Setiap scan terdiri atas:
1. Input scan. PLC membaca nilaikondisi dari terminal input dan
menyimpannya dalam memori input. Pengolahan nilai input selanjutnya didasarkan pada nilai pada memori input. Hal ini dimaksudkan agar nilai
input tetap konsisten selama 1 scan. Apabila terjadi perubahan nilai input maka baru akan berpengaruh pada scan berikutnya. Namun terdapat
instruksi khusus apabila hendak mengambil nilai langsung dari terminal input.
2. Solve logic. Selanjutnya PLC mengeksekusi program satu demi satu
menggunakan nilai pada memori input dan memperbarui nilai pada memori output. Pemrograman PLC difokuskan pada bagian ini.
3. Output scan. Terakhir PLC mengeluarkan nilai dari memori output ke
terminal output dan selanjutnya ke perangkat luar output. Setiap scan memerlukan waktu yang berbeda bergantung pada panjangnya
program yang diterapkan, namun secara umum berlangsung sangat cepat.
2.4. SISTEM PENGAWATAN PLC
2.4.1 Antarmuka Input
Dalam sistem ini, semua sinyal input dikumpulkan. Sinyal-sinyal input biasanya berupa tegangan dengan kapasitas 24 Volt DC atau 110 Volt DC. Unit PLC
yang sesuai harus dipilih agar dapat bekerja sesuai dengan tegangan input yang digunakan. Untuk melindungi CPU dari tegangan dan arus tinggi yang berbahaya ,
maka terminal-terminal input diisolasi dengan metode opto-isolation dimana tidak ada tegangan yang ditransmisi dari terminal-terminal input menuju CPU tetapi hanya
berupa pulsa-pulsa optis cahaya. Metode ini digunakan oleh sebagian besar sistem PLC.
ANTAR MUKA INPUT
INPUT 1
INPUT 2
INPUT 3 GND
PLC
Gambar 2.3 Antarmuka Input
2.4.2 Antarmuka Output
Ada tiga jenis output PLC yang umum ditemukan: 1.
Output jenis relay PLC dengan jenis output ini adalah PLC yang paling populer dan paling
banyak digunakan di lapangan. Hal ini disebabkan fleksibilitas pada beban yang dapat dikontrolnya.
RANGKAIAN INTERNAL CPU
INDIKATOR OUTPUT
RELAY INTERNAL BEBAN
OUT
COM
Gambar 2.4 Rangkaian Internal Output jenis Relay
Terlihat dari gambar 2.4 di atas, beban yang dihubungkan dengan output PLC jenis ini dapat berupa beban AC atau beban DC. Satu-satunya pembatas
pemakaian PLC dengan jenis output ini adalah rating arus yang telah dispesifikasikan oleh pembuat PLC tersebut. Bila batas besar rating arus ini dilampaui, akan
menimbulkan kerusakan pada modul outputnya. Jika keluaran yang akan dikontrol merupakan beban yang relatif besar mengalirkan arus dengan jumlah besar maka
akan lebih aman jika output relay ini mengontrol beban tersebut lewat relay luar. 2.
Output jenis transistor Berdasarkan transistornya, ada dua jenis ouput PLC ini yaitu jenis NPN dan
jenis PNP. Pada prinsipnya, kedua jenis keluaran ini adalah sama, yaitu hanya dapat mengalirkan arus atau daya dalam satu arah saja. Ada dua jenis mode transistor ini
yaitu transistor digunakan penguat linier dan transitor digunakan sebagai saklar. Dalam rangkaian internal PLC, transistor dioperasikan sebagai saklar, yaitu dengan
cara mengoperasikan pada daerah jenuhnya. Gambar 2.5 memperlihatkan rangkaian internal dari salah satu terminal output PLC jenis keluaran NPN.
RANGKAIAN INTERNAL CPU
INDIKATOR OUTPUT BEBAN
OUT
COM OPTOCOUPLER
Gambar 2.5 Rangkaian Internal Output jenis Transistor
3. Output jenis triac
Triac adalah sebuah komponen semikonduktor yang berfungsi mengalirkan arus bolak-balik. Arus yang dialirkan dikontrol oleh terminal gate pada triac tersebut.
Dalam modul output PLC jenis ini, triac digunakan untuk menggerakkan beban- beban AC lewat rangkaian internalnya seperti terlihat pada gambar 2.6
. Adapun gambar 2.6
memperlihatkan koneksi antara beban dengan terminal-terminal ouput PLC jenis ini.
RANGKAIAN INTERNAL CPU
INDIKATOR OUTPUT OUT
COM OPTOCOUPLER
BEBAN
Gambar 2.6 Rangkaian Internal Output Jenis Triac
2.4.3 Sink dan Source PLC
Sink dan source merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang kutub positif dan kutub negatif yang menghubungkan antara sumber tegangan
suplai daya dengan beban output. Sebagian besar PLC memungkinkan pemakai memilih untuk melakukan pemasangan saklar pada posisi sink atau source pada
bagian inputnya. Biasanya produsen PLC menyediakan terminal khusus pada bagian inputnya untuk keperluan tersebut. Pada terminal ini, suplai sink negatif atau source
positif dihubungkan. Sementara kawat suplai lainnya dihubungkan dengan peralatan input eksternal tertentu yang dihubungkan dengan PLC.
Beberapa jenis PLC tidak memiliki bentuk input yang dapat dipilih sehingga inputnya hanya dapat digunakan sebagai input negative atau positif saja. Maka jika
menemui jenis PLC ini, cara pemasangannya harus memperhatikan konfigurasi dari PLC tersebut. Untuk membedakan antara sink dan source yang terdapat pada PLC,
pada umumnya digunakan simbol-simbol yang berbeda untuk mengidentifikasikan terminal-terminal sebagaimana dijelaskan pada table di bawah ini.
Tabel 2.1 Simbol-Simbol Terminal Input PLC
TIPE TERMINAL SIMBOL
CONTOH TEGANGAN YANG DIHUBUNGKAN BILA
MENGGUNAKAN 24 V DC Fixed positive
common + COM
+ V 24 V DC
Fixed negative common
- COM - V
0 V Selectable common
SS 24 V DC ATAU 0 V DC
+ V
SENSOR
OUTPUT SOURCING
GND INPUT
SINKING
COMMON
PLC
ANTARMUKA INPUT
Gambar 2.7 Sink dan Source Input PLC
CPU
Peralatan Beban
LED Indikator Output
Sinking
GND 24 V
i
Gambar 2.8 Sink Output PLC
CPU
Peralatan Beban
LED Indikator
Ouput sourcing
24 V
i
+24 V
Gambar 2.9 Source Output PLC
Pemasangan saklar output PLC hampir sama dengan pemasangan saklar input PLC jika menggunakan relay, karena relay menggunakan isolasi mekanis yang
memungkinkan segala macam tipe tegangan diubah voltage free contactskontak bebas tegangan. Jika menggunakan triac, sinksource tidak digunakan karena triac
mengubah tegangan AC yang polaritasnya dapat saling dipertukarkan. Jika menggunakan transistor, sangat penting untuk menentukan penggunaan
sinksourcenya, karena transistor dirancang secara khusus untuk beroperasi dengan tegangan negatif atau tegangan positifnya saja. Sehingga proses menghubungkan
tegangan pada transistor harus pada terminal yang tepat dan benar.
2.5. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN PLC