52
Piranti lalu lintas ini membantu memberikan petunjuk kepada pengemudi dalam mengemudikan kendaraannya. Petunjuk dapat berupa arah, atau peraturan-peraturan yang
harus dipatuhi oleh pengemudi. Perhatian diutamakan pada penempatan rambu-rambu agar sedemikian rupa dapat dengan mudah dilihat oleh pengemudi,selain itu besar huruf dan
warna serta bentuk dari rambu juga harus diperhatikan. Terkadang terdapat kasus dimana rambu lalu lintas diletakkan tidak sesuai dengan
kebutuhan dan di tempat yang kurang tepat. Misalnya rambu peringatan adanya tikungan diletakkan tepat di tikungan yang dimaksud sehingga terkesan tidak berguna karena
pengemudi sudah mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu penempatan rambu yang tepat sangat diperlukan dalam rangka program prevensi kecelakan.
Jalan dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan antara lain dapat dilihat: a. Kerusakan pada permukaan jalan adanya lubang yang sulit dikenali oleh
pengemudi. b. Konstruksi jalan yang rusak atau tidak sempurna misalnya letak bahu jalan terlalu
rendah terhadap permukaan jalan. c. Geometrik jalan yang kurang sempurna misalnya derajat kemiringansuperelevasi
yang terlalu kecil atau terlalu besar pada belokan.
II.3.4 Lingkungan
Terkadang lingkungan juga merupakan salah satu faktor penyebab kecelakaan. Widyasih 2003 mengatakan bahwa faktor lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap
terjadinya kecelakaan lalu lintas. Diantaranya adalah kendaraan berhenti, penyebrang jalan, asap kendaraan, asap lingkungan, hewan, dan benda asing di jalan.
Dalam Elkhasnet 2009 Hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga
terpengaruh karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan
Universitas Sumatera Utara
53
mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pergunungan.
Dalam Simamora 2011
Pertimbangan cuaca yang tidak menguntungkan serta kondisi jalan dapat mempengaruhi kecelakaan lalu lintas, akan tetapi pengaruhnya belum dapat
ditentukan.
Lingkungan jalan menuntut perhatian pengemudi tergantung dari tempat dan waktu, karena lingkungan jalan akan berubah terhadap waktu dan tempat.
Kendaraan yang tidak berhenti pada tempat yang sudah disediakan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Benda-benda asing juga dapat menyebabkan kecelakaan
lalu lintas, misalnya: paku, batu, dan lain-lain. Asap tebal yang terdapat di jalan, baik asap kendaraan maupun asap lingkungan
pembakaran sampahrumput di pinggir jalan, juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas. Asap tebal dapat menghalangi pandangan pengemudi, sehingga tidak
dapat melihat jalan maupun kendaraan lain yang berada di depannya. Bagaimanapun pengemudi dan pejalan kaki merupakan faktor terbesar dalam kecelakaan lalu lintas para
perancang jalan bertanggung jawab untuk memasukkan sebanyak mungkin bentuk–bentuk keselamatan dalam rancangannya agar dapat memperkecil jumlah kecelakaan, sehubungan
dengan kekurangan geometrik. Faktor lingkungan dapat berupa pengaruh cuaca yang tidak menguntungkan, kondisi lingkungan jalan, penyeberang jalan, lampu penerangan jalan.
II.4 Daerah Rawan Kecelakaan