34
hari. Mereka rela kehilangan waktu bermain dan mengeksplor hal-hal lain yang lebih liar tanpa dibatasi aturan-aturan formal yang seringkali
menjemukan bagi anak. Hal lain yakni, anak-anak akan banyak kehilangan waktu dirumah
dan belajar tentang hidup bersama keluarganya. Sore hari anak-anak akan pulang dalam keadaan lelah dan mungkin tidak berminat lagi
untuk bercengkrama dengan keluarga. Padahal sesungguhnya sekolah terbaik itu ada di dalam rumah dan pada keluarga. Permasalahan
tersebut akan menimbulkan kendala dalam implementasi fullday school. Terlalu banyak pelajaran juga menjadi salah satu kendala dalam
implementasi fullday school. Pentingnya penelitian untuk mengkaji lebih mendalam tentang
implementasi fullday school sehingga dapat menjadi bahan evaluasi dalam implementasi fullday school. Aspek yang dikaji meliputi:
program, pelaksanaan, faktor pendukung dan faktor penghambat.
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian
Implementasi Fullday School UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 17 ayat 1 Pendidikan Dasar
Fullday School
Program Pelaksaana
an
Faktor pendukung dan penghambat
35
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, muncul beberapa pertanyaan penelitian sebagai dasar untuk mengeksplorasi dan menggali
lebih dalam terkait Implementasi Program Fullday School di SDIT Bakti Insani. Adapun pertanyaan penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi program fullday school di SDIT Bakti
Insani? a. Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di SDIT Bakti Insani?
b. Nilai apa saja yang diajarkan di SDIT Bakti Insani? c. Bagaimana proses pembelajaran fullday school?
d. Bagaimana proses pembiasaan daily life activity? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi
program fullday school di SDIT Bakti Insani ? 3. Bagaimana solusi yang dilakukan sekolah untuk menghadapi kendala
dalam implementasi fullday school di SDIT Bakti Insani ?
36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini didasarkan pada pertimbangan
bahwa dalam menjelaskan implementasi fullday school di SDIT Bakti Insani melibatkan berbagai aspek yang perlu untuk digali secara kontinyu dan
komprehensif. Sehingga diharapkan dari data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati mampu
memberikan informasi tentang implementasi fullday school di SDIT Bakti Insani.
Menurut Jamal Ma’mur Asmani 2011: 108-110, pendekatan kualitatif lebih menekankan pada makna, penalaran, definisi situasi tertentu
dan lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif lebih mementingkan proses bukan hasil.
Pada penelitian kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya data dapat berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya,
seperti foto, dokumen, catatan lapangan saat penelitian dilakukan.
B. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, lokasi yang dijadikan sebagai sumber data adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu SDIT Bakti Insani. Hal ini didasari pada
beberapa pertimbangan penelitian. Sekolah Dasar Islam Terpadu SDIT Bakti Insani, yang beralamat di Jl. Letnan Sumanto, Srimulyo, Triharjo,