Dampak Dari Pengusiran Pencari Suaka Di Australia Dalam

berpihak kepada Malaysia. Militer Australia yang ketika itu mendukung Malaysia, terlibat pertempuran dengan militer Indonesia di Borneo Kalimantan. Masa Pemerintahan Orde Baru di Indonesia merupakan suatu masa berkembangnya hubungan antara Indonesia dengan Australia. Namun, ketika terjadi pemisahan Timor Timur sekarang Timor Leste dari Indonesia pada 1999, hubungan kembali memanas. Indonesia menganggap bahwa lepasnya Timor Timur dikala itu akibat dari turut campur Australia. 70 Berikut bidang – bidang dalam hubungan Indonesia Australia : 71 - Bidang pendidikan Banyak pelajar dari Indonesia yang belajar di universitas yang ada di Australia. Selain itu, pemerintah Australia juga membantu pemerintah Indonesia di dalam memajukan pendidikan di Indonesia. - Bidang kesehatan Australia berkomitmen untuk membantu pemerintah Indonesia dalam bidang kesehatan. Australia membantu memperkuat kapasitas Indonesia dalam menangani kasus HIVAIDS melalui program kemitraan senilai 100 juta dolar Australia atau sekitar Rp 800 miliar. Selain itu, saat ini juga telah terjalin kemitraan antara Australia dan Indonesia di dalam penanggulangan penyakit mata di Indonesia, 70 “Hubungan Australia Dengan Indonesia”, dapat dilihat dalam http:id.wikipedia. orgwikiHubungan_Australia_dengan_Indonesia, diakses pada 22 Mei 2014. 71 Ibid. khususnya Bali. Hal ini ditunjukkan dengan itikad baik kedua negara membangun Pusat Mata Australia – Bali, di Denpasar, Bali. Pusat Mata itu sendiri telah diresmikan pada 27 Juli 2007 oleh pemimpin kedua negara. - Bidang ekonomi Perdagangan dan perniagaan antara Australia dan Indonesia semakin tumbuh. Perdagangan dua-arah telah meningkat menjadi 25,2 selama tahun 2000-2002. Lebih dari 400 perusahaan Australia sedang melakukan perniagaan di Indonesia, mulai dari usaha pertambangan sampai telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan ini bekerja sebagai mitra dagang dengan perusahaan dan pemerintah Indonesia. - Bidang pariwisata Sejak awal 1970-an Indonesia telah menjadi tujuan utama wisata bagi orang Australia. Australia telah menjadi sumber wisatawan yang penting bagi Indonesia. Bali merupakan provinsi yang paling dikenal. Hubungan Indonesia dengan Australia mengalami pasang-surut. Saat ini, hubungan kedua negara juga sedikit terganggu akibat dari sikap sebagian Kongres Australia yang membiarkan masuknya pelarian dari gerakkan Organisasi Papua Merdeka OPM 72 ke wilayah Australia. Selain itu, isu mengenai pencari suaka 72 Organisasi Papua Merdeka disingkat OPM adalah sebuah organisasi yang dibentuk pada tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulinganpemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya bernama Irian dan penyadapan yang dilakukan oleh intelejen Australia terhadap biro-biro hukum di Indonesia, dan sikap abstain Australia terhadap isu tersebut, membuat Indonesia mulai mempertanyakan hubungan teman atau lawan dengan Australia. 73 Hubungan bilateral telah menegang. Indonesia memanggil kembali duta besarnya dari Canberra, menurunkan hubungan dengan Australia dan menghentikan sementara kerjasama untuk isu penyelundupan manusia November lalu, menyusul laporan bahwa Australia menyadap telepon Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mantan Ibu Negara dan delapan menteri dan pejabat pada tahun 2009. 74 Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, yang ketika itu belum berkuasa, menolak tuntutan meminta maaf atas kegiatan spionase tersebut, meskipun ia menyebut Indonesia memiliki hubungan bilateral paling penting dengan Australia. Ia menyatakan bahwa Australia tidak menggembar-gemborkan keluhannya sewaktu spionase Indonesia terhadap Australia terbongkar pada tahun 2004. Indonesia bukan hanya mitra dagang penting Australia. Di bawah pemerintahan Mantan Presiden Yudhoyono, Indonesia merupakan penyokong Australia dalam berbagai forum penting di kawasan untuk mencapai kerjasama dalam mengatasi Jayamemisahkan diri dari Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Menurut tokoh Papua Nicolaas Jouwe, Organisasi Papua Merdeka dibentuk pada 1965 pada saat pecahnya peristiwa Gerakan 30 September, oleh para serdadu Belanda di Papua dengan tujuan untuk memusuhi Republik Indonesia dan mengganggu keamanan di wilayah paling timur dan paling baru negara Indonesia. Organisasi ini sempat mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafidan pelatihan dari grup gerilya New Peoples Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat. Lihat dalam “Organisasi Papua Merdeka”, sebagaimana dimuat dalam http:id.wikipedia.orgwikiOrganisasi_Papua_Merdeka, diakses pada 22 Mei 2014. 73 Ibid. 74 “Kontroversi Baru Hubungan Indonesia – Australia”, dalam http:www.voaIndonesia.com contentkontroversi-baru-hubungan-Indonesia-australia1909221. html, diakses pada 2 Februari 2015. berbagai masalah, seperti terorisme, penyelundupan manusia, pencucian uang, dan berbagai bentuk kejahatan antarnegara lainnya. 75 Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, menegaskan, Australia menyambut baik pemulihan kembali seluruh kerjasama dengan Indonesia di bidang intelijen, pertahanan dan perlindungan perbatasan. Dikatakan, hubungan dengan Indonesia merupakan prioritas paling penting dari kebijakan luar negeri Australia.

