gunung untuk mengkokohkannya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada Tuhan yang lain? bahkan sebenarnya
kebanyakan dari mereka tidak mengetahui”.
3. Gambaran adanya sifat dan rasa laut yang berbeda, seperti surat, al-Furqan: 53
⌧ ⌧
⌧ ☺
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir berdampingan; yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi.
Sesungguhnya sang pencipta yang sangat bijaksana membiarkan dua lautan yang tawar dan yang segar serta air lautan yang asin lagi pahit, kemudian
mengalir keduanya bertemu tanpa terjadi pencampuran dan pembauran diantara keduanya. Bahkan, keduanya ada pemisah, Pembahasan bagian ini akan dirinci
pada Bab IV.
A. Pendapat Para Mufassir tentang Laut
Dari kedua bentuk penggunaan lafazh tersebut, diantaranya menjelaskan fungsi dan peran laut, yaitu lafaz bahr al-Bahr dan yamm al-yamm. Para
mufassir sepakat, bahwa laut tidak hanya dijadikan sebagai objek pemandangan
tetapi juga bermanfaat untuk menyempurnakan kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan.
Berikut ini akan dipaparkan tiga pendapat Mufassir yang mempunyai corak penafsiran yang berbeda satu sama lain.
Pertama, adalah Mufassir yang bercorak Bil ’ilmi, yang diwakilkan oleh Syekh Thanthawi jauhary. Kedua, Mufassir yang bercorak Falsafi, hal ini diwakili
oleh Fakhruddin ar-Razi.
1. Thanthawi Jauhary
Dalam tafsirnya al-jawahir fi Tafsir al-Qur’an, pada surat al-Naml: 61 dijelaskan:
☺
“Siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-
gunung untuk mengkokohkan nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada Tuhan yang lain? bahkan sebenarnya
kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.”
Maksud ayat ini adalah: Allah telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam yang tidak memuai, bergerak dan berguncang bersama penghuninya. Jika bumi
seperti itu, niscaya ia tidak layak untuk menjadi tempat berusaha dan penghidupan. Menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya. Bumi ini sungai-
sungai yang tawar dan mengalirkannya selaras dengan kepentingan hamba-
hambanya. Menjadikan gunung-gunung untuknya yaitu gunung untuk memasak dan mengokohkan bumi agar tidak meleleh. Dijadikan suatu pemisah antara dua
laut, yakni pemisah antara air yawar dan air asin sehingga tidak bercampur dan saling merusak, karena air laut itu asin, sedangkan air sungai yang mengalir itu
tawar yang sangat bermanfaat untuk tumbuhan. Air laut yang asin meliputi seluruh penjuru bumi yang menjadi sumber hujan. Allah menjadikan airnya asin
agar aromanya tidak merusak udara. Apakah Allah ada tuhan lain yang disembah, bahkan kebanyakan mereka tidak mengetahui.
28
2. Fakhr ad-Din ar-Razi
Dalam tafsirnya At-Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib, pada surat al-Nahl: 14 dijelaskan:
☺
“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan untukmu, agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar ikan, dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari keuntungan dari karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur.”
Maksud ayat ini ialah bahwa Allah sendiri yang menyediakan kebutuhan yang bermacam-macam bagi manusia dari berbagai jenis ikan, juga kapal-kapal
yang berlayar dari satu negeri ke negeri lain dengan membawa barang-barang
28
Thanthawi Jauhary, al-Jawahir Fi Tafsir al-Qur’an, Beirut: Dar al-Fikr, jil. 12, h. 334, uraian lengkapnya akan dijelaskan di bab IV
perdagangan dan para penumpang yang bepergian. Menurutnya adalah Allah mengingakan kepada hamba-Nya akan nikmat ditundukkannya laut untuk
berlayarnya kapal-kapal dan semua berjalan dengan rahmat-Nya dan kasih sayang-Nya. Dengan mengilhamkan pembuatan alat-alat transportasi laut, adalah
untuk kemakmuran manusia karena rahmat-Nya. Dikatakan
☺ adalah ikan yang dimudahkan
dalam penangkapannya, dan mutiara-mutiara serta semua yang terkandung di dalam laut untuk bisa digali. Lautan yang sangat luas menjadi sumber titik penting
bagi kehidupan manusia
29
BAB III PENGUNGKAPAN LAUT DALAM PANDANGAN SAINS
A. Pengertian Laut dalam Pandangan Sains