Singkatan Lain-lain Latar Belakang Masalah

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya. ضوﺮ ا يوذ أ ﺔ ﺴ ا ه ditulis ditulis Zawi al-Fur ūd Ahl al-Sunnah

J. Singkatan

swt = Subhanahu wa ta’ala H = Hijriyah as = ’Alaih al-Salam W = Wafat M = Masehi Qs. = al-Quran: Surat saw = Salla Allah ‘alaih wa sallam hal. = Halaman

K. Lain-lain

- Transliterasi syaddah ّ− dilakukan dengan menggandakan huruf yang sama. - Transliterasi ta’marbûtah adalah “ h “. - Untuk terjemahan ayat al-Qur’an, penulis mengutip Mushaf al-Quran Terjemah Departemen Agama RI. PERSEMBAHAN Skripsi ini aku persembahkan untuk Buyah Alm dan Mama ku tercinta dan tersayang yang telah mengajariku arti cinta kasih sayang yang sangat tulus Trimakasih oh Buyah Mama …

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an sebagai Kalamullah telah diwahyukan kepada Muhammad Saw. yang hidup 1400 tahun lalu, melalui perantara Malaikat Jibril. Sampai saat ini masih menyampaikan rahasia-rahasia yang tersembunyi serta masih menantang para ilmuwan maupun para penentangnya untuk membuktikan kebenarannya. Indonesia yang secara khas memiliki kombinasi dua potensi yang khas, yaitu: pertama, penduduk Muslim yang terbesar sekitar 190 juta yang memegang kitab suci al-Qur’an, dan kedua, negara kepulauan terluas di muka bumi 80 lautan, 18.108 pulau yang secara rill juga sangat strategis. Ilmu kebumian atau Earth science kini telah lebih maju selangkah dalam menguak sekelumit misteri tentang bumi yang masih tersembunyi. Tetapi masih banyak yang belum diketahui mengenai lautan yang luas dan sangat dalam. Namun, hasil penelitian dan eksplorasi sejak dekade 50-an para peneliti telah menemukan pengetahuan baru mengenai lautan. Laut selain pemisah daratan sekaligus penghubungnya dengan perahu-perahu layar yang mengarunginya. Laut memegang peranan penting dalam terbentuknya iklim, karena laut lebih luas 79 dari daratan 21, maka penguapan lebih besar dari presipitasi hujan, sisanya jatuh didaratan yang kembali kelaut melewati sungai. 1 Lautan merupakan ciri khas planet bumi yang membedakan dengan planet- planet tata surya lainnya. Posisi yang terdekat dengan matahari menjadikan 1 Saryono, Pengetahuan Hutan, Tanah, dan Air Dalam Perspektif al-Qur’an, Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, h. 131 merkurius yang gersang. Jangankan air, untuk mempertahankan atmosfer saja merkurius sangat sulit. Planet mars, para peneliti astronom memperkirakan pernah ada air meski sangat sedikit. 2 Maha suci Allah Swt, yang menempatkan manusia di planet pertengahan yang sangat nyaman ini. Suhu yang cukup hangat untuk keberadaan air di seantero bumi dan es dikedua kutubnya sekaligus. Gaya gravitasinya pun cukup hangat untuk mengikat air dipermukaan bumi, serta densitas bobot dibagi dengan volume air laut yang sempurna agar media ini bisa mengalir sekaligus mengusung beban yang mengapung di atasnya. Setiap aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pasti mempengaruhi lingkungannya. Maka dari itu, Allah telah menjadikan manusia diatas bumi ini sebagai khalifah. Banyak rahasia kebesaran dan kekuasaan Ilahi menjadi jelas dalam dunia. Manusia diciptakan Allah bukan hanya sebagai makhluk individualisme, tetapi sekaligus ia merupakan makhluk sosial, artinya manusia sebagai makhluk individu diciptakan dengan bentuk jasad yang sempurna, memiliki akal, panca indra, nafsu dan. semangat, sehingga dengan kelengkapan itu manusia dapat mengembangkan dirinya sebagai khalifah dimuka bumi yang diciptakan Allah sebagai tempat untuk berkembang biak. Sebab itu maka menjadi khalifah hendaklah menjadi muslih, yang berarti suka memperbaiki dan memperindah. Adapun sebagai makhluk sosial manusia berkaitan erat dengan alam lingkungannya secara timbal balik. 