b Menyalurkan bakat sesuai bidangnya, deskriptor: mengikuti kegiatan-kegiatan yang mengasah bakat
7 Berani mengambil resiko a Mampu menghadapi tantangan, deskriptor: gigih dalam
bekerja b Tidak takut gagal, deskriptor: pantang menyerah
e. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen Rumusan deskriptor menjadi butir-butir instrumen atau kisi-
kisi skala kemandirian diri dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Berwirausaha
Variabel Sub Variabel
Indikator Deskriptor
No. Item ∑
+ -
Item
Motivasi a.
Mandiri 1
Bebas Melakukan kegiatan
1, 2 3, 4
8 Berwirausaha
kewirausahaan atas keinginan sendiri
2 Tidak tergantung
Mampu mengambil 5, 6
7,8 pada orang lain
keputusan sendiri b.
Percaya 1
Yakin dengan Optimis bisa mencapai
9, 10 11,12
8 diri
kemampuan yang cita-cita
dimiliki 2
Selalu bersemangat Antusias
13,14 15,16
c. Kreatif
1 Memiliki ide-ide
Aktif berpendapat 17,18
19,20 8
baru 2
Peka terhadap Teliti
21,22 23,24
peluang d.
Inovatif 1
Memiliki imajinasi Mampu menghasilkan
25,26 27,28
8 tinggi
sesuatu yang berbeda 2
Mengikuti Berpikiran terbuka open
29,30 31,32
perkembangan minded
zaman e.
Berorien 1
Memiliki tujuan
Menyusun rencana
33,34 35,36
8 tasi pada
hidup yang jelas matang
untuk mencapai
masa cita-cita
depan 2
Berpikir positif Mampu
mengambil 37,38
39,40 hikmah
dari setiap
kejadian f.
Hasrat 1
Memiliki hasrat Bekerja keras untuk
41,42 43,44
8 untuk
untuk selalu menjadi lebih unggul
berpresta berprestasi
72
si 2
Menyalurkan bakat Mengikuti kegiatan-
45,46 47,48
sesuai dengan kegiatan yang dapat
bidangnya mengasah bakat
g. Berani 1
Mampu menghadapi Gigih dalam bekerja
49, 50 51,52
8 mengam
tantangan bil
2 Tidak takut gagal
Pantang menyerah 53,54
55,56 resiko
Jumlah 56
f. Melengkapi instrumen dengan pedoman instruksi dan kata pengantar
Tahap akhir penyusunan instrumen yaitu melengkapi instrumen dengan instruksi dan kata pengantar. Bahasa yang
digunakan dalam kata pengantar harus jelas dan mudah dipahami, rumusan harus singkat agar responden tidak kehabisan waktu hanya
untuk membaca instruksi.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Penelitian yang bermutu tergantung dari baik tidaknya instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel maka dalam penelitian ini perlu dilakukan uji coba intrumen. Menurut Suharsimi
Arikunto 2002: 253 subjek uji coba menggunakan 25-40 orang subjek, jumlah tersebut memungkinkan untuk pelaksanaan dan analisis
instrument. Penentuan banyaknya subjek uji coba harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut Suharsimi Arikunto, 2002: 253 :
a. Tersedianya subjek yang menjadi sasaran
73
b. Unit analis yang diambil c. Kemampuan peneliti dalam waktu dan dana
d. Tingkat kesulitan dan pelaksanaan
Adanya keterbatasan peniliti dalam hal waktu dan dana serta tingkat kesulitan dan pelaksanaan. Peniliti menggunakan subjek uji coba
sebanyak 30 orang dari jumlah populasi tetapi diluar subjek penelitian.
1. Uji Validitas Instrumen
Suharsimi Arikunto 2002: 145, menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas yang rendah. Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan pengujian validitas konstruksi. Uji
validitas konstruksi dalam penelitian menggunakan pendapat para ahli judgment experts. Langkah-langkahnya yaitu setelah instrumen
dikonstruksi sesuai aspek-aspek yang akan diukur, selanjutnya instrumen tersebut dikonsultasikan dengan ahli. Instrumen yang telah
disetujui para ahli tersebut kemudian dicobakan pada sampel dari populasi yang telah ditentukan.
Uji validitas tentang motivasi berwirausaha memiliki tujuh aspek berdasarkan pada teori dan definisi operasional, sedangkan uji validitas
tentang kemandirian diri memiliki lima aspek berdasarkan pada teori dan definisi operasional . Pengujian validitas konstruksi ini secara
74
teknis dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen Tabel 1 dan Tabel 2
. Kisi-kisi instrumen tersebut terdiri dari variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir item pernyataan yang telah
dijabarkan dari indikator.
Hasil pengujian skala motivasi berwirausaha dan skala kemandirian diri oleh Bapak Fathur Rahman, M. Si. adalah
sebagai berkut : a. Walau ada kesamaan aspek pada masing-masing skala, tetapi dalam
membuat pernyataan harus disesuaikan jangan sampai ada kesamaan pernyataan dalam skala motivasi berwirausaha dan skala
kemandirian diri. b. Pernyataan yang dibuat harus disesuaikan dengan deskriptor yang
telah ditentukan dalam kisi-kisi instrumen. c. Indikator harus lebih spesifik sehingga maksud dari pemberian
skala tersebut bisa sesuai dengan tujuan yaitu mengetahui seberapa besar tingkat motivasi berwirausa dan tingkat kemandirian diri
anggota aktif KOPMA UNY. d. Penyusunan kalimat harus jelas memenuhi SPOK sehingga subjek
bisa mudah memahami kalimatnya. Instrumen yang telah disetujui oleh ahli tersebut di uji cobakan pada
sampel dari mana populasi ditentukan. Jumlah sampel yang digunakan
dalam uji coba adalah 30 orang diambil dari jumlah populasi hal ini dikarenakan adanya keterbatasan peniliti dalam hal waktu dan dana, serta
tingkat kesulitan dan pelaksanaan Suharsimi Arikunto, 2002: 253.
75
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto 1998: 170, yaitu menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Selanjutnya, untuk menganalisis uji
reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach dalam Suharsimi Arikunto 2002 : 171 :
2
k
r
11
b
1
2
k
1
t
Keterangan :
k
2
b
2 t
= Reliabelitas Instrumen = Banyaknya butir pertanyaan item
= Jumlah variabel butir = Variabel total
Analisis dengan rumus Alpha Cronbach dibantu dengan menggunakan SPSS for Windows 16.0 Version. Alasan penggunaan
rumus Alpha Chronbach yaitu skor untuk angket atau skala biasanya bukan 1 atau 0, tetapi bertingkat dari 0 atau 1 sampai berapa saja
menurut kemauan dan pertimbangan peneliti. Jadi untuk instrumen yang skor butirnya bukan 1 atau 0 tetapi bertingkat dalam mencari
reliabilitas digunakan rumus Alpha Chronbach.
76