20 experiential marketing dapat mencipatkan konsumen yang loyal, konsumen
mencari perusahaan dan merek tertentu untuk dijadikan bagian dari hidup mereka. Experiential marketing dapat dimanfaatkan secara efektif apabila diterapkan pada
beberapa situasi tertentu .
Manfaat lain yang disampaikan oleh Rini 2009: 17 dari jurnalnya yang berjudul Menciptakan Pengalaman Konsumen dengan Experiential Marketing
yaitu: a.
Membuat konsumen puas b.
Meningkatkan merek pada tahap penurunan c.
Mendeferensiasi produk d.
Menciptakan sebuah citra dan image perusahaan e.
Meningkatkan inovasi f.
Membujuk pelanggan agar melakukan pembelian Mencipatakan pelanggan yang loyal
2.1.2 Perceived Quality
Menurut Kotler dan Keller 2008:228 dalam pemasaran persepsi lebih penting daripada realitas, karena persepsi itu yang akan mempengaruhi perilaku
aktual konsumen. Pendapat Kotler dan Keller bahwa persepsi mempengaruhi bagaimana seorang memutuskan untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan. Persepsi bukan hanya proses psikologis semata, tetapi diawali dengan proses fisiologis yang dikenal sebagai sensasi.
Persepsi kualitas meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana suatu merek dipersepsikan sehingga dengan diketahuinya persepsi
21 pelanggan terhadap kualitas dari merek yang dimiliki maka perusahaan dapat
menentukan langkah-langkah apa yang dapat diambil guna memperkuat persepsi pelanggan terhadap merek yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Menurut Aaker dalam Situmorang 2011:201 perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk
atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Persepsi terhadap kualitas produk mengakibatkan seorang niat atau tidak dalam
mengkonsumsi suatu produk karena persepsi kualitas produk merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam menggunakan produk yang nantinya dapat
memberikan manfaat yang diinginkan setiap konsumen. Persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat berbeda beda,hal ini
disebabkan oleh adanya proses seleksi terhadap berbagai stimulus yang ada. Pada hakekatnya persepsi akan berhubungan dengan perilaku seseorang dalam
mengambil keputusan terhadap apa yang dikehendaki. Karena persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen maka dapat diramalkan jika persepsi kualitas
pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama dipasar. Sebaliknya, jika persepsi kualitas positif maka produk akan disukai. Salah
satu cara untuk mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsi konsumen terhadap produk. Dengan persepsi konsumen kita dapat
mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk kita.
Tsiotsou 2005: 8“Perceived product quality could be also used by marketers as a segmentation criterion in order to identify homogeneous groups of
22 consumers.The basis selected for segmenting a market is a key factor in providing
a firm with a strategic advantage over its competitors.” Kualitas produk yang dirasakan dapat juga digunakan oleh pemasar sebagai kriteria segmentasi untuk
mengidentifikasi kelompok homogen konsumen. Dasar yang dipilih untuk segmentasi pasar merupakan faktor kunci dalam memberikan perusahaan
keuntungan dan strategi atas pesaingnya. Aaker dalam Situmorang 2011: 201 membagi persepsi kualitas kedalam enam
dimensi yakni: 1.
Kinerja yaitu melibatkan berbagai karakteristik operasional utama 2.
Pelayanan yaitu mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut
3. Ketahanan yaitu mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut
4. Kehandalan yaitu konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk
dari suatu pembelian ke pembelian berikutnya 5.
Karakteristik produk yaitu bagian-bagian tambahan dari produk feature,seperti remote control sebuah video ,tape deck,sistem WAP
untuk telepon genggam 6.
Kesesuaian dengan spesifikasi yaitu pandangan mengenai spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji
2.1.3 Advertising