4 Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Manajer Pusat Pendapatan Pada PT Astra
International, Tbk-TSO Cabang Sisingamangaraja-Medan”.
B. Batasan Penelitian
1. Data target dan aktual penjualan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data tahun 2006 dan 2007. 2.
Penilaian kinerja pusat pendapatan hanya dilakukan dengan menggunakan analisis varians penjualan.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana proses penyusunan anggaran penjualan pada PT Astra
Internasional, Tbk-TSO Cabang Sisingamangaraja-Medan sebagai pelaksanaan dari sistem akuntansi pertanggungjawaban?
b. Bagaimana penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat
penilaian kinerja manajer pusat pendapatan pada PT Astra Internasional, Tbk-TSO Cabang Sisingamangaraja-Medan?
5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana proses penyusunan anggaran penjualan
pada PT Astra Internasional, Tbk-TSO Cabang Sisingamangaraja- Medan sebagai pelaksanaan dari sistem akuntansi
pertanggungjawaban. 2. Untuk
mengetahui bagaimana penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja manajer pusat
pendapatan pada PT Astra Internasional, Tbk-TSO Cabang Sisingamangaraja-Medan.
b. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai peranan sistem akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian
kinerja manajer. 2.
Bagi perusahaan, dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai informasi dan saran perbaikan yang diperlukan sehubungan dengan
penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja manajer .
3. Sebagai bahan acuan atau referensi bagi penulis lainnya yang akan
melakukan ataupun melanjutkan penelitian sejenis.
6
E. Kerangka Koseptual
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Penulis, 2009 LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN
ANGGARAN PENJUALAN
REALISASI PENJUALAN
EVALUASI KINERJA MANAJER PUSAT
PENDAPATAN PUSAT
PENDAPATAN
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai
dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Sistem ini diciptakan untuk memberikan
keleluasaan kepada manajer untuk mengelola bagian organisasi yang dipimpinnya secara formal. Akuntansi pertanggungjawaban bukan hanya menunjukkan
besarnya penyimpangan yang terjadi, tetapi yang terutama adalah untuk memberikan informasi bagaimana para manajer pusat pertanggungjawaban
melaksanakan tanggung jawabnya. Melalui informasi ini diharapkan akan timbul motivasi bagi para manajer untuk bekerja lebih efektif dan efisien serta dapat
melakukan tindakan korektif yang diperlukan agar tujuan perusahaan tercapai yaitu memperoleh laba yang maksimum.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat bahwa konsep manajemen yang menghendaki pembagian wewenang dan tanggung jawab secara berimbang dan
tegas dalam pencapaian tujuan perusahaan merupakan dasar timbulnya akuntansi pertanggungjawaban.
Dapat dikatakan bahwa konsep akuntansi pertanggungjawaban timbul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan manajemen.
8 Beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban menurut para ahli, antara
lain: Mulyadi 2001:218 mengungkapkan bahwa:
Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya
serta pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau
kelompok orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan.
Garrison 2000:380 menyatakan: ”Akuntansi pertanggungjawaban adalah
sistem pertanggungjawaban yang menentukan tanggung jawab manajer atas pendapatan dan biaya yang ada di dalam kendalinya atau manajer
bertanggungjawab atas perbedaan antara anggaran dan hasil aktual,” sedangkan pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Hongren
1997:307 diartikan sebagai suatu sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan organisasi dan
mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat itu dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki tanggung jawab
yang bersangkutan.” Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa:
a Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi
yang disusun berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-
masing lapisantingkatan manajemen.
9 b
Akuntansi pertanggungjawaban mendorong setiap individu untuk turut serta dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan
efisien. c
Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan pendapatan dan biaya yang terjadi dalam tiap-tiap pusat pertanggungjawaban. Dari laporan
tersebut dapat diketahui perbandingan antara anggaran dan realisasinya sehingga penyimpangan yang terjadi dapat dianalisa dan
dicari penyelesaiannya dengan manajer pusat pertanggungjawaban. d
Akuntansi pertanggungjawaban menghasilkan penilaian kinerja yang berguna bagi pimpinan didalam menyusun rencana kerja untuk
periode mendatang, baik untuk masing-masing pusat pertanggungjawaban maupun untuk kepentingan perusahaan secara
keseluruhan.
2. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban a. Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban
Adapun tujuan akuntansi pertanggungjawaban menurut Hongren 1997:312: ”Akuntansi pertanggungjawaban memberikan sarana-sarana dasar
untuk mengadakan evaluasi atas kemampuan setiap manajer. Akibatnya, selain menyebabkan pimpinan tertinggi mendapatkan informasi, akuntansi
pertanggungjawaban juga membantu memberikan rangsangan insentif bagi setiap manajer melalui laporan prestasi kerja performance report.”
10 Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi
pertanggungjawaban bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para manajer divisi dalam menjalankan dan merencanakan aktivitas perusahaan yang berguna
sebagai dasar penilaian yang sewajarnya terhadap para manajer divisi tersebut.
b. Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban
Manfaat penerapan akuntansi pertanggungjawaban adalah menghasilkan
informasi akuntansi untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Menurut Mulyadi
2001:174: “Akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran, sedangkan informasi masa
lalu bermanfaat sebagai penilai kerja manajer pusat pertanggungjawaban dan alat
pemotivasi manajer.”
Dari kutipan tersebut ada 3 manfaat akuntansi pertanggungjawaban yaitu:
a Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Dasar Penyusunan
Anggaran
Penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur berbagai nilai sumber
daya yang disediakan bagi setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran.
Menurut Mulyadi 2001:175: “Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan siapa yang bertanggungjawab
melaksanakan kegiatan pencapaian tujuan perusahaan dan penetapan sumber daya yang disediakan bagi pemegang tanggung jawab
tersebut.”
11
b Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Penilai Kinerja
Manajer Pusat Pertanggungjawaban
Penilaian kinerja merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peranan yang mereka miliki dalam organisasi.
Manajer pusat pertanggungjawaban akan diberi wewenang dalam menjalankan tanggung jawab dan pencapaian sasaran yang diberikan
oleh manajemen puncak. Dengan tanggung jawab dan sasaran yang jelas, maka kinerja manajer akan lebih mudah dinilai.
c Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Pemotivasi Manajer
Mulyadi 2001:148 mengungkapkan “Seseorang akan termotivasi untuk bekerja jika ia yakin kinerjanya akan mendapat
penghargaan.” Akuntansi Pertanggungjawaban dapat digunakan untuk memotivasi manajer dalam melakukan tindakan koreksi atas
penyimpangan atau prestasi yang tidak memuaskan. Dalam akuntansi pertanggungjawaban, sistem yang digunakan untuk memotivasi
manajer yaitu penghargaan dan hukuman. Penghargaan yang diberikan akan membuat setiap manajer termotivasi secara sadar untuk berusaha
mencapai tujuannya.
3. Syarat Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat diterapkan dengan baik apabila koordinasi antara pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban dilaksanakan
dengan baik dan tepat. Desentralisasi struktur organisasi, adanya anggaran,
12 penggolongan sistem biaya, sistem akuntansi biaya, serta sistem pelaporan
merupakan syarat penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam suatu organisasi perusahaan.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi
yaitu, antara lain: a.
Struktur organisasi yang baik, artinya memiliki batasan wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan tegas sehingga setiap karyawan dan
personel perusahaan dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
b. Anggaran harus disusun berdasarkan pusat pertanggungjawaban
sehingga pendapatan dan biaya dapat dipertanggungjawabkan. c.
Khusus untuk akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya, harus dilakukan pemisahan antara biaya yang dapat dikendalikan dengan
biaya yang tidak dapat dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.
