Function Chart FUNGSI-FUNGSI LOGIKA

b. Function Chart

Penulisan program menggunakan function chart memiliki persamaan dengan ladder diagram, yaitu kedua cara ini sama-sama digambarkan dalam bentuk grafik. Penggambaran atau penulisan program dengan cara ini biasanya dilakukan untuk sistem program scanning dan untuk menggambarkan sistem program sekuensial. Cara ini juga dapat digunakan sebagai flow chart. Simbol yang dapat digunakan dalam sistem function chart berupa simbol- simbol gerbang logika seperti gambar 3.5 OUT XOOO XOO1 XOO2 Gambar 3.5 Function Chart c. Statement List Pada statement list baris instruksi diberi nomor secara berurutan dan beraturan untuk setiap instruksinya. Instruksi penulisan program dengan cara ini dapat menggunakan singkatan-singkatan yang diambil dari huruf depan setiap instruksi tersebut. Penulisan singkatan dalam program statement list ini berbeda-beda dengan jenis dan merk PLC yang digunakan. Selain singkatan yang dapat dituliskan, melalui statement list dapat dituliskan juga alamat instruksi, instruksinya sendiri, operand atau maksud dari instruksi tersebut. Dalam istilah lain, penulisan cara ini disebut juga dengan istilah Mnemonic. Tabel 3.1 Statement ListMnemonic

3.2. FUNGSI-FUNGSI LOGIKA

Banyak situasi kontrol yang mengharuskan dilakukannnya kombinasi tindakan-tindakan pengontrol agar kondisi-kondisi tertentu terpenuhi. Dalam kombinasi logika, hanya dikenal dua logika keadaan, yaitu situasi ON atau situasi OFF atau bisa juga diandaikan dengan situasi saklar terbuka dan saklar tertutup. Dua kondisi ini juga dapat disebut sebagai konsep bilangan biner atau konsep Boolean. Bilangan biner 1 merepresentasikan adanya sinyal, sedangkan bilangan 0 merepresentasikan tidak adanya sinyal. Pada sistem digital kondisi ini direpresentasikan oleh level tegangan yang berbeda contohnya yaitu +1V dan -0V. Tabel 3.2 Contoh konsep bilangan biner +1V 0V Contoh Beroperasi Tidak beroperasi Limit switch Tertutup Terbuka Valve ON OFF Lampu Berjalan Berhenti Motor Berbunyi Diam Alarm LANGKAH INSTRUKSI ALAMAT LD XOOO 1 OR XOO1 2 AND NOT X002 3 OUT Y000 Konsep bilangan biner seperti di atas pada dasarnya juga digunakan pada PLC, dimana fungsi-fungsi yang terdiri dari : AND, OR, NOT mengkombinasikan variabel- variabel biner, sehingga membentuk suatu pernyataan logika. Setiap fungsi memiliki aturan yang menentukan hasil keluaran, apakah hasil keluaran tersebut benar atau salah. 3.2.1 Logika AND Pada gambar 3.6 a di bawah menunjukkan bahwa perangkat output C lampu tidak akan menyala apabila salah satu A tau B atau saklar A dan B tidak dalam posisi tertutup. Sehingga apabila kita menggunakan logika bilangan biner, maka keluaran bernilai 1 lampu menyala tidak akan beroperasi apabila kondisi saklar A atau saklar B bernilai 0 atau kondisi keduanya bernilai 0. Jika ditabulasi dalam sebuah tabel, maka hubungan antara input dan outputnya dapar digambarkan pada tabel 3.3 B A C A B C a b Gambar 3.6 a.Logika AND dalam bentuk hubungan listrik b.Gerbang logika AND Tabel 3.3 Tabel kebenaran logika AND Input A Input B Output C 1 1 1 1 1 3.2.2 Logika OR Pada gambar 3.7 a menunjukkan situasi dimana sebuah perangkat output lampu akan menghasilkan output menyala apabila salah satu saklar yaitu: saklar A atau B dihubungkan. Hubungan logika tersebut dapat juga dilihat pada kombinasi bilangan biner dalam tabel 3.4 di bawah ini. Dimana apabila input A atau input B bernilai 1, maka output C akan bernilai 1. C A B A B C a b Gambar 3.7 a.Logika OR dalam bentuk hubungan listrik b.Gebang logika OR Tabel 3.4 Tabel kebenaran logika OR Input A Input B Output C 1 1 1 1 1 1 1 3.2.3 Logika NOT Logika NOT dapat direpresentasikan dengan gambar 3.8. perangkat output lampu akan menyala apabila kondisi saklar A tetap dalam keadaan tertutup. Tabel kebenaran logika ini dapat dilihat pada tabel 3.5. gerbang logika NOT terkadang disebut juga logika pembalik inverter. C A C A a b Gambar 3.8 a.Logika NOT dalam bentuk hubungan listrik b.Gerbang logika NOT Tabel 3.5 Tabel kebenaran logika NOT Input A Output C 1 1 3.2.4 Logika NAND Pada dasarnya logika NAND merupakan kebalikan dari logika AND. Sehingga apabila nilai bilangan biner dari output logika AND bernilai 1, maka output logika NAND akan bernilai 0. Pada aljabar Boolean notasi logika NAND dituliskan sebagai . A B , dimana sesuai sifat komutatif . . A B B A = . Gambar logika NAND dan tabel logika kebenaran logika NAND diperlihatkan pada gambar dan tabel di bawah ini. A B C Gambar 3.9 Gerbang logika NAND Tabel 3.6 Tabel kebenaran logika NAND Input A Input B Output . C A B = 1 1 1 1 1 1 1 3.2.5 Logika NOR Jika logika NAND merupakan kebalikan dari logika AND, maka logika NOR merupakan kebalikan dari logika OR. Pada aljabar Boolean logika NOR dituliskan sebagai A B + , dimana dapat juga dituliskan A B B A + = + . Tabel kebenaran logika NOR dan simbolnya ditunjukkan pada tabel dan gambar di bawah ini. A B C Gambar 3.10 Gerbang logika NOR Tabel 3.7 Tabel kebenaran logika NOR Input A Input B Output C A B = + 1 1 1 1 1 3.2.6 Logika XOR Sebuah gerbang akan menghasilkan output ketika salah satu kedua inputnya bernilai 1. Akan tetapi pada saat kondisi tertentu diperlukan sebuah gerbang yang mampu menghasilkan output apabila salah satu inputnya bernilai 1. Simbol gerbang logika dan tabel kebenaran logika XOR OR executive dapat dilihat di bawah ini. A B C Gambar 3.11 Gerbang logika XOR Tabel 3.8 Tabel kebenaran logika XOR Input A Input B Output C A B = ⊕ 1 1 1 1 1 1

3.3. PEMROGRAMAN PLC DENGAN MENGGUNAKAN MITSUBISHI GX