Pembuatan Ekstrak Biji Pinang Perendaman Sampel Pengukuran Kekuatan Transversal

Gambar 6. Waterbath Fili Manfredi, Italy

3.6.1.4 Penyelesaian Akhir

Batang uji dikeluarkan dari kuvet, kemudian dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dengan menggunakan bur frasser. Batang uji kemudian dihaluskan dengan kertas pasir waterproof dengan nomor 600 di bawah air mengalir sampai memperoleh ukuran yang di inginkan

3.6.2 Pembuatan Ekstrak Biji Pinang

1. Pembuatan ekstrak biji pinang dilakukan dengan metode maserasi disertai pengadukan. 2. Sebanyak 100 gram biji pinang dimasukkan ke dalam 1 liter metanol, kemudian diekstrak dengan pengadukan menggunakan magnetic stirrer 150 rpm pada suhu kamar selama 3 jam. 3. Campuran disaring dua kali berturut-turut menggunakan kertas saring whatman No. 4, kemudian No.1 filtrat yang diperoleh dari ekstraksi I dan II dikumpulkan 4. Pelarutnya metanol dilarutkan dengan rotary vacum evaporator pada suhu 45 C, sampai tidak terjadi lagi pengembunan pelarut pada kondensor menunjukkan semua pelarut telah teruapkan. Hasil ini menunjukan 100 ekstrak. Universitas Sumatera Utara 5. Selanjutnya dibuat ekstrak biji pinang dengan konsentrasi sebesar 20 dengan cara 20 ml ekstrak biji pinang dilarutkan di dalam 80 ml aquades. 17

3.6.3 Perendaman Sampel

a Sampel direndam dalam akuades selama 48 jam sebelum dilakukan penelitian agar sampel menjadi jenuh. b Sampel dibagi menjadi 6 kelompok yaitu : - Sampel yang direndam dalam akuades selama 2 jam Kelompok A - Sampel yang direndam dalam akuades selama 6 jam Kelompok B - Sampel yang direndam dalam akuades selama 8 jam Kelompok C - Sampel yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 2 jam Kelompok D - Sampel yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 6 jam Kelompok E - Sampel yang direndam dalam ekstrak biji pinang selama 8 jam Kelompok F c Setelah 48 jam dimulai penelitian dengan cara merendam sampel dalam larutan ekstrak biji pinang sesuai waktu yang ditetapkan pada masing-masing kelompok. d Setelah itu, sampel dikeluarkan, dicuci dan dibiarkan sampai kering, lalu dilakukan pengujian kekuatan transversal untuk kelompok A, B, C, D, E dan F

3.6.4 Pengukuran Kekuatan Transversal

Pengukuran kekuatan transversal dilakukan dengan menggunakan alat uji kekuatan transversal Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine 2tf ‘Senstar’, SC-2-DE Tokyo Japan dengan kecepatan cross head 110 mmdetik. Jarak antar kedua penyangga adalah 50 mm. Batang uji diberi nomor pada kedua ujungnya dan garis pada bagian tengah serta ditempatkan pada alat sedemikian rupa sehingga Universitas Sumatera Utara alat menekan batang uji tepat pada garis tersebut. Pada monitor akan terlihat nilai yang didapat dari hasil uji. Cara pengukuran kekuatan transversal digunakan rumus : S = Keterangan : S : kekuatan transversal kgcm 2 I : jarak pendukung cm P : Beban kg b : Lebar batang uji cm d : Tebal batang uji cm Gambar 7. Alat Uji Kekuatan Transversal Torsee’s Electronic Universal Testing Machine, Japan

3.7 Analisis Data