Tabel 3.8 Tabel kebenaran logika XOR
Input A Input B
Output C A
B = ⊕
1 1
1 1
1 1
3.3. PEMROGRAMAN PLC DENGAN MENGGUNAKAN MITSUBISHI GX
DEVELOPER 3.3.1
Mitsubishi GX Developer
Pada dasarnya setiap vendor PLC memiliki software pendukungnya masing- masing. Mitsubishi sendiri menggunakan Mitsubishi GX Developer. Program
pendukung software support ini bertujuan agar setiap pengguna personal komputer yang bermaksud untuk menggunakan PLC sebagai alat kontrol dapat berkomunikasi
dngan PLC itu sendiri. Walaupun setiap merk PLC menggunakan software yang berbeda-beda, namun pada dasarnya sistem operasionalnya sama saja. Mitsubishi GX
Developer memiliki beberapa simbol dasar yang digunakan pada pemrograman pada FXos-30-MR-ES. Setiap simbol memiliki keunikan tersendiri. simbol tersebut yaitu:
1. X digunakan sebagai simbol input PLC. Menggunakan penomoran oktal
contohnya X0-X7, X10-X17. 2.
Y digunakan sebagai simbol output PLC. Menggunakan penomoran oktal Y0-Y7, Y10-Y16
3. T digunakan sebagai simbol timer pada PLC. Menggunakan penomoran desimal
T0-T55. Basis waktu yang digunakan adalah 100 msec. Untuk T32-T55 dapat
diubah menjadi timer dengan basis waktu 10 msec dengan mengaktifkan relay internal M8208.
4. C digunakan sebagai simbol counter pada PLC. Menggunakan penomoran
desimal C0-C15. 5.
M dan S : digunakan sebagai internal relay yang ada di dalam PLC.
Menggunakan penomoran desimal. Untuk M dapat digunakan M0-M511 dengan M496-M511 relay yang di backup baterai. Sedangkan untuk S digunakan S0-S63
tanpa ada yang di backup baterai. Semua simbol di atas di kenal dengan Bit. Ini berarti bahwa semua peralatan
yang diwakili oleh simbol-simbol tersebut akan bekerja hanya pada dua keadaan yaitu: ON atau OFF, logika 1 atau logika 0. Berikut beberapa langkah awal
penggunaan software Mitsubishi GX Developer. 1.
Proses install software Mitsubishi GX Developer dimulai dengan menginstall Envmel-nya terlebih dahulu. Setelah itu proses instalasi dapat dilanjutkan melalui
ikon setup.
Gambar 3.12 Menu Tampilan Proses Penginstallan
2. Pada saat mulai menggunakan program Mitsubishi GX Developer, kita akan
mendapatkan dua pilihan menu, yaitu menu new project untuk membuat rancangan program yang baru, atau open project untuk membuka file rancangan
program yang sudah dibuat dan disimpan sebelumnya.
Gambar 3.13 Menu Tampilan Awal Pada Mitsubishi GX Developer
3. Jika memilih new project, maka akan terlihat tampilan new project seperti
gambar 3.14. Kemudian kita harus memilih tipe dari seri PLC yang digunakan, misalnya kita menggunakan seri : FCPU denga tipe : FX0S. setelah itu kita
dapat mengisikan nama project yang kita buat.
Gambar 3.14 Menu tampilan untuk memilih tipe dan seri PLC
4. Untuk menggunakan ladder diagram, gunakan simbol-simbol pada menu bar
sebagai berikut. Misalkan hendak membuat kontak NO, maka klik simbol, isikan kode input X1 kemudian klik OK. Begitu juga dengan simbol alamat output, klik
kemudian isikan kode output Y1, baru klik OK. Hal ini ditunjukkan pada gambar 3.15 dan gambar 3.16.
Gambar 3.15 Menu tampilan untuk membuat input
Gambar 3.16 menu tampilan untuk membuat output
5. Setiap device pada ladder diagram dapat ditambahkan comment sebagai
keterangan dari device tersebut. Caranya dengan mengklik comment, selanjutnya klik device yang akan diberi comment dan kemudian ketikkan commentnya.
Gambar 3.17 menu tampilan untuk membuat comment
6. Pada akhir program Mitsubishi, tidak perlu membuat instruksi END, karena
secara otomatis instruksi tersebut sudah ada pada program. Selanjutnya klik menu CONVERT, untuk mengecek apakah program yang dibuat sudah benar atau salah
seperti gambar 3.17. Setelah program di-convert, maka program tersebut dapat ditransfer ke PLC.
Gambar 3.18 Menu tampilan program convert
7. Untuk komunikasi dengan PLC yang digunakan, pilih menu online. Kemudian
pilih write to PLC. Jika program tersebut hendak di transfer dari komputer ke PLC. Jika ingin mengetahui program sebelumnya yang telah tersimpan pada
PLC, maka pilih read from PLC seperti gambar 3.18.
