Analisis Statistik Deskriptif Analisis Regresi Linear Berganda Sejarah Singkat

49 Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .902 21 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Dari Tabel 3.8 dapat berarti bahwa nilai dari r alpha adalah sebesar 0.902 dengan nilai r tabel sebesar 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian telah reliabel karena nilai r alpha positif dan lebih besar dari 0,80.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode analisis data yang digunakan dengan cara mengumpulkan, mendeskripsikan, menyusun dan mengklasifikasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi Ginting dan Situmorang, 2008: 206. Adapun beberapa kriteria asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

3.10.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov Ginting dan Situmorang, 2008: 50 202. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp.sig.2- tailed diatas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal.

3.10.2.2 Uji Heteroskedasitisitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser. Dasar pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas yaitu jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.10.2.3 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu kondisi yang ada dalam analisis regresi berganda apabila variabel-variable predictor tidak independen sebagaimana yang disyaratkan tetapi saling berkorelasi satu sama lain . Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas tidak terjadi multikolonieritas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Persamaan yang digunakan adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 3 X 3 + b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 +b 7 X 7 +e Dimana: 51 Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta b 1 , b 2, b 3, b 4, b 5 , b 6, b 7 = Koefisien regresi X 1 = Sense X 2 = Feel X 3 = Think X 4 = Act X 5 = Relate X 6 = Perceived Quality X 7 = Advertising e = Variabel Penggangu Standard error

3.10.4 Uji Hipotesis

3.10.4.1 Uji Signifikan Parsial Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh satu variabel bebas secara parsial individual menerangkan variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya sebagai berikut: a. H : b 1 , b 2, b 3, b 4, b 4, b 5, b 6, b 7 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. b. H : b 1 , b 2, b 3, b 4, b 4, b 5, b 6, b 7 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. 52 Kriteria pengambilan keputusan adalah: H diterima jika t hitung t tabel pada α= 5 H 1 diterima jika t hitung t tabel pada α= 5

3.10.4.2 Uji Signifikan Simultan Uji- F

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas X 1 , X 2, X 3, X 4, X 5, X 6 dan X 7 mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat Y secara serentak. Dimana kriteria pengujiannya sebagai berikut: H : b 1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu sense X 1 , feel X 2 ,think X 3 act X 4 , relate X 5 , perceived qualityX 6 dan advertising X 7 X 2 terhadap varibel terikat Y keputusan pembelian. H 1 : b 1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu sense X 1 , feel X 2 ,think X 3 act X 4 , relate X 5 , perceived qualityX 6 dan advertising X 7 terhadap varibel terikat Y keputusan pembelian. Kriteria pengambilan keputusan: H diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 H 1 diterima jika F hitung F tabel pada α = 5

3.10.4.3 Koefisien Determinasi �

2 Koefisien Determinasi � 2 digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien determinasi � 2 semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan variabel independen X terhadap variabel dependen Y, dimana 0 � 2 1. 53 Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika � 2 semakin kecil mendekati nol, maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X adalah kecil terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen. 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat

