28 dalam program. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali scan
dapat bervariasi antara beberapa millidetik, sampai ratusan millidetik.
3. Memori
Memori merupakan area dalam CPU PLC tempat data serta program rancangan disimpan dan dieksekusi oleh prosessor. Pada umumnya memori
terbagi atas dua kategori yaitu : volatile memory dan nonvolatile memory. Program atau data yang di simpan pada volatile memory akan hilang apabila
catu daya PLC mati. Volatile memory juga sering disebut Random Access Memory RAM. Sebagian PLC yang menggunakan RAM dilengkapi dengan
baterai cadangan apabila catu daya sumber mati. Tetapi hal ini juga akan menjadi masalah jika terjadi kegagalan baterai. Hal sebaliknya terjadi pada
nonvolatile memory. Yang termasuk dalam kategori nonvolatile memory
yaitu : •
Read-Only Memory ROM Memori ini dirancang untuk menyimpan program secara permanen.
Secara umum PLC jarang menggunakan ROM untuk menyimpan program pengguna kecuali untuk aplikasi khusus yang programnya
tidak akan diubah. •
Programmable Read-Only Memory PROM Merupakan salah satu jenis ROM yang dapat diprogram ulang dengan
menggunakan alat pemrograman khusus. Memori ini jarang digunakan pada PLC untuk menyimpan program pengguna.
Hamdani : Aplikasi Smart System Pada Gedung Perkantoran Dengan Menggunakan PLC FX0S-30MR-ES, 2008. USU Repository © 2009
29 •
Erasable Programmable Read-Only Memory EPROM Ini merupakan memori sejenis PROM yang dapat diprogram ulang
setelah program yang sebelumnya telah tersimpan dihapus dengan menggunakan sinar ultraviolet.
• Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory EEPROM
Ini merupakan jenis ROM yang menyerupai RAM dan paling banyak digunakan pada PLC untuk menyimpan program pengguna. Hal ini
disebabkan karena dalam mengubah program pada memori ini dapat menggunakan perangkat pemrograman pada PLC itu sendiri, misalnya :
komputer atau mini-programmer. Keunggulan lainnya dari memori jenis ini adalah kemampuan hapus-tulisnya yang berkisar 10.000 kali
4. InputOutput
Sistem inputoutput diskrit pada dasarnya merupakan antarmuka yang menghubungkan CPU Central Processing UnitI dengan peralatan
input output. Secara fisik, rangkaian inputoutput dengan unit CPU
terpisah secara kelistrikan. Hal ini menjaga agar kerusakan pada peralaan inputoutput tidak menyebabkan terjadinya hubung singkat
pada unit CPU. •
Modul Input pada PLC
Kemampuan suatu sistem otomasi bergantung pada kemampuan PLC dalam membaca sinyal dari berbagai peranti input, misalnya sensor.
Untuk mendeteksi suatu proses dibutuhkan sensor yang tepat untuk
Hamdani : Aplikasi Smart System Pada Gedung Perkantoran Dengan Menggunakan PLC FX0S-30MR-ES, 2008. USU Repository © 2009
30 masing-masing kondisi. Dengan kata lain sinyal input dapat berupa
logika 0 dan logika 1 onoff ataupun analog. Berikut ini merupakan jenis input pada PLC yang sering digunakan :
1. Input tegangan DC 12-24 Volt. 2. Input tegangan AC 200-240 Volt
3. Input tegangan ACDC 12-24 Volt. •
Modul Output pada PLC
Suatu sistem otomasi tidak akan lengkap jika sistem tersebut tidak memiliki modul output. Output sistem ini dapat berupa analog maupun
digital. Output analog digunakan untuk menghasilkan sinyal analog sedangkan output digital digunakan untuk menghubungkan dan
memutuskan jalur. Contoh peranti output yang sering digunakan pada PLC adalah motor, relay, lampu dan speaker.
Dari keempat contoh di atas, output jenis relay adalah yang paling fleksible
penggunaanya karena dapat mengerakkan beban AC maupun DC. Kelemahannya terletak pada tanggapan switching-nya yang relatif
lambat, harga yang relatif mahal, dan akan mengalami kerusakan setelah beberapa juta siklus switching.
2.3.4 Perangkat-perangkat Input-Output pada PLC