3 Adanya hubungan timbal balik inilah yang membuat manusia harus selalu berusaha terhadap adanya keseimbangan ekologi demi kelestarian makhluk hidup 2 Agus S. Djamil, Al-Qur’an dan Lautan, Bandung: Arasy Mizan Pustaka, 2004, h. 3 3 Hamka, Tafsir al-Azhar, Jakarta: PT. Panjimas, 1988, cet. Ke-1, juz ke XXI, h. 94 dari semua makhluk hidup penghuni bumi, hanya manusialah yang paling dianggap mampu untuk beradaptasi dengan keadaan dan perubahan yang terjadi dibumi ini apalagi ditunjang dengan penemuan dalam kemajuan ilmu pengetahuan teknologi pada saat ini. Penemuan-penemuan tersebut dapat dicapai karena kemajuan ilmu sains yang mendorong manusia untuk mengembangkan dan menerapkan menjadi teknologi. Para pakar ilmu dari berbagai bidang berusaha mengungkap banyak rahasia dari fenomena yang tersembunyi, rahasia tersembunyi yang diisyaratkan oleh al- Qur’an dalam firman-Nya. Tak luput pula pakar ilmu di bidang geologi, ikut ambil upaya dalam pembuktian ini. Seperti yang tersirat dalam surat ar-Rahman [55] 19-20 bahwa adanya pertemuan dua laut, sebagaimana Allah Swt berfirman: ☺ “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya Kemudian bertemu, Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” Dalam surat al-Naml [27] ayat 61 dan al-Furqan [25] ayat 53 menjelaskan bahawa adanya pemisah lautan yang luas dan mempunyai sifat yang berbeda, Allah berfirman: ☺ “Siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung- gunung untuk mengkokohkannya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada Tuhan yang lain? bahkan sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. surat al-Furqan [25] ayat 53, ⌧ ⌧ ⌧ ☺ “Dan dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir berdampingan; yang Ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” Apakah maksud al-Qur’an menyatakan bahwa adanya fenomena pada lautan yang sangat luas, sedangkan pada 1400 tahun lalu ternyata tak seorang menyangka bahwa adanya batasan-batasan dalam dua lautan hanya pada dekade tahun 50-an yang dimana manusia belum mengenalnya. Semua paham bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami perubahan. Namun, data selalu bertambah dari hari ke hari sesuai dengan kemajuan manusia dalam menciptakan alat pengumpul data dan informasi. Ilmu yang dikembangkan melalui susunan teori-teorilah yang kemudian selalu berubah serta selalu mengalami perubahan. Dalam ayat di atas, menjelaskan bahwa adanya suatu pemisah antara dua laut, sifat laut yang baru ditemukan adalah apa yang dinyatakan dalam sepenggal ayat al-Quran. 4 4 Harun Yahya, Al-Qur’an Mengungkap Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Modern, Wacana Ilmiah Press, 2004, h. 59 Para pakar geologi pun memandang lautan sekalipun larut bersama-sama memiliki sifat permeabel yang memisahkan antara dua laut. Sifat permeabel inilah satu penemuan dalam pakar geologi khususnya bidang oseanografi. 5 Hasil dari satu daya fisika. 6 Tetapi mengapa bisa demikian? Al-Qur’an dalam menggambarkan kejadian-kejadian alam, semenjak awal diwahyukan hingga saat ini tetap seperti adanya, lain halnya dengan ilmu pengetahuan. Seperti yang tersirat dalam surat al-Furqan [25]: 2, Allah Swt berfirman: ☺ ☺ ⌧ “Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaanNya, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” Semua ciptaan Allah di alam ini tersusun sangat rapi, teratur, ukuran yang akurat dan dengan ketepatan yang tinggi. Kesempurnaan ukuran dan kadar yang sangat rapi tersebut menjamin keseimbangan kepada alam ciptaan-Nya. Satu takaran tidak melebihi yang lain agar tidak mengganggu keseimbangan dialam ini. 5 Oseanografi berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan graphos yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan, yakni cabang dari ilmu bumi geologi yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan eksplorasi ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer. Artikel ini di akses pada tanggal 25 Maret 2010 dari www.wikipedia.com , pukul 13.00 WIB 6 Davis, Richard A., Principles of Oceanography, Addison: Wesley Publishing, Hlm. 92-93 Keseimbangan yang Allah berikan yaitu membuat makhluk hidup yang berada di atas bumi ini memperoleh kenikmatan serta kenyamanan. 