Luwak White Koffie PT Java Prima Abadi adalah salah satu produsen kopi luwak terbesar dan pada saat ini produk Luwak White Koffie merupakan salah satu produk dari PT Java Prima Abadi. Kopi Luwak awalnya merupakan hanya sebuah nama merek kopi milik pengusaha asal Semarang. Pemiliknya yang bernama Tan Hak See, yang dimulai usahanya sejak tahun 1965 silam. Pada awalnya Tan Hak See hanya seorang pembuat kopi dengan alat sederhana dan menjualnya di pasar Peterongan Semarang. Dengan hanya bermodalkan alat sebesar 9 x 25 meter, Tan Hak See mulai mengajak kedua anaknya untuk turut membantunya memasak kopi giling dan mengepaknya, salah seorang putranya adalah Agus Susanto yang sampai saat ini masih menggandrungi bisnis kopi luwak.Setelah lulus SMA, Agus mulai mengembangkan usaha ayahnya dengan memasarkan dan meningkatkan kualitas kopi sesuai dengan perkembangan zaman. Pada tahun 1980-an, pembuatan Kopi Luwak dimulai dengan mesin buatan Jerman sehingga terjadi peningkatan produksi yang cukup pesat , dari yang sebelumnya hanya mampu memproduksi 800 kilogram perharinya, dengan bantuin mesin yang baru itu mampu menghasilkan hingga lima ton perharinya. Hal ini cukup membawa kesuksesan bagi Agus dan ayahnya hingga mereka berhasil menjadi salah satu produsen kopi luwak terbesar dibawah naungan perusahaan yang akhirnya dibentuk dengan nama PT Java Prima Abadi.Di awal tahun 1999, perusahaan PT Java Prima Abadi selaku produsenKopi luwak mulai berekspansi usahanya dari peternak kopi biji 55 luwak ke bidang Café. Outlet Café Kopi Luwak pertama yang dibuka berlokasi di Bandara Achmad Yani, Semarang, dengan alasan bandara merupakan salah satu tempat yang cukup strategis untuk mulai mengenalkan kopi luwak ke tengah masyarakat dan ternyata hal ini terbukti dengan gerai outlet pertamanya yang cukup ramai diminati oleh para wisatawan lokal ataupun mancanegara yang sedang menunggu di bandara. Kemudian Tahun 2000, Agus membuka outletnya yang ke-dua di JavaSupermall, Semarang. Kesusksesan Agus membuka outletnya yang ke-dua membuatnya bersemangat untuk melebarkan usahanya ke kota besar lainnya, yaitu Jakarta. Baru mulai di tahun 2002, Cafe Kopi Luwak mulai berekspansi ke Jakarta dan Mall Kelapa Gading 2 menjadi pilihan outlet pertama bagi Café Kopi Luwak di Jakarta. Saat ini, PT Java Prima Abadi dipimpin oleh seorang putrinya, yaitu Vivin Susanti. Rencananya, usaha Café Kopi Luwas akan di perbesar menuju kawasan Internasional seperti Cina dan Hongkong.Sampai saat ini sudah ada 8 outlet lainnya yang tersebar diwilayah Jakarta dan lebih dari 5 outlet di luar Jakarta. Berdasarkan kesuksesan PT Java Prima Abadi dalam berbagai outlet Kopi luwak, PT Java Prima Abadi berinovasi dalam pembuatan Luwak White Koffie instant dengan harga yang terjangkau. Kopi luwak telah menemukan varian kopi terbaru, yaitu white koffie yang beraroma nikmat dan aman di lambung atau jantung. White Koffie diproduksi dengan mesin berteknologi Cold Drying dari Jepang yaitu melalui proses pembekuan atau pendinginan hingga – 40 derajat Celsius yang mampu menghilangkan asam gastric penyebab nyeri lambung hingga 80 . Kopi Luwak dibawah naungan PT Java Prima Abadi dengan bangga 56 memperkenalkan Luwak White Koffie Low Acid pertama di dunia dengan varian kopi paling anyar tersebut, Kopi Luwak memberikan kepuasan kepada peminum kopi.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

6 123 104

Analisis Pengaruh Pemasaran dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth Marketing) dan Persepsi Kualitas (Perceived Quality) terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame pada Mahasiswa S-1 Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

11 126 132

Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Pada ProdukLuwak White Koffie (Studi Kasus pada Komunitas PecintaKopi Noesantara “KOPI KOE”)

1 20 175

ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVED QUALITY, DAN ADVERTISING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOPI LE PARTE MATANGGLUMPANGDUA KABUPATEN BIREUEN Mulyani Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim Email: mulyani.19952018

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 2 11

Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 0 10

II. Petunjuk Pengisian - Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Analisis Pengaruh Experiential Marketing,Perceived Quality Dan Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Experiential Marketing - Analisis Pengaruh Experiential Marketing,Perceived Quality Dan Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univers

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Experiential Marketing,Perceived Quality Dan Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 10