Kekuatan Transversal Resin Akrilik Polimerisasi Panas Biji Pinang

2.2 Kekuatan Transversal Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Kekuatan transversal atau fleksural adalah kekuatan dari suatu batang uji yang terdukung pada kedua ujungnya dan beban diberikan di tengah-tengahnya. Uji kekuatan transversal dapat memberikan gambaran tentang ketahanan benda dalam menerima beban pada waktu pengunyahan. Uji kekuatan transversal lebih banyak digunakan daripada uji kekuatan tarik untuk bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas karena kekuatan transversal dapat mewakili tipe-tipe kekuatan yang diterima oleh gigitiruan selama pengunyahan. Kekuatan transversal dari resin akrilik polimerisasi panas dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti berat molekul, ukuran partikel polimer, monomer sisa, plasticizer, jumlah dari ikatan silang pada rantai molekul, porositas, dan ketebalan dari basis gigitiruan. Absorbsi air dengan cara berdifusi ke dalam matriks resin akan menurunkan kekuatan transversal karena peningkatan air akan menyebabkan bertambahnya jarak antara rantai molekul yang akan bertindak sebagai plasticizer 25,26 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Orsi IA 2004 menyatakan bahwa nilai kekuatan transversal dengan merek QC 20 adalah 947,7 Kgcm 2 . Penelitian Lee 2007 menyatakan bahwa kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas adalah 827 Kgcm 2 . 26 Kekuatan transversal yang diperlukan bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas berdasarkan ISO 1567: 1999 adalah 662 kgcm 2 . 27 2.4 Bahan Pembersih Gigitiruan 2.4.1 Pengertian Bahan pembersih gigitiruan dapat berupa krim, pasta, gel atau larutan yang dibuat untuk membersihkan gigitiruan penuh atau gigitiruan sebagian lepasan. Bahan pembersih gigitiruan yang efektif harus mempunyai kemampuan untuk menghilangkan lapisan plak bakteri dan mencegahnya terbentuk kembali serta memiliki kemampuan untuk menghilangkan debris makanan, kalkulus, dan stain. 28,29

2.4.2 Syarat

Universitas Sumatera Utara Bahan pembersih gigitiruan yang ideal umumnya memiliki persyaratan seperti tidak toksik, mempunyai kemampuan menghancurkan atau melarutkan tumpukan bahan organik dan anorganik yang terdapat pada gigitiruan, tidak merusak bahan- bahan yang dipergunakan dalam pembuatan gigitiruan, tidak merusak pakaian dan bahan lainnya apabila dengan tidak sengaja tertumpah, stabil pada penyimpanan dan bersifat bakterisidal serta fungisidal. 9

2.4.3 Klasifikasi

Pembersihan gigitiruan dapat dilakukan secara mekanis, kemis atau gabungan keduanya 28

2.4.3.1 Mekanis

Pembersihan secara mekanis dilakukan dengan menyikat gigitiruan dengan sikat dan sabun atau pasta pembersih gigitiruan, serta menggunakan pembersih ultrasonik. Metode pembersihan ini memiliki keuntungan yaitu mudah, murah dan cepat, namun pembersihan seperti ini juga dapat mengikis basis gigitiruan dan menyebabkan kekasaran pada gigitiruan akibat terlalu kasarnya bulu sikat atau pasta pembersih yang digunakan bersifat abrasif. Sikat gigi biasa tidak di desain untuk membersihkan area-area sempit pada permukaan gigitiruan. Pasien disarankan untuk menyikat gigitiruan degan air dan sikat kecil yang lembut secara perlahan, teratur, dan hati-hati agar dapat menjangkau semua basis gigitiruan. 28