7 Hal-hal semacam inilah yang mengerakkan para ilmuwan untuk terus mengkaji maksud dari isyarat-isyarat ilmiah yang diberitakan al-Qur’an. Al-Qur’an sendiri menentang para pembacanya, umatnya untuk menggunakan akalnya demi mengungkapkan isyarat alam sehingga dapat membuka tabir pengetahuan yang akhirnya bermuara kepada adanya pengakuan, bahwa di balik semua yang ada ini karna adanya kekuatan yang Maha Besar dan Mengetahui segala-galanya. Oleh karna itu, tidak ada satupun yang ada di bumi ini yang tidak memiliki arti, sebagaimana yang telah di firmankan Allah dalam surat Al-Imran ayat 190-191: ☺ ☯ ☺ ⌧ ⌧ ⌧ ⌧ “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, “orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia- sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” Walaupun hasil penelitian ilmiah mampu menyikapi rahasia-rahasia alam yang tersembunyi, bukan berarti ia dijadikan pedoman sebagai sesuatu hasil akhir 7 Afzalur Rahman, Ensiklopedi Ilmu Dalam al-Qur’an Rujukan Terlengkap Isyarat Ilmiyah dalam al-Qur’an, Mizan, 2007, h. 21 dalam suatu pengamatan. Bukankah banyak hasil penelitian yang tidak akurat, keakuratan sutau penelitian berkembang sesuai berkembangnya zaman. Karna hal inilah, suatu hasil penelitian tidak dapat dijadikan landasan untuk menentang teori-teori ilmiah yang diisyaratkan al-Qur’an, akan tetapi keberadaan dari ilmu pengetahuan itu sendiri diperlukan guna mengungkap atau membuktikan kebenaran dari isyarat ilmiah yang diberitakan al-Qur’an. Di sisi lain dengan sifat ilmu pengetahuan yang dinamis sesuai perkembangan zaman, maka hasil dari penelitian dapat dijadikan landasan dalam berpijak untuk lebih menyempurnakan hasil yang diperoleh sebelumnya. 8 Sains yang dulu pernah menjadi sebab timbulnya kedurhakaan terhadap Allah, menjadi suatu keotentikan dakwah. Kesaksiannya sungguh bisa dipercaya, obyektif dan rasional. Sains tidak pernah mengenal pura-pura. Seluruh dunia mengakui sains sebagai alat untuk menetapkan kebenaran atau kebathilan sesuatu. Sains ini telah menjadi saksi penting di hadapan peradilan sejarah bahwa al- Qur’an adalah wahyu terakhir untuk manusia. 9 Hasil Pemikiran seseorang, telah dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalamannya. Perkembangan ilmu pengetahuan telah sedemikian pesatnya, sehingga dari faktor ini saja pemahaman terhadap redaksi al-Qur’an dapat berbeda-bada. Namun perlu digaris bawahi, apa yang dipersembahkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu, sangat bervariasi sekali dari segi kebenarannya. Dari pandangan 8 Zaghlul Raghib M. Al-Najjar, Mukjizat al-Qur’an dan as-Sunnah Tentang IPTEK, Gema Insani Press, h. 32 9 Ahmad As Showwy, Mukjizat al-Qur’an dan As-Sunnah tentang IPTEK, Jakarta: Gema Insani Press, 1995, h. 32 inilah, maka dari itu ilmiah yang belum mapan tidak boleh dijadikan dasar dalam penafsiran al-Qur’an. Dari hal tersebut diatas penulis tertarik untuk menguraikan, memberikan gambaran bahwa al-Qur’an disamping fungsinya sebagai kitab petunjuk keimanan, ibadah, muamalah, ia juga sebagai petunjuk. Dari pemaparan diatas penulis mengkaji lebih jauh tentang konsep geologi laut dan ayat-ayat dengan tema yang menjelaskan fenomena laut dari sifat laut yang baru yaitu permeabilitas batasan air. Maka pada skripsi ini penulis hanya membatasi diri dengan pengkajian secara tematik terhadap ayat-ayat geologi terutama yang berkaitan dengan Konsep Geologi Laut. Dari permasalahan dan pembatasan inilah penulis memberikan tema: “KONSEP GEOLOGI LAUT DALAM AL-QURAN DAN SAINS; Analisa Surat Al Rahman [55]: 19-20, Surat Al-Naml [27]: 61, dan Surat Al Furqan [25]: 53” guna memberikan sebuah pandangan yang utuh terhadap fenomena laut yang tersirat dalam al-Qur’an dan Sains. Sehingga dapat diambil sebagai pelajaran bagi manusia agar senantiasa mampu memelihara bumi dan lautan yang merupakan suatu kewajiban bagi manusia.

B. Identifikasi, Pembatasan Dan Perumusan Masalah