46 dibagi menjadi dua bagian yaitu pelayanan purna jual perbaikan umum dan purna
jual perbaikan body. Selain pendapatan dari penjualan mobil Toyota dan after sales service AUTO 2000 juga menerima pendapatam dari penjualan suku cadang
atau sparepart merk Toyota.
2. Pusat Pendapatan Perusahaan
Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab. Untuk menciptakan suatu sistem
pertanggungjawaban yang baik maka perlu adanya pemisahan secara tegas batas wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi. Besarnya tanggung jawab
setiap tingkat manajemen tidak sama dan untuk mengukur prestasi masing-masing, maka organisasi dirinci menjadi beberapa kelompok pusat pertanggungjawaban
antara lain pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.
Pada hakikatnya pusat pendapatan merupakan unit-unit penjualanpemasaran yang tidak memiliki wewenang dalam menetapkan harga jual dan tidak
bertanggung jawab atas harga pokok dari produkbarang yang dipasarkan, sehingga manajemen PT Astra International, Tbk-TSO Auto 2000 Cabang
Sisingamangaraja-Medan memperlakukan bagian penjualan sebagai pusat pendapatannya. Hal ini telah sesuai dengan konsep akuntansi pertanggungjawaban
yaitu bahwa pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang keluarannya diukur dalam rupiah sedangkan masukannya tidak dihubungkan
dengan keluarannya, sehingga tidak dapat dihitung labanya. Tugas dari manajer penjualan pada PT Astra International, Tbk TSO Cabang Sisingamangaraja-
Medan yaitu meningkatkan jumlah unit kendaraan yang dijual, membina
47 hubungan baik dengan perusahaan pengangkutan ekspedisi, menganalisa pasar,
membuat ramalan penjualan, dan merencanakan kegiatan promosi produk perusahaan melalui media massa dan media cetak.
3. Penyusunan Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan Perusahaan
Agar dapat memudahkan pengawasan terhadap tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan, diperlukan suatu perencanaan yang dinyatakan dalam suatu anggaran.
Anggaran merupakan rencana kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan moneter dan disusun berdasarkan program kerja
yang telah ditetapkan untuk jangka waktu tertentu. Dengan menggunakan anggaran, perusahaan dapat melakukan suatu penilaian kinerja atau prestasi dari
tiap pimpinan pusat pertanggungjawaban dimana anggaran merupakan dasar bagi perusahaan untuk menilai kinerja para manajer.
PT Astra International, Tbk TSO Cabang Sisingamangaraja-Medan menerapkan pendekatan bottom up dalam menyusun anggarannya dimana
anggaran disusun terlebih dahulu oleh masing-masing manajer pusat pertanggungjawaban untuk kemudian dibahas dalam rapat tim anggaran.
Rancangan anggaran penjualan yang telah disetujui oleh tim anggaran tersebut akan digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya. Sebelum dikirim ke
kantor pusat untuk meminta pengesahan oleh dewan direksi, anggaran tersebut terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari kepala cabang. Berdasarkan
rancangan anggaran penjualan yang telah disetujui tersebut, manajer penjualan akan menyusun berbagai strategi untuk dapat merealisasikannya.
48 Berikut diuraikan proses penyusunan anggaran penjualan pada PT Astra
International, Tbk TSO Cabang Sisingamangaraja-Medan: 1.
Setiap manajer pusat pertanggungjawaban wajib menyusun anggaran tahunan untuk departemennya masing-masing.
2. Anggaran yang telah disusun tersebut kemudian dibawa ke dalam rapat
tim anggaran untuk dibahas. Bila anggaran penjualan dianggap telah tepat dan realistis, maka tidak akan dilakukan koreksi. Namun, bila
ternyata anggaran penjualan tersebut dianggap kurang realistis, maka tim anggaran akan melakukan koreksi.
3. Selanjutnya anggaran penjualan tersebut diajukan kepada kepala cabang
untuk mendapat persetujuan. 4.
Setelah disetujui, kemudian anggaran penjualan tersebut dikirim ke kantor pusat di Jakarta.
5. Di kantor pusat, anggaran penjualan dibahas dalam rapat direksi dan jika
diperlukan, kantor pusat dapat mengoreksi kembali anggaran tersebut. 6.
Setelah dikoreksi, kemudian anggaran diajukan kepada dewan komisaris dan RUPS untuk disahkan.
7. Dan langkah terakhir yaitu pengiriman kembali rencana kerja dan
anggaran penjualan ke kantor cabang Sisingamangaraja-Medan untuk dilaksanakan.
Manajer pusat pendapatan perusahaan menyusun anggaran penjualan untuk departemennya berdasarkan pada realisasi penjualan yang telah terjadi pada tahun
sebelumnya dan juga dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti
49 keadaan ekonomi, selera konsumen, kondisi lingkungan, pesaing, kemungkinan
kenaikan harga BBM, dan sebagainya. Anggaran penjualan tersebut disusun setahun sekali. Sebelum anggaran penjualan disusun, manajemen perusahaan
terlebih dahulu membuat ramalan penjualan. Setiap bulan biasanya perusahaan mengadakan pertemuan antara kepala
cabang pimpinan perusahaan dengan para manajer untuk mereview dan memperbaiki anggaran bulan berjalan ataupun untuk bulan yang akan datang jika
diperlukan. Dengan dilakukannya review terhadap anggaran setiap bulannya, maka akan dapat memperkecil resiko terjadinya penyimpangan yang merugikan
untuk bulan berikutnya, sehingga kemungkinan untuk mencapai target penjualan untuk periode berikutnya akan dapat terealisasi.
4. Penilaian Kinerja Manajer Pusat Pendapatan