2.4.3.2 Kemis

Pembersihan secara kemis dilakukan dengan merendam gigitiruan ke dalam bahan kimia yang tersedia dalam bentuk bubuk dan tablet. Bahan pembersih kemis dapat dibagi menjadi 5 kelompok tergantung pada pemilihan dan mekanisme kerjanya, antara lain: 1. Effervesen Peroksida Universitas Sumatera Utara Saat ini dikenal dengan nama alkalin peroksida. Alkalin peroksida merupakan bahan pembersih yang bekerja cepat, mudah digunakan dan relatif efektif pada gigitiruan yang tidak memiliki plak yang keras dan kalkulus di permukaan jika digunakan dengan benar dan teratur. Bahan pembersih alkalin peroksida umumnya tersedia dalam 2 bentuk utama, yaitu bubuk dan tablet, dan penggunaan bahan pembersih ini ditambah dengan air. Effervesen peroksida terbagi antara lain : Fittydent Fittydent International GmbH, Steradent Original, Steradent Minty, Steradent Deep Clean Tablets, Steradent Denture Cleansing Powder Reckitt Dental Care, Reckitt And Colman Hull, Inggris ; Boots Effervescent Original, Boots Double Action, Boots Denture Cleansing Powder The Boots Company PLC, Nothingham, Inggris ; Superdrug Original Superdrug Minty, Super Drug Extra Strength Tablets suoerdrug Stores Plc, Croydon, Surrey, Inggris ; Super Efferdent Tablet Warner Lambert Healthcare, Eastleigh, Hampshire, Inggris 28 2. Alkalin Hipoklorit Alkalin hipoklorit merupakan bahan pembersih yang efektif dalam menghilangkan plak dan mempunyai efek dalam mencegah pembentukan kalkulus. Alkalin hipoklorit terbagi antara lain: Dentural Martindale Pharmaceutical, Romford Essex, Inggris, Milton procter And Gambler Ltd, Egham Surrey, Inggris 9 3. Asam Bahan pembersih asam tersedia dalam bentuk cairan beserta sikatnya dalam pembungkus plastik. Bahan asam memiliki keunggulan dapat menghilangkan stain yang keras dan deposit kalkulus, tetapi dapat menyebabkan korosi pada basis gigitiruan logam. 9 Bahan pembersih golongan asam antara lain : Denclen Protector And Gambler Ltd, Egham Surrey, Inggris, Deepclean Reckitt Dental Care, Reckitt And Colman, Hull, Inggris 9 Universitas Sumatera Utara 4. Desinfektan Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, serta untuk membunuh dan menurunkan jumlah koloni mikroorganisme. Salah satu contoh desinfektan sintetis adalah klorheksidin Smithkline Beecham Consumer Heatlhcare, Brentoford, Inggris yang alami contohnya ekstrak biji pinang, lerak dan daun sirih yang memiliki khasiat antiseptik dan desinfektan 28 5. Enzim Penggunaan enzim proteolitik dapat menghidrolisis protein plak gigitiruan yaitu protein pelikel dan matriks interseluler sehingga susunan plak menjadi rusak dan plak terlepas dari gigitiruan. Bahan pembersih golongan enzim adalah Poliden Glaxo Smith Kline, Irlandia Enzim merupakan senyawa berstruktur protein yang dapat berfungsi sebagai katalisator yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis dan dikenal sebagai biokatalisator. 9

2.4.3.3 Mekanis-Kemis

Penggunaan pembersih secara mekanis berupa alat elektronik dengan ditambahkan bahan pembersih kemis merupakan salah satu contoh pembersihan gabungan kemis dan mekanis. Ultrasonik merupakan suatu alat pembersih gigitiruan berbentuk wadah yang dapat bergetar dimana gigitiruan dimasukkan ke dalam bersama dengan air sehingga plak pada gigitiruan dapat terlepas. Namun penggunaan alat ultrasonik ini lebih dianjurkan bila ditambahkan dengan bubuk atau tablet pembersih untuk meningkatkan efektivitas pembersihan. 28

