ekstrak biji pinang tidak sekuat fenol murni sehingga ikatan kimiawi resin akrilik yang terdegradasi tidak signifikan. Menurut Billmeyer 1984 dan Craig 1997 resin
akrilik memiliki ketahanan yang baik terhadap asam lemah.
37
Hasil penelitian Ni Kadek 2011 menyimpulkan bahwa ekstrak biji pinang yang paling efektif dalam menurunkan jumlah koloni candida albicans pada basis
gigitiruan resin akrilik adalah ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20 selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam. Semakin lama basis gigitiruan direndam dalam ekstrak biji
pinang maka akan semakin menurunkan jumlah koloni candida albicans. Jika dilihat dari hasil penelitian ini didapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada
perendaman ekstrak biji pinang dan akuades, sehingga ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20 dapat digunakan sebagai bahan pembersih gigitiruan karena
kandungan fenolnya dapat menurunkan jumlah koloni candida albicans tetapi tidak menyebabkan penurunan kekuatan transversal secara signifikan untuk perendaman 2
jam, 6 jam dan 8 jam. Rerata kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang 20 selama 8 jam adalah 877,96 kgcm
2
. Menurut ISO 1567 : 1999 kekuatan transversal yang dibutuhkan resin akrilik
polimerisasi panas adalah 662 kgcm
2
. Walaupun resin akrilik polimerisasi panas sudah direndam selama 8 jam dalam ekstrak biji pinang, nilai kekuatan
transversalnya tetap memenuhi syarat yang dibutuhkan.
5.2.3 Pengaruh Waktu Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi
Panas Dalam Ekstrak Biji Pinang dengan Konsentrasi 20 Selama 2 Jam, 6 Jam, dan 8 Jam Terhadap
Kekuatan Transversal
Hasil uji ANOVA satu arah pada Tabel 6 terlihat bahwa tidak terdapat pengaruh waktu perendaman basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam
ekstrak biji pinang selama 2 jam, 6 jam dan 8 jam terhadap kekuatan transversal dengan nilai p = 0,523 p 0.05. Walaupun tidak ada pengaruh yang signifikan
tetapi dapat terlihat secara deskriptif bahwa semakin lama basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas direndam dalam ekstrak biji pinang maka kekuatan
Universitas Sumatera Utara
transversalnya semakin menurun. Ekstrak biji pinang yang mengandung senyawa fenol digunakan sebagai bahan pembersih, fenol tersebut akan menyebabkan
terjadinya penyerapan ke dalam resin akrilik. Hasil penelitian Shen 1989 menunjukkan bahwa resin akrilik yang berkontak dengan substansi fenol, akan
menunjukkan peningkatan berat dan terjadi reaksi dengan ester dari polimetilmetakrilat, sehingga ikatan rantai polimer resin akrilik akan semakin lemah
yang menyebabkan penurunan kekuatan transversal.
35
Tidak adanya pengaruh waktu yang signifikan ini dapat disebabkan karena sedikitnya konsentrasi fenol. Semakin
sedikit konsentrasi fenol, maka semakin sedikit fenol yang bereaksi dengan resin akrilik sehingga semakin kecil kemungkinan ikatan kimiawi resin akrilik yang
terdegradasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Feni Wulandari 2012 yang
melakukan perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak eugenol kayu manis 0,4 yang mengandung fenol selama 4 hari, 12 hari dan 19 hari.
11
Hasil penelitian menunjukkan lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam
ekstrak eugenol kayu manis 0,4 tidak berpengaruh terhadap penurunan kekuatan transversal. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dian Damai 2011 yang melakukan perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam teh hijau yang mengandung fenol selama 14 hari dan 28 hari. Hasil penelitian
menunjukkan lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam teh hijau yang mengandung fenol tidak mempengaruhi kekuatan transversal secara signifikan.
35
Hal ini kemungkinan disebabkan konsentrasi fenol dalam ekstrak biji pinang, ekstrak eugenol kayu manis dan teh hijau lebih rendah dari 5. Shen 1989
menyatakan bahwa fenol bila berkontak dengan resin akrilik akan merusak permukaan resin akrilik.
35
Shen 1989 juga menyatakan bahwa akan terbentuk mikroporositas pada permukaan resin akrilik yang direndam dalam suatu larutan yang
mengandung fenol 5. Bila resin akrilik direndam dalam larutan yang memiliki konsentrasi fenol lebih rendah dari 5, kemungkinan mikroporositas tidak akan
terbentuk sehingga tidak terjadi penurunan kekuatan transversal yang signifikan. Dari
hasil tersebut ada kemungkinan kandungan fenol dalam minuman teh hijau dan
Universitas Sumatera Utara
ekstrak eugenol minyak kayu manis lebih besar dari ekstrak biji pinang karena nilai rerata kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam
ekstrak biji pinang lebih besar dibandingkan dengan nilai rerata penelitian yang lain. Selain itu juga mungkin karena waktu perendaman yang lebih lama pada penelitian-
penelitian tersebut bila dibandingkan dengan penelitian ini. Kelemahan pada penelitian ini adalah dikarenakan teknik pengadukan yang
manual sehingga tidak dapat mengendalikan jumlah monomer sisa pada setiap sampel akibat pengadukan yang kurang sempurna. Kelemahan yang lain adalah sampel
seharusnya direndam selama 17 hari didalam akuades agar sampel menjadi jenuh.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN