Hasil Estimasi dan Interpretasi Hubungan Tingkat Pendapatan dan Tingkat Konsumsi Buruh di

dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut. Tabel 4.14 Komposisi Responden Berdasarkan Pengeluaran Konsumsi Setiap Bulan No Konsumsi Rp Jumlah Persentase 1 900.000 – 1.200.000 32 32 2 1.201.000 – 1.500.000 57 57 3 1.501.000 – 1.800.000 10 10 4 1.800.000 1 1 Total 100 100 Sumber : Data primer 2013 Responden dengan konsumsi antara Rp. 1.201.000 – Rp. 1.500.000 berjumlah paling banyak, yaitu 57 orang dari seluruh responden dalam penelitian ini. Sedangkan responden dengan konsumsi Rp. 1.800.000 berjumlah paling sedikit, yaitu hanya 1 orang. Dari data yang ada diketahui bahwa pengeluaran rata-rata responden yang digunakan untuk konsumsi adalah Rp. 1.294.550.

4.4 Hasil Estimasi dan Interpretasi

Pada bagian ini akan dianalisa dan dievaluasi hubungan antara tingkat pendapatan dengan tingkat konsumsi, hubungan antara tingkat pendapatan dengan tingkat tabungan, dan juga hubungan antara tingkat pendapatan, tingkat konsumsi, dan juga tingkat tabungan pada buruh di Kawasan Industri Medan KIM. Selain itu, juga dianalisa kecenderungan mengonsumsi dan kecenderungan menabung buruh tersebut. Dan terakhir, juga akan dianalisa bagaimana pola pengeluaran atau pola konsumsi buruh di Kawasan Industri Medan. Buruh sebagai responden dipilih secara acak random, namun masih menjadi bagian dari tujuan dari penulisan skripsi, yang sering disebut dengan Purposive Random Sample . Terdapat sebanyak 100 orang yang menjadi Universitas Sumatera Utara responden, yaitu buruh yang bekerja di berbagai perusahaan di Kawasan Industri Medan KIM. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan diolah dengan menggunakan program komputer Eviews 5.0. Adapun hasil penelitian yang penulis peroleh adalah sebagai berikut :

a. Hubungan Tingkat Pendapatan dan Tingkat Konsumsi Buruh di

Kawasan Industri Medan Pendapatan yang dianalisa dalam penelitian ini adalah pendapatan berupa upah total buruh yang dihitung selama sebulan di tahun 2013, dan tingkat konsumsi yang dianalisis adalah berupa pengeluaran total buruh berdasarkan komponen KHL selama sebulan. Hipotesis a mengatakan bahwa kenaikan UMK Medan 2013 berpengaruh terhadap tingkat konsumsi buruh di Kawasan Industri Medan dan mempunyai hubungan yang positif, dalam arti bahwa kenaikan UMK Medan tahun 2013 menyebabkan peningkatan pendapatan sehingga konsumsi juga akan meningkat. Untuk menguji hipotesis ini dapat diketahui dengan melakukan pengujian terhadap koefisien regresi yang diperoleh. Dari hasil analisis pengolahan data analisis regresi antara pendapatan dengan tingkat konsumsi diperoleh :  Model estimasi C = a + bY Dimana: C = tingkat konsumsi Rpbulan Y = tingkat pendapatan Rpbulan Dari print out analisis pendapatan dan konsumsi diketahui : Universitas Sumatera Utara C = 367469.2 + 0.49 Y Std.Error = 48833.00 0.025374 t-Statistic = 19.23483 t-Tabel = 2.6269 R 2 = 0.790589 F-statistic = 369.9786 Adjusted R 2 = 0.788452 Prob.Statistic = 0.000000 DW-stat = 2.092899 Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa variabel pendapatan mempunyai pengaruh positif terhadap variabel konsumsi. Besar pengaruhnya adalah 0,49. Dari hasil analisis tersebut juga diperoleh bahwa t- hitung t- tabel, maka ini menunjukkan bahwa hipotesis a diterima, berarti bahwa kenaikan UMK Medan 2013 yang menyebabkan pertambahan pendapatan berpengaruh nyata atau berpengaruh signifikan terhadap tingkat konsumsi buruh di Kawasan Industri Medan pada tingkat kepercayaan 99.  Probabilitas Dari hasil print out diketahui bahwa probabilitas variabel pendapatan adalah 0,00. Jadi, batas tingkat kepercayaannya = 100 – 100 x 0,00 = 100. Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa batas tingkat kepercayaan variabel pendapatan adalah sebesar 100. Universitas Sumatera Utara  Koefisien Determinasi R 2 Dari hasil print out diketahui bahwa koefisien determinasi adalah sebesar 0,790589. Ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan memberikan penjelasan terhadap variabel konsumsi sebesar 79. Sedangkan sisanya sebesar 21 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.  Pengujian t- Statistik Dari hasil regresi model yang telah diperoleh dapat dibuat suatu interpretasi model yang diambil pada metode penelitian sebagai berikut :  Variabel pendapatan a. Ho : b = 0 Ha : b ≠ 0 b. α = 1, df = n–k–1 = 100–1–1 = 98 t- hitung = 19,23483 t- tabel = 2,6269 c. Kriteria pengambilan keputusan : Ho ditolak jika t- hitung t- tabel Ho diterima jika t- hitung t- tabel Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisa model estimasi dapat diketahui bahwa variabel pendapatan signifikan pada α = 1 dengan t- hitung t- tabel 19,23483 2,6269. Dengan demikian Ho ditolak Ha diterima, artinya variabel pendapatan berpengaruh nyata atau berpengaruh signifikan terhadap tingkat konsumsi buruh di Kawasan Industri Medan pada tingkat kepercayaan 99. Universitas Sumatera Utara  Pengujian Durbin Watson Uji Durbin Watson digunakan untuk menguji apakah hasil estimasi suatu model regresi dinilai mengandung korelasi serial autokorelasi diantara variabel pengganggu disturbance term. Langkah-langkah tes Durbin Watson adalah sebagai berikut : a. Hipotesis Ho : p = 0, artinya tidak ada autokorelasi Ha : p ≠ 0, artinya ada autokorelasi b. α = 1, k = 1, dan n = 100 dl = 1,522 du = 1,562 c. Statistik penguji D-W Ratio = 2,092 d. Kriteria pengambilan keputusan Ho diterima apabila: du dw 4-du Ho ditolak apabila: dw dl dw 4-dl Tidak dapat disimpulkan apabila: dl dw du 4-du dw 4-dl Universitas Sumatera Utara Kesimpulan: Daerah keragu-raguan Daerah keragu-raguan Autokorelasi + Autokorelasi - Ho diterima no serial correlation 0 1,522 1,562 2 2,092 2,44 2,48 Gambar 4.1 Kurva Uji Durbin Watson Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh bahwa DW-hitung = 2.092, berada pada posisi du dw 4-du. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam pengujian dengan tingkat kepercayaan 99.

b. Kecenderungan Mengonsumsi Buruh di Kawasan Industri Medan