sistem ini saling berinteraksi, saling ketergantungan dan saling menentukan satu sama lain serta membentuk norma-norma atau ketentuan- ketentuan yang harus ditaati oleh seluruh anggota keluarga tersebut. Lingkungan Universitas Sumatera Utara eksternal seperti sistem pendidikan, sistem hukum, sistem politik, sistem komunikasi, sistem kesehatan, sistem agama, sistem sosial dapat mempengaruhi sistem didalam keluarga, norma-norma yang akan berkembang sesuai dengan pengalaman masing-masing keluarga dalam menerima pengaruh lingkungan tersebut Wahini, 2005. Sebagai bagian dari tugasnya untuk menjaga kesehatan anggota keluarganya, keluarga perlu menyusun dan menjalankan aktivitas-aktivitas pemeliharaan kesehatan berdasarkan atas apakah anggota keluarga yakin menjadi sehat dan mencari informasi mengenai kesehatan yang benar yang dapat bersumber dari petugas kesehatan langsung ataupun dari media massa Yankelovitch et al, 1979 dikutip dari Friedman, 1998.

2.2 Fungsi Keluarga

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Keluarga Pasien Tentang Self-care (Perawatan Diri) Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Stroke di RSUD Tangerang Tahun 2013

4 28 106

SIKAP DAN PERSEPSI KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN Sikap Dan Persepsi Keluarga Terhadap Anggota Keluarga Yang Menderita Hiv/Aids Di Kabupaten Temanggung.

0 0 14

PENDAHULUAN Sikap Dan Persepsi Keluarga Terhadap Anggota Keluarga Yang Menderita Hiv/Aids Di Kabupaten Temanggung.

0 0 6

METODOLOGI PENELITIAN Sikap Dan Persepsi Keluarga Terhadap Anggota Keluarga Yang Menderita Hiv/Aids Di Kabupaten Temanggung.

0 3 6

NASKAH PUBLIKASI Sikap Dan Persepsi Keluarga Terhadap Anggota Keluarga Yang Menderita Hiv/Aids Di Kabupaten Temanggung.

0 0 12

Pemasungan Terhadap Anggota Keluarga Yang Menderita Skizofrenia Di Rumah : Pengalaman Keluarga Di Kabupaten Kendal Jawa Tengah.

0 0 2

PEMASUNGAN TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA SKIZOFRENIA DI RUMAH : PENGALAMAN KELUARGA DI KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH.

0 1 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Dukungan Keluarga terhadap Anggota Keluarga yang Menderita Asma di Rumah

0 0 17

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

0 0 12

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. R DENGAN FOKUS UTAMA ANGGOTA KELUARGA MENDERITA ASMA DI DESA KEDUNGWULUH KIDUL KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 15