Pemaparan dari Ruslan A. Gani dan Dewa Ketut Sukardi tentang tujuan bimbingan karir di atas pada intinya memiliki keselarasan dengan
pengertian bimbingan karir yang pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu mengenal dan memahami dirinya, lingkungannya, dan dapat
mengambil keputusan yang tepat bagi masa depan serta kehidupannya.
3. Pemahaman Diri
Holland mengemukakan bahwa kepribadian seseorang merupakan hasil dari keturunan dan pengaruh lingkungan.Perilaku seseorang bisa
diterangkan melalui interaksi pola kepribadian dan pola lingkungannya. Hal tersebut dapat diartikan apabila kita mengetahui pola kepribadian dan
lingkungan seseorang maka kita dapat menggunakan pengetahuan tentang tipe kepribadian dan model lingkungan untuk meramalkan pengaruhnya
pada diri seseorang. Pengaruh yang akan ditimbulkan tersebut antara lain pada pekerjaan, kemantapan pribadi, daya tahan terhadap tekanan,
keberhasilan dan mobilitas yang menonjol. Pandangan Holland relevan untuk bimbingan karir dan konseling karir di di institusi pendidikan untuk
jenjang pendidikan menengah dan masa awal perguruan tinggi Winkel dan Hastuti, 2005: 639.
Berikut ini adalah tipe-tipe kepribadian menurut Muhammad Thayeb Manrihu 1992: 71-73:
52
a. Tipe Realistik, lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang memerlukan
manipulasi ekspisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-obyek, alat- alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Tidak menyukai aktivitas
pemberian bantuan atau pendidikan. Menganggap diri baik dalam kemampuan mekanikal dan atlentik serta tidak cakap dengan
kemampuan-kemampuan sosial atau hubungan insani. Menilai tinggi benda-benda nyata, seperti: uang dan kekuasaan.
b. Tipe Investigatif, menyukai aktivitas-aktivitas yang memerlukan
penyelidikan observasional, simbolik, sistematik, dan kreatif, terhadap fenomena fisik, biologis, dan kultural agar dapat memahami dan
mengontrol fenomena tersebut. Tidak menyukai aktivitas persuasive, sosial, dan repetitif.
c. Tipe Artistik, menyukai aktivitas yang ambigus, bebas, dan tidak
tersistematisasi untuk menciptakan produk-produk artistik, seperti lukisan, drama dan karangan. Tidak menyukai aktivitas yang sistematis,
teratur, dan rutin. Memandang diri ekspresif, murni, independen, dan memiliki kemampuan-kemampuan artistik.
d. Tipe Sosial, menyukai aktivitas dalam hal membantu orang lain, mengajar, dan penyediaan bantuan. Menganggap diri kompeten dalam
membantu dan mengajar orang lain serta menilai tinggi aktivitas-
53
aktivitas sosial. Tidak menyukai aktivitas rutin dan sistematik. Ciri-ciri lainnya yaitu kerjasama, bersahabat, persuasif dan bijaksana.
e. Tipe Enterprising, lebih menyukai menyukai aktivitas yang melibatkan
manipulasi terhadap orang lain untuk memperoleh keuntungan secara ekonomis atau tujuan organisasi. Menganggap dirinya agresif, populer,
percaya diri, memiliki kemampuan memimpin. Tidak menyukai aktivitas sistematik, abstrak dan ilmiah. Ciri-ciri khas yang melekat pada
tipe ini adalah ambisi, dominasi, optimisme, sosiabilitas. f. Tipe Konvensional, menyukai aktivitas yang memerlukan manipulasi
data yang eksplisit, teratur, dan sistematik untuk memberikan kontribusi pada tujuan organisasi. Menganggap diri sebagai pribadi yang teratur,
mudah menyesuaikan diri, dan memiliki keterampilan-keterampilan klerikal dan numerikal. Tidak menyukai aktivitas yang tidak pasti, bebas
dan tidak sitematis.
Pada penelitian ini bimbingan karir kaitannya dengan pemahaman diri secara lebih spesifik adalah supaya individu dapat memahami dirinya
pada tipe kepribadian enterprising. Diharapkan dengan adanya bimbingan karir individu lebih mampu memahami dirinya sehingga memiliki motivasi
yang tinggi dalam hal entrepreneur.
54