C. Upaya Hukum Internasional Yang Dapat Dilakukan Untuk Australia

Hukum internasional biasanya ditentukan atau dideskripsikan sebagai hukum yang dapat diterapkan dalam hubungan antarnegara. Di permukaan, kesepakatan hukum internasional biasanya hanyalah menguji sifat dan karakteristik esensial pelaku hukum yang dalam hal ini adalah sebuah negara. Tetapi pada tahun – tahun terakhir ini, telah muncul ke permukaan oposisi yag meningkat dari konsep tradisional tersebut. Banyak penulis yang menyerang dogma berbagai pendekatan. Duguit, Krabbe, Kelsen, dan yang lainnya, telah menuduh dasar filosofis dan yuridis konsep tersebut. 76 Hukum internasional tidak memiliki badan legislatif pembuat aturan hukum, tidak memiliki polisi, jaksa, kepala pemerintahan sebagai eksekutif bahkan juga tidak memiliki pengadilan yang memiliki yurisdiksi wajib terhadap 75 “Hubungan Bilateral Indonesia – Australia Capai Titik Terendah”, dalam http:www.voaIndonesia.comcontenthubungan-bilateral-Indonesia-australia-capai-titik- terendah1795510.html, diakses pada 2 Februari 2015. 76 Philip C. Jessup, A Modern Law of Nations : Pengantar Hukum Modern Antarbangsa, Bandung, Nuansa, 2012. Hal. 31. negara yang melakukan pelanggaran hukum internasional. Hukum internasional sangatlah kekurangan institusi-institusi formal, demikian menurut Martin Dixon. 77 Hukum internasional yang mengatur tanggung jawab negara bagi korban dari negara lain merupakan salah satu cabang yang paling berkembang dari hukum tersebut. 78 Dengan diakuinya kedudukan individu sebagai sebagai subjek hukum internasional, maka negara tidak dapat lagi menyatakan bahwa pelanggaran HAM adalah semata – mata menjadi urusan domestik negara. Karena, HAM dewasa ini merupakan hak hukum legal rights yang telah diakui dan dijamin oleh hukum internasional. Hukum internasional telah mengatur bahwa HAM harus ditegakkan melalui instrumen hukum. 79 Jika orang itu sendiri memiliki hak asasi, ia memilikinya dalam kapasitasnya dan tidak berasal dari negara asalnya. 80 Kepemilikan hak asasi internasionalnya tidak lagi bersifat dependen terhadap kepemilikan kewarganegaraannya. Menurut prosedur, usaha mempertahakan hak asasi seseorang diterima sehubungan dengan perkembangan organisasi internasional untuk proteksi orang tersebut. 81 Ada satu pertimbangan umum yang harus ditekankan. Sifat hakikat dan tujuan yang sesungguhnya dari lembaga – lembaga internasional dewasa ini tidak dapat dipahami kecuali apabila kita menyadari bahwa badan – badan ini 77 Martin Dixon, Texbook on International Law, Blackstone Press Limited, fourth edition, 2001, Hal. 12 78 Philip C. Jessup, Op. Cit., Hal. 119. 79 Andrey Sujatmoko, S.H., M.H., Hukum HAM Dan Hukum Internasional, Jakarta, Rajawali Pers, 2015. Hal. 40. 80 Philip C. Jessup, Op. Cit., Hal. 91. 81 Lessing, La Obligacion internacional de admission de apatridas, 1944.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN KEBIJAKAN SOLUSI PASIFIK OLEH PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM MENGENDALIKAN LAJU KEDATANGAN PENGUNGSI DAN PENCARI SUAKA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL.

0 4 26

Tinjauan Yuridis Prinsip Non Refoulment Terhadap Penolakan Pengungsi Etnis Rohingya Oleh Australia Dan Thailand Menurut Hukum Internasional

0 0 16

Tinjauan Yuridis Prinsip Non Refoulment Terhadap Penolakan Pengungsi Etnis Rohingya Oleh Australia Dan Thailand Menurut Hukum Internasional

0 0 1

Tinjauan Yuridis Prinsip Non Refoulment Terhadap Penolakan Pengungsi Etnis Rohingya Oleh Australia Dan Thailand Menurut Hukum Internasional

0 0 23

Tinjauan Yuridis Prinsip Non Refoulment Terhadap Penolakan Pengungsi Etnis Rohingya Oleh Australia Dan Thailand Menurut Hukum Internasional

1 1 31

Tinjauan Yuridis Prinsip Non Refoulment Terhadap Penolakan Pengungsi Etnis Rohingya Oleh Australia Dan Thailand Menurut Hukum Internasional

0 1 8

Tinjauan Yuridis Prinsip Non Refoulment Terhadap Penolakan Pengungsi Etnis Rohingya Oleh Australia Dan Thailand Menurut Hukum Internasional

1 1 8

BAB II ATURAN - ATURAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI SUAKA A. Pengertian dan Istilah Pencari Suaka - Tinjauan Yuridis Terhadap Kasus Pengusiran Pencari Suaka Di Australia Menurut Hukum Internasional

0 0 22

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Kasus Pengusiran Pencari Suaka Di Australia Menurut Hukum Internasional

0 0 13

Tinjauan Yuridis Terhadap Kasus Pengusiran Pencari Suaka Di Australia Menurut Hukum Internasional

0 0 9