Menurut Supriyono 2001:374, akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan dengan baik jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut :
a Luas wewenang dan dan tanggungjawab pembuat keputusan
harus ditentukan dengan baik melalui struktur organisasi b
Manajer pusat pertanggungjawaban harus berperan serta dalam penentuan tujuan yang digunakan untuk mengukur kinerjanya
c Manajer pusat pertanggungjawaban harus berusaha untuk mencapai
tujuan yang ditentukan untuknya dan untuk pusat pertanggungjawabannya
d Manajer pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas
kegiatan pusat pertanggungjawaban yang dapat dikendalikannya
13 e
Hanya biaya, pendapatan, laba, dan investasi yang terkendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang harus dimasukkan ke laporan
kinerjanya
f Laporan kinerja dan umpan balik untuk manajer pusat
pertanggungjawaban harus disajikan tepat waktu g
Laporan kinerja atau laporan pertanggungjawaban menyajikan secara jelas selisih yang terjadi, tindakan koreksi, dan tindak lanjutnya
sehingga memungkinkan diterapkan prinsip pengecualian
h Harus ditentukan dengan jelas peranan kinerja manajemen terhadap
struktur balas jasa atau struktur perangsang dalam perusahaan i
Sistem akuntansi pertanggungjawaban hanya mengukur salah satu kinerja manajer pusat pertanggungjawaban, yaitu kinerja keuangan.
Selain kinerja keuangan, seorang manajer dapat menilai kinerjanya atas dasar tingkat kepuasan karyawan, moral dan sebagainya
Pendapat-pendapat tersebut secara implisit menyebutkan tentang perlunya pendelegasian wewenang dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Jadi,
di dalam melaksanakan sistem akuntansi pertanggungjawaban sangat ditekankan tanggung jawab yang jelas bagi tiap-tiap pusat pertanggungjawaban. Dengan
adanya tanggung jawab yang jelas, maka akan dapat dinilai baik buruknya hasil prestasi dan efisien tidaknya masing-masing unit pertanggungjawaban.
B. Pusat Pertanggungjawaban 1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban
Dalam organisasi perusahaan, penentu daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab dilaksanakan dengan menetapkan pusat-pusat
pertanggungjawaban dan tolak ukur kinerjanya. Menurut Anthony dan Govindarajan 2005:171: ”Pusat pertanggungjawaban merupakan organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan,” sedangkan menurut Samryn 2001:259 “Pusat pertanggungjawaban
14 merupakan satu bagian dalam organisasi yang memiliki kendali atas terjadinya
biaya, perolehan pendapatan, atau penggunaan dan investasi.” Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pusat
pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas aktivitas unit yang
dipimpinnya. Pusat pertanggungjawaban dapat berupa unit organisasi seperti seksi, segmen, departemen, atau divisi dari sebuah perusahaan.
2. Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban
Suatu pusat pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran. Masukan suatu pusat pertanggungjawaban
yang diukur dalam satuan uang disebut dengan biaya, sedangkan keluaran suatu pusat pertanggungjawaban yang dinyatakan dalam satuan uang disebut dengan
pendapatan. Hubungan antara masukan dan keluaran suatu pusat pertanggungjawaban
mempunyai beberapa karakteristik tertentu. Hampir semua masukan suatu pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara kuantitatif. Pusat pertanggungjawaban
yang masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat dengan keluarannya, misalnya departemen produksi. Sedangkan pusat pertanggungjawaban yang antara
masukan dan keluarannya tidak mempunyai hubungan yang nyata, misalnya departemen pemasaranpenjualan. Ada pula pusat pertanggungjawaban yang
keluarannya tidak dapat diukur secara kuantitatif, misalnya departemen personalia dan departemen hubungan masyarakat.