Gambar 3.19 Menu tampilan untuk proses transfer program ke PLC
3.3.2 Pemrograman Relay- Relay Internal pada Mitsubishi Gx Developer
PLC memiliki elemen-elemen yang digunakan untuk menyimpan data, yaitu bit-bit. Bit-bit tersebut menjalankan fungsi-fungsi relay yang dapat memutus dan
menyambungkan perangkat-perangkat lain. Elemen ini disebut relay internal. Relay internal ini bukanlah seperti relay pada umumnya, namun hanya merupakan bit-bit di
dalam memori yang bekerja sebagaimana layaknya sebuah relay. Dalam menggunakan sebuah internal relay, kita perlu mengaktifkan pada salah satu ladder
diagram, sehingga outputnya dapat dipergunakan untuk mengaktifkan rangkaian output atau kontak lain pada ladder diagram tersebut. Mitsubishi menggunakan
simbol M dan S untuk mewakili relay internalnya.
Gambar 3.20 Internal relay
Perlu diingat bahwa relay internal ini dapat dipergunakan secara langsung untuk mengaktifkan sebuah output eksternal. Relay internal ini hanya berfungsi untuk
mengaktifkan sebuah kontak internal yang secara diam-diam akan mengaktifkan sebuah output eksternal. Relay internal ini juga terdiri dari kontak-kontak Normally
Close NC dan Normally Open NO. Apabila sambungan dari catu daya terputus pada PLC ketika PLC tersebut
sedang beroperasi, maka semua relay output dan relay internal akan mati. Sehingga jika catu daya terhubung kembali, semua kontak yang diisolasikan oleh relay-relay
tersebut akan kembali pada keadaan awalnya sebelum catu daya terputus. Ini mengakibatkan proses yang sedang berjalan akan kembali pada keadaan awal. Untuk
mengatasi keadaan ini, relay internal pada alamat M496-M511 16 poin pada
Mitsubishi FXos-30-MR-ES memiliki baterai pendukung atau memori EEPROM yang terdapat dalam PLC itu sendiri, baterai pendukung ini dapat diaktifkan dengan
menggunakan perintah Set dan Reset seperti gambar 3.20. Pada gambar tersebut, relay internal M507 akan diaktifkan pada saat kondisi kontak X000 dalam keadaan ON.
Jika catu daya terputus, setelah relay internal M507 aktif, maka kondisi ini akan dipertahankan. Tetapi ketika kontak X001 aktif, maka internal relay M507 akan
kembali pada kondisi OFF.
Gambar 3.21 penggunaan Set dan Reset
Pemrograman Relay-relay Internal terdiri atas : a.
Program pengunci Lacthing
Relay internal di sini berfungsi untuk menahan suatu keluaran output untuk suatu masukan yang sifatnya sementara. Hal ini diperlihatkan pada gambar 3.21 di
bawah ini.
Gambar 3.22 Relay internal sebagai fungsi pengunci latching
Pada gambar tersebut, ketika input X000 dalam kondisi ON, maka relay internal Y0 akan mengunci output Y000. Output Y000 tetap dalam kondisi ON
walaupun input X000 kembali pada kondisi OFF.
b. Operasi one-shot
Salah satu fungsi lain dari sebuah relay internal adalah kemampuannya untuk dapat diaktifkan hanya pada satu siklus saja. Sehingga relay tersebut mampu
menghasilkan sebuah pulsa berdurasi tetap pada kontak-kontaknya ketika dioperasikan. Fungsi ini sering disebut fungsi one-shot. Fungsi one-shot ini
diperlihatkan pada gambar 3.22.
Gambar 3.23 Operasi One-shot
Gambar 3.22 memperlihatkan bahwa saat kontak X000 berada pada posisi ON, maka kontak M0 juga akan ON. Ini akan mengaktifkan relay M0. Selama satu
siklus relay M0 akan ON, relay M0 kemudian akan OFF meskipun X000 masih ON pada 1 siklusscan tersebut.
c. Fungsi set dan reset
Instruksi set akan mengakibatkan relay mempertahankan keadaannya sampai fungsi resetnya di eksekusi. Operasi ini sering juga disebut flip-flop. Fungsi set dan
reset ini diperlihatkan pada gambar 3.23. pada gambar 3.23 tersebut, ketika X000 berada dalam kondisi ON, maka X000 akan mengaktifkan relay M0. Relay ini akan
terus aktif walaupun X000 telah OFF. Untuk menonaktifkannya, kontak X001 harus diaktifkan, sehingga kontaknya akan mengaktifkan reset relay M0.
