42
dengan kendaraan lambat, interaksicampur antara kendaraan
dengan pejalan, pengawasan dan penegakan hukum belum
efektif, pelayanan gawatdarurat yang kurang cepat.
Cuaca: gelap, hujan, kabut, asap
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2000 dikutip oleh Dwiyogo dan Prabowo 2006, dikutip oleh Robertus dan Sadar 2007
Dari Tabel II.2. di atas, faktor pengemudi human error menduduki peringkat pertama yaitu sebesar 93,52 dalam penyebab kecelakaan, faktor jalan di peringkat kedua
sebesar 3,23, dan di peringkat ketiga faktor kendaraan sebesar 2,76.
II.3.1 Faktor Manusia
a. Pengemudi Faktor manusia sebagai pengemudi kendaraan sangat berperan penting dalam
menjalankan kendaraan, dengan mempercepat, memperlambat, dan menghentikan kendaraaan.
Manusia sebagai pengemudi memiliki faktor-faktor fisiologis dan psikologis. Faktor- faktor tersebut perlu mendapat perhatian karena cenderung sebagai penyebab potensial
kecelakaan. Perilaku pengemudi berasal dari interaksi antara faktor manusia dengan faktor lainnya termasuk hubungannya dengan unsur kendaraan dan lingkungan jalan Dwiyogo dan
Prabowo,2006. Faktor-faktor fisiologis dan psikologis tersebut dapat dilihat pada tabel II.3 dibawah ini :
Tabel II.3 Faktor-faktor fisiologis dan psikologis Faktor Fisiologis
Faktor Psikologis
Sistem syaraf Motivasi
Penglihatan Intelegensia Pendengaran
Pelajaran Pengalaman Stabilitas Perasaan
Emosi
Universitas Sumatera Utara
43
Indera Lain sentuh,bau Kedewasaan
Modifikasi lelah, obat Kebiasaan
Sumber : Robertus dan Sadar 2007
Faktor manusia sebagai pengemudi kendaraan sangat berperan penting dalam menjalankan kendaraan, dengan mempercepat, memperlambat, dan menghentikan
kendaraaan. Hal ini merupakan penyebab utama timbulnya kecelakaan lalu lintas. Beberapa faktor pengemudi yang cenderung menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas
antara lain adalah : a. Pengemudi mabuk drunk driver; adalah keadaan di mana pengemudi hilang kesadaran
karena pengaruh obat-obatan, alkohol, atau narkotika yang dipergunakan pengemudi sebelum ataupun pada saat pengemudi mengemudikan kendaraannya.
b. Pengemudi mengantuk; adalah keadaan dimana pengemudi kurang istirahat tidur. c. Pengemudi kurang terampil unskilled driver; yaitu keadaan dimana pengemudi kurang
dapat memperkirakan kendaraannya, misalnya kemampuan untuk melakukan pengereman, kemampuan untuk menjaga jarak dengan kendaraan di depannya, dan lain-lain.
d. Pengemudi lelah fatiqued or overly tired driver; adalah keadaan di mana pengemudi terbagi konsentrasinya karena kondisi fisik lelah.
e. Pengemudi tidak mempunyai jarak pandang yang cukup; adalah keadaan di mana pengemudi dengan jarak antara kendaraannya dengan kendaraan di depannya kurang dari
jarak pandang henti yang disyaratkan. f. Pengemudi lengah emotional or distracted driver; yaitu keadaan dimana pengemudi
mengemudikan kendaraannya dalam keadaan terbagi konsentrasinya perhatiannya karena melamun, mengambil sesuatu, menyalakan api rokok, menggunakan ponsel,
melihat ke kanan–kekiri, ngobrol atau bercakap-cakap selama mengemudikan kendaraan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
44
Analisis yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menunjukkan bahwa usia 16 – 30 tahun merupakan penyebab terbesar kecelakaan 55,99, kelompok usia
21 – 25 tahun adalah kelompok terbesar penyebab kecelakaan dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Sedangkan pada kelompok 26 – 30 tahun sebagai penyebab
kecelakaan menurun cukup drastis. Kelompok usia 40 tahun menjadi penyebab kecelakaan relatif lebih kecil seiring dengan kematangan dan tingkat disiplin yang lebih baik. Faktor-
faktor usia tersebut dapat dilihat pada tabel II.4 dibawah ini :
Tabel II.4 Usia pengemudi yang terlibat kecelakaan lalu-lintas jalan KELOMPOK USIA
16-20 tahun 19.41
21-25 tahun 21.98
26-30 tahun 14.60
31-35 tahun 09.25
36-40 tahun 07.65
41-75 tahun 18.91
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2000,
dikutip oleh Robertus dan Sadar 2007
Menurut PP No.44 Th.1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi, memuat pasal-pasal yang dapat dipandang sebagai perangkat lunak pengelolaan pengemudi. Pasal-pasal ini
khusus memuat ketentuan-ketentuan bagi pengemudi menyangkut: penggolongan, persyaratan dan tata cara memperoleh Surat Izin Mengemudi SIM, ujian bagi pemohon
SIM, dan lain-lain termasuk ketentuan batas usia minimum hak mengemudi kendaraan bermotor, yaitu:
1 Usia 16 tahun, dapat memiliki SIM-C 2 Usia 17 tahun, dapat memiliki SIM-A
3 Usia 20 tahun, dapat memiliki SIM-B.I untuk mengemudikan mobil bus dan mobil barang, dan SIM-B.II untuk mengemudikan traktor atau kendaraan bermotor dengan menarik
kereta tempelan atau gandengan.
Universitas Sumatera Utara
45
b. Pejalan kaki Salah satu pemakai jalan lainnya adalah pejalan kaki pedestrian juga dapat menjadi
penyebab kecelakaan. Pejalan kaki dapat menjadi penyebab kecelakaan dalam berbagai kemungkinan seperti menyeberang jalan pada tempat ataupun waktu yang tidak tepat tidak
aman, berjalan terlalu ketengah dan tidak berhati-hati. Menurut Hermariza 2008 Seperti halnya pengemudi, perilaku pejalan kaki juga
dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar, antara lain: Kecepatan pejalan kaki.
Kecepetan berjalan setiap orang berbeda – beda. Kecepatan berjalan rata-rata orang dewasa berkisar 1,4 m perdetik sedangkan untuk anak kecil terkadang bisa lebih cepat yaitu mencapai
kisaran 1,6 m perdetik.
Kondisi trotoar yang kurang nyaman. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar pejalan kaki lebih menyukai menggunakan badan
jalan sebagai bagian perjalanannya.
II.3.2 Faktor Kendaraan