15 Pusat
Pertanggungjawaban
Masukan Keluaran
Biaya Pendapatan
Gambar 2.1 Pusat Pertanggungjawaban sebagai Suatu Sistem
Sumber: Mulyadi 2001:422
Berdasarkan karakteristik masukan dan keluarannya dan hubungan diantara keduanya, pusat pertanggungjawaban dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
a. Pusat Biaya Pusat biaya merupakan pusat pertanggungjawaban yang
manajernya bertanggungjawab atas biaya yang terjadi dalam unit tersebut yang meliputi keseluruhan biaya yang dibebankan untuk
aktivitas usaha. Prestasi manajer pusat biaya diukur atas dasar biayanya atau masukannya dalam menghasilkan keluaran, dengan kata lain,
prestasinya diukur berdasarkan kemampuannya untuk menekan biaya- biaya yang digunakan oleh pusat pertanggungjawabannya. Prestasi
keuangan dari pimpinan suatu pusat biaya dapat juga dinilai dengan membandingkan biaya yang sesungguhnya dengan biaya menurut
anggaran atau dengan harga pokok standar. PROSES
16 Menurut Suadi 2001:49 “Pusat biaya adalah pusat
pertanggungjawaban yang oleh sistem pengendalian manajemen masukannya diukur dalam satuan moneter, sedangkan keluarannya tidak
diukur dalam satuan moneter.” Pusat biaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a pusat biaya teknis
pusat biaya teknis adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya dapat ditentukan dengan pasti karena biaya tersebut
berhubungan erat dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut. Contoh pusat biaya teknis adalah bagian produksi
dan bagian pengiriman. b
pusat biaya kebijakan Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar
biayanya tidak berhubungan erat dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut. Contoh pusat biaya kebijakan adalah
bagian akuntansi, personalia, dan bagian penelitian dan pengembangan.
b. Pusat Pendapatan Menurut Supriyono 2001:46 “Pusat pendapatan merupakan suatu
pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan pusat pertanggungjawaban
tersebut.” Prestasi manajer pusat pendapatan diukur berdasarkan pendapatan yang diperolehnya selama suatu periode dimana pendapatan
17 tersebut diukur berdasarkan jumlah penjualan yang dicapai lalu
dibandingkan dengan penjualan yang dianggarkan. Pada umumnya, pusat pendapatan merupakan unit pemasaranpenjualan yang tidak
memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggungjawab atas harga pokok penjualan dari barang-barang yang
mereka pasarkan. Dalam pusat pendapatan yang menjadi kekuatan adalah pendapatan
yang diukur dalam ukuran satuan moneter tetapi tidak terdapat hubungan erat dan nyata dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
barang atau jasa yang akan dijual atau dipasarkan. Biaya-biaya yang terjadi dalam pusat pendapatan belum merupakan biaya lengkap. Biaya
yang terjadi pada pusat pendapatan hanya merupakan biaya kebijakan contohnya yaitu biaya pemasaran.
c. Pusat Laba Pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang
untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggungjawaban, disebut pusat laba. Manajer pusat laba diukur kinerjanya dari selisih
antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Oleh karena itu, baik masukan maupun keluaran
dalam pusat laba dapat diukur dalam satuan uang untuk menghitung laba yang dipakai sebagai pengukur kinerja. Pusat laba tidak diukur dengan
laba saja, tetapi juga dengan menghubungkan laba dan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba. Oleh karena itu, pusat laba dan
18 pusat investasi pada dasarnya sama. Keduanya diukur kinerjanya dari
kemampuannya dalam menghasilkan laba dari investasi yang ditanamkan dalam pusat pertanggungjawaban.
d. Pusat Investasi Hansen dan Mowen 2001:818 mengungkapkan bahwa “Pusat
investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan investasi yang digunakan, pendapatan yang
dihasilkan serta biaya-biaya yang terjadi,” sedangkan menurut Supriyono 2001:144 “Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban
dalam organisasi yang manajernya dinilai prestasinya atas dasar laba yang diperoleh dihubungkan dengan investasinya.” Ukuran prestasi
manajer pusat investasi dapat berupa ratio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Oleh sebab itu, dalam
pusat investasi manajer harus berhati-hati dalam menentukan besarnya dana investasi yang diperlukan.
3. Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggungjawaban
Struktur organisasi merupakan bagian penting dalam akuntansi pertanggungjawaban, hal ini dikarenakan struktur organisasi mencerminkan
pembagian wewenang dalam perusahaan. Melalui struktur organisasi, manajemen melaksanakan pendelegasian wewenang melalui pemberian tugas khusus kepada
manajemen di bawahnya dengan tujuan agar pembagian kerja menjadi lebih bermanfaat. Dalam penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban,
harus lebih
19
dahulu dipelajari garis wewenang dan tanggung jawab pembuatan keputusan sehingga dapat ditentukan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam
organisasi.
Pusat pertanggungjawaban merupakan dasar untuk seluruh sistem akuntansi pertanggungjawaban, oleh karena itu, rerangka pusat pertanggungjawaban harus
dirancang secara seksama. Penyusunan sistem akuntansi pertanggungjawaban dan penyusunan struktur organisasi merupakan pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan
dan saling mempengaruhi, karenanya struktur organisasi merupakan syarat utama dalam penerapan konsep akuntansi pertanggungjawaban, dimana struktur
organisasi merupakan gambaran dari pusat-pusat pertanggungjawaban yang dimiliki perusahaan.
Ada dua tipe struktur organisasi yang berkaitan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban, yaitu:
1. Organisasi Fungsional Organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang
manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan
dengan manajer umum yang kurang memiliki pengetahuan khusus. Dalam organisasi fungsional, pembagian pusat pertanggungjawaban
didasarkan atas fungsi, yaitu: fungsi produksi, fungsi penjualan pemasaran, dan fungsi administrasi.
20
Gambar 2.2 Organisasi Fungsional
Sumber: Edy Sukarno 2002:74 2. Organisasi Unit Bisnis Divisional
Dalam organisasi divisional, pembagian organisasi didasarkan pada divisi-divisi, sedangkan di bawah setiap divisi dibagi atas dasar
fungsi. Manajer perusahaan bertanggungjawab atas perusahaan secara keseluruhan dan berwenang penuh mengambil keputusan investasi,
selanjutnya kepala setiap divisi bertanggungjawab hanya untuk divisinya masing-masing. Pada tipe organisasi ini, setiap divisi merupakan pusat
laba dan mungkin sekaligus sebagai pusat investasi, sedangkan fungsi- fungsi yang dimilikinya merupakan pusat biaya dan atau pusat
pendapatan.
Direktur Pusat Investasi
Fungsi Produksi
Fungsi Penjualan
Pemasaran Fungsi
administrasi umum
Pusat Pendapatan
Pusat Biaya
21
Pusat Laba
Pusat Pendapatan
Pusat Biaya
Gambar 2.3 Organisasi Unit Bisnis Divisional
Sumber: R.A. Supriyono 2001:17 Dalam hubungannya dengan pusat pertanggungjawaban, struktur organisasi
harus dianalisis untuk mengetahui kemungkinan adanya kelemahan dalam pendelegasian wewenang. Jaringan pusat pertanggungjawaban dapat menjadi alat
yang efektif untuk mengendalikan organisasi jika struktur organisasi yang melandasinya disusun secara rasional. Struktur organisasi yang sesuai dengan
konsep akuntansi pertanggungjawaban adalah struktur yang memberikan peluang bagi bawahan untuk menjalankan otonomi desentralisasi dan yang memisahkan
dengan jelas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada. Kondisi demikian merupakan kebutuhan pokok pelaksanaan akuntansi
pertanggungjawaban sebagai realisasi adanya pusat-pusat pertanggungjawaban.
Divisi A
Divisi B
Divisi C
Fungsi Penjualan
Fungsi Pembelian
Fungsi Administrasi
Fungsi Penjualan
Fungsi Pembelian
Fungsi Administrasi
Fungsi Penjualan
Fungsi Pembelian
Fungsi Administrasi
Direktur
22
C. Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan