19 sederhana, proses yang diulang-ulang, dan proses-proses lain yang lebih kompleks.
Pada periode ini juga muncul apa yang dinamakan PLC Programmable Logic Controller
sebagai pengganti relay elektromagnetik pada sistem kontrol yang bersifat sekuensial .
2.2 Konsep Dasar Programmable Logic Controller
Secara definitif, menurut NEMA National Electrical Manufactures Association, PLC adalah suatu alat elektronika digital yang berbasis mikrokontroller
dan menggunakan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan dan mengaplikasikan instruksi-instruksi dari suatu fungsi tertentu, seperti logika,
sekuensial, pewaktuan timing, pencacahan counting, dan aritmatika dalam rangka mengendalikan suatu sistem.
PLC merupakan elemen unit pengendali yang fungsi pengendaliannya dapat diprogram sesuai dengan keperluan. Jadi, sebelum digunakan PLC diprogram
terlebih dahulu agar proses pengendalian yang terjadi sesuai dengan yang diinginkan. Peranti ini juga dirancang sedemikian rupa agar tidak hanya para programmer
komputer saja yang dapat membuat dan mengubah program-program yang ada di dalamnya melainkan juga dapat dioperasikan oleh para insinyur yang memiliki
kemampuan terbatas mengenai bahasa pemrograman. Oleh sebab itu para perancang PLC sudah menempatkan sebuah program awal pre-program yang memungkinkan
program-program kontrol dapat dimasukkan dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sederhana dan mudah dipahami.
Kemudahan-kemudahan yang di dapat dengan menggunakan PLC sebagai unit pengendali adalah sebagai berikut :
Hamdani : Aplikasi Smart System Pada Gedung Perkantoran Dengan Menggunakan PLC FX0S-30MR-ES, 2008. USU Repository © 2009
20 1. Fleksibel
Sebelum menggunakan PLC, sebagian besar sistem kontrol menggunakan alat kontrol berupa relay ataupun electronic card. Sistem tersebut tidak
praktis karena tidak bisa digunakan secara umum. Sebagai contoh pada setiap peralatan kontrol yang berbeda tipe, dibutuhkan electronic card yang
berbeda pula sesuai dengan yang dibuat oleh pabrikannya. Sedangkan PLC bisa digunakan secara umum pada setiap tipe peralatan kontrol dan agar
dapat menjalankan aplikasinya hanya menyediakan program saja. 2. Kemudahan pembuatan dan pengeditan program.
PLC mudah diprogram dengan menggunakan bahasa pemrograman yang relatif sederhana dan mudah dipahami serta sebagian besar berhubungan
dengan operasi-operasi logika dan penyambungan. 3. Kemudahan pemeliharaan dan perbaikan
Dibutuhkan banyak waktu pada saat hendak memodifikasi proses pengontrolan dengan menggunakan electronic card maupun relay-relay.
Selain itu proses pelacakan pada saat terjadi gangguan akan cukup sulit dilakukan. Tetapi, dengan PLC proses modifikasi dapat dilakukan dengan
hanya dengan pemrograman ulang Reprograming tanpa perlu diinstalasi ulang. Proses pelacakan kesalahan juga dapat dimonitor langsung dengan
menggunakan programing tools yang disediakan oleh masing-masing vendor PLC.
Hamdani : Aplikasi Smart System Pada Gedung Perkantoran Dengan Menggunakan PLC FX0S-30MR-ES, 2008. USU Repository © 2009
21 4. Dapat digunakan pada berbagai macam alat
Proses pengontrolan dengan menggunakan PLC dapat dilakukan pada berbagai macam alat maupun peralatan kontrol, walaupun peralatan kontrol
yang digunakan berbeda-beda jenis maupun tipe. Pemakai hanya perlu menyediakan program aplikasi sesuai dengan PLC yang digunakan dan
memrogram PLC tersebut agar beroperasi sesuai dengan proses yang diinginkan.
5. Memiliki jumlah kontak relay yang banyak Setiap PLC memiliki jumlah kontak relay yang cukup banyak. Sedangkan
pada relay konvensional jumlah kontaknya terbatas. Pada satu koil internal relay
PLC jumlah kontaknya bisa mencapai ratusan, tetapi hal ini juga tergantung pada kapasitas memori dari PLC yang digunakan.
6. Memiliki banyak fasilitas dan lebih fungsional Setiap PLC sudah memiliki fasilitas seperti timer, counter, latch, dan
fungsi-fungsi lainnya. Sehingga tidak diperlukan lagi penggunaan timer dan counter dan fasilitas eksternal lainnya karena sudah ada dalam PLC.
7. Keamanan security yang baik Program PLC yang telah dirancang dapat diroteksi sehingga tidak dapat
diubah orang sembarangan. Hal ini berbeda dengan sistem relay konvensional yang sistemnya cenderung lebih terbuka dan memungkinkan
setiap orang melakukan perubahan pada sistemnya. 8. Program yang telah dibuat dapat disimpan
Program aplikasi PLC yang telah dirancang dengan mudah dapat disimpan pada CD, disket, dan harddisk komputer seperti program komputer pada
Hamdani : Aplikasi Smart System Pada Gedung Perkantoran Dengan Menggunakan PLC FX0S-30MR-ES, 2008. USU Repository © 2009
22 umumnya. Sehingga program aplikasi yang asli dapat disimpan dan bisa
digunakan kembali bila diperlukan. 9. Dapat dimonitoring secara visual
Sebelum program aplikasi yang telah dirancang akan digunakan, maka program tersebut dapat dites terlebih dahulu dalam skala laboratorium
dengan menggunakan lampu indikator yang ada pada PLC. Hal ini akan memudahkan proses evaluasi dan penyempurnaan program. Selain itu,
program tersebut dapat dimonitoring secara visual dengan menggunakan programming device yang disediakan masing-masing PLC.
10. Bersifat kokoh dan dirancang untuk dapat beroperasi pada kondisi suhu, kelembapan, getaran, dan tingkat kebisingan yang lebih dari kondisi
normal. Perkembangan PLC berhubungan erat dengan perkembangan mikroprosesor.
Oleh karena itu, bila kemampuan mikroprosesor meningkat, maka kemampuan PLC yang menggunakan mikroprosesor tersebut meningkat juga. Saat ini PLC sudah
mampu berkomunikasi dengan operator, dengan modul-modul khusus seperti PID, analog IO, dan komputer untuk suatu proses pengendalian khusus.
2.3 PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PLC