Gambar 3.24 Fungsi Set dan Reset
d. Relay kontrol induk Master Control
Relai kontrol induk Master Control merupakan salah satu bentuk aplikasi relay internal yang berfungsi untuk mengendalikan seluruh bagian yang ada pada
ladder diagram. Ilustrasi relai kontrol induk ini diperlihatkan pada gambar 3.24. Gambar tersebut menunjukkan ketika input X000 berada dalam keadaan OFF maka
Master Control M1 tidak aktif sehingga input X001 dan input X002 tidak dapat mengaktifkan output Y001 dan Y002. Perlu diingat bahwa relai kontrol induk M1
hanya mengontrol bagian antara tempatnya beroperasi dengan tempat relai reset M1 berada.
Gambar 3.25 Fungsi Master Control
e.
Timer
PLC memiliki beberapa bentuk timer yang memiliki fungsi tersendiri. Pada PLC yang berukuran kecil biasanya hanya dijumpai satu jenis saja, yaitu timer on-
delay. PLC Mitsubishi jenis FXos-30-MR-ES yang digunakan oleh penulis dalam penulisan tugas akhir ini juga hanya memiliki timer on-delay saja. Beberapa jenis
timer pada PLC antara lain : 1.
Timer on-delay : merupakan jenis timer yang akan aktif setelah waktu
tunda yang telah ditetapkan tercapai. 2.
Timer off-delay : merupakan jenis timer yang akan mati setelah waktu
tunda yang telah ditetapkan tercapai. 3.
Timer pulsa : merupakan jenis timer yang berubah menjadi aktif atau
tidak aktif selama selang waktu yang telah ditetapkan.
Durasi waktu yang ditetapkan untuk sebuah timer disebut sebagai waktu preset, yang besarnya merupakan kelipatan dari satuan basis waktu yang digunakan
pada PLC tersebut. PLC Mitsubishi FXos-30-MR-ES ini secara default menggunakan basis waktu 100 msec dengan konstanta K yang menyatakan kelipatan basis waktu
yang digunakan. Pada Mitsubishi FXos-30-MR-ES Relay internal Timer dapat digunakan dari T0-T55 56 Poin. Sebagai contoh, untuk nilai K = 500, maka timer
akan bekerja setelah tunda waktu 500x100 msec = 50 sec. Dengan mengaktifkan relai internal M8028 maka Timer T32-T55 24 poin menjadi timer dengan basis waktu 10
msec. Gambar 3.25 menunjukkan penggunaan timer pada Mitsubishi FXos-30 MR- ES. Dari gambar tersebut, apabila kontak X000 diaktifkan, maka kontak tersebut akan
mengaktifkan T0. Setelah selang waktu selama K20 = 20x100 msec = 2 sec telah tercapai, maka kontak T0 akan mengaktifkan output Y0.
Gambar 3.26 Operasi timer
Karena pada PLC Mitsubishi FXos-30 MR-ES hanya ada timer on delay maka untuk dapat menggunakan timer off delay kita memanipulasi program dengan
membuat kontak timer menjadi normally close. Contohnya dapat di lihat pada gambar 3.26 apabila kontak X000 diaktifkan, maka kontak tersebut akan mengaktifkan Y0.
Kemudian X000 nonaktif, T0 akan aktif. Setelah selang waktu selama K20 = 20x100 msec = 2 sec telah tercapai, maka kontak T0 akan menonaktifkan output Y0.
Gambar 3.27 Timer Off Delay
f. Counter
Sebuah counter pencacah memungkinkan dilakukannya pencacahan perhitungan terhadap sebuah input. Jika sebuah counter ditetapkan menghitung satu
nilai jumlah tertentu, dan ketika jumlah atau nilai telah tercapai, maka counter tersebut akan mengoperasikan kontak-kontaknya. Konstanta K juga digunakan untuk
menyatakan besar pencacahan yang akan mengaktifkan kontak-kontak counter yang
digunakan. Terdapat dua tipe counter, yaitu : up-counter pencacah maju dan down- counter pencacah mundur. Up-counter melakukan perhitungan maju dari nilai nol
hingga mencapai suatu nilai yang ditetapkan. Sedangkan down-counter melakukan perhitungan mundur dari harga yang telah ditetapkan sampai nilai nol.
Ganbar 3.28 Operasi Counter pada Mitsubishi
Dari gambar 3.27, dapat dilihat bahwa ketika input diaktifkan, maka input ini akan mengaktifkan counter C0. Output kontak ini akan aktif mulai menghitung bila
koilnya diaktifkan selama harga yang telah ditetapkan yaitu 25 kali. Ketika nilai 25 ini tercapai, maka kontak C0 akan mengaktifkan output Y000. Counter dapat direset pada
saat input X001 diaktifkan.
47
BAB IV
PERANCANGAN PROTOTYPE LIFT 4 LANTAI
YANG DIKONTROL PLC
4.1. Perancangan Perangkat Keras