2.5 Biji Pinang

Pinang Areca Catechu L merupakan tumbuhan liar sejenis palma yang kebanyakan tumbuh di kawasan tropik pasifik, asia India, Malaysia, Taiwan dan bagian Afrika timur dengan tinggi mencapai 25 m. Tanaman pinang mudah tumbuh di Indonesia. Biasanya tanaman ini ditanam di pekarangan rumah, taman, atau Universitas Sumatera Utara tumbuh di pinggir sungai. Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan ujung sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang sekitar 1,5 cm, hijau, bakal buah beruang satu. Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah oranye. Biji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Umbutnya dimakan sebagai lalab atau acar. Tak heran jika di ruas-ruas jalan tertentu, tanaman ini banyak ditanam berjejer. Selain untuk keindahan kota, juga bisa berfungsi untuk penghijauan. 17,18 Gambar 1. Buah pinang Budidaya tanaman ini dilakukan dengan cara menanam bijinya yang sudah cukup masak. Sebelumnya biji itu disemai dan ditanam di plastik polybag. Saat masih kecil, tanaman pinang bisa digunakan sebagai penghias di dalam rumah. Ketika batangnya sudah makin besar, sebaiknya ditanam di luar rumah. Pinang memiliki Universitas Sumatera Utara nama yang berbeda di sejumlah daerah. Di daerah Jawa Barat, orang menyebutnya jambe, penang atau wohan. Di daerah Sumatera, ada yang mengenalnya sebagai pinang, pineng, pineung, batang mayang, batang bongkah, batang pining, batang pinang, dan boni. 18 Tanaman Pinang Areca catechu L. telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu, khususnya buahnya yang digunakan untuk campuran makan sirih dan merupakan tanaman penghasil zat samak. Orang yang makan buah pinang diyakini memiliki gigi yang kuat meski usia telah lanjut. Pengobatan dengan buah tanaman ini sudah cukup terkenal sejak zaman dulu. Biji pinang bisa untuk mengobati beri-beri, cacingan, perut kembung, luka, diare, batuk berdahak, sakit gigi, bisul, eksema, sariawan, menguatkan gigi digunakan bersama daun sirih dan kapur, juga sebagai obat sakit kulit, disentri, batu ginjal, menghindari penyakit gigi dan vitalitas seksual. 13 Daunnya bisa untuk menambah nafsu makan dan mengobati sakit pinggang. Daun pohon pinang juga banyak dimanfaatkan untuk bungkus makanan. Buah pinang muda bisa digunakan untuk mengobati luka akibat kecelakaan benturan, gesekan, tusukan, teriris atau terbakar. Caranya, daging buah pinang yang masih muda ditumbuk hingga halus, lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang terluka, sedangkan jus pinang muda bisa digunakan sebagai obat luar penyakit rabun mata. Anak yang menderita cacingan bisa disembuhkan dengan tanaman ini. Caranya, siapkan 30 gram serbuk biji pinang lalu rebus dengan 2 gelas air hingga mendidih. Air didihan ini kemudian dibiarkan hingga dingin lalu disaring. Air ini lalu diminumkan pada penderita cacingan sekaligus sebelum sarapan pagi. Menurut penelitian Titin Yulineri 2006 ekstrak biji dan akar pinang juga efektif dalam menurunkan jumlah bakteri streptococcus mutans. Bahkan setelah dibandingkan dengan obat kumur komersial yang ada di pasaran saat ini, ekstrak biji dan akar pinang tersebut terbukti lebih efektif dalam menghasilkan zona hambat bakteri streptococcus mutans, sehingga ekstrak biji pinang cocok untuk digunakan sebagai obat kumur alami. Hasil penelitian Ni Kadek menyimpulkan bahwa ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20 dalam waktu 2 jam, 6 jam dan 8 jam paling efektif Universitas Sumatera Utara dalam menurunkan jumlah koloni candida albicans sehingga ekstrak biji pinang ini cocok digunakan sebagai bahan pembersih gigitiruan 15,17,18,30,31 2.6 Mekanisme Pengaruh Ekstrak Biji Pinang Terhadap Kekuatan Transversal Resin Akrilik Polimerisasi Panas Ekstrak biji pinang mengandung alkaloid seperti arekolin, arekolidine, guvakolin, guvasine, isoguvasine dan proantosidine, yaitu tanin yang termasuk dalam golongan flavonoid. Tanin tidak hanya untuk efek pengelat tetapi juga digunakan untuk perlindungan dan mempunyai daya antiseptik. 10 Senyawa antijamur umumnya dijumpai pada golongan senyawa saponin, fenolat, flavonoid, terpenoid, steroid dan alkaloid dimana biji pinang mengandung senyawa-senyawa tersebut sehingga biji pinang memiliki sifat desinfektan. 18 Flavonoid merupakan golongan fenol. Apabila fenol berkontak dengan resin akrilik akan menyebabkan kerusakan resin akrilik polimerisasi panas secara kimiawi. Fenol yang terkandung dalam larutan mengalami penetrasi ke dalam lempeng resin akrilik dan terjadi pemutusan rantai panjang polimer resin akrilik sehingga mengakibatkan beberapa hal yaitu ikatan antara molekul menurun, perusakan secara kimia, retak atau crazing, penurunan kekerasan dan penurunan kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas. 6 Shen 1989 menyatakan bahwa akan terbentuk mikroporositas pada permukaan resin akrilik yang direndam dalam suatu larutan yang mengandung fenol 5. Bila resin akrilik direndam dalam suatu larutan yang memiliki konsentrasi fenol lebih rendah dari 5 kemungkinan mikroporositas tidak akan terbentuk sehingga tidak terjadi penurunan kekuatan transversal yang signifikan. 12,32 Universitas Sumatera Utara

2.7 Landasan Teori Basis Gigi