VMPP = value of marginal physical product of labor atau nilai pertambahan hasil marjinal pekerja atau karyawan.
Nilai pertambahan hasil marjinal karyawan VMPP , merupakan nilai jasa yang diberikan oleh karyawan kepada pengusaha. Sebaliknya upah, W,
dibayarkan oleh pengusaha kepada karyawan sebagai imbalan terhadap jasa karyawan yang diberikan kepada pengusaha. Selama nilai pertambahan hasil
marjinal karyawan lebih besar dari upah yang dibayarkan oleh pengusaha VMPP W, pengusaha dapat menambah keuntungan dengan menambah
pekerja. Di lain pihak, pengusaha tentu tidak bersedia membayar upah yang lebih besar dari nilai usaha kerja yang diberikan karyawan kepada pengusaha. Dilihat
dari segi pekerja, karyawan tersebut tidak bersedia menerima upah yang lebih rendah dari nilai usaha kerjanya. Bila pengusaha tertentu membayar upah yang
lebih rendah dari nilai usaha kerja karyawan, maka karyawan itu akan mencari pekerjaan di tempat lain yang mampu membayar sama dengan usaha kerjanya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut teori Neo Klasik, karyawan memperoleh upah senilai dengan pertambahan hasil marjinalnya. Dengan kata
lain, upah dalam hal ini berfungsi sebagai imbalan atas usaha kerja yang diberikan seseorang tersebut kepada pengusaha.
2.1.4.3 Perbedaan Tingkat Upah
Dengan asumsi mobilitas sempurna dari faktor-faktor produksi seperti dikemukakan di atas, maka setiap faktor produksi menerima imbalan senilai
tambahan hasil marjinalnya, dan imbalan itu sama untuk berbagai alternatif penggunaan atau proses produksi. Lebih lanjut dikemukakan bahwa setiap
pengusaha adalah price taker, artinya tidak dapat mempengaruhi harga pasar.
Universitas Sumatera Utara
Pengusaha menjual hasil produksinya menurut harga pasar dan membeli faktor produksi dengan harga pasar juga. Ini berarti bahwa tingkat upah di mana saja
harus sama juga. Kenyataan yang dapat disaksikan bahwa terdapat perbedaan tingkat upah.
Perbedaan tingkat upah tersebut terjadi disebabkan oleh sepuluh 10 hal berikut, yaitu :
1. Perbedaan tingkat pendidikan, latihan, atau pengalaman kerja. Dimana
setiap pasar kerja, setiap pekerjaan berbeda dalam kebutuhan akan tingkat pendidikan dan ketrampilan. Oleh karena itu, pekerja yang dibutuhkan
juga pasti berbeda-beda pendidikan dan skillnya. 2.
Tingkat upah di tiap perusahaan berbeda menurut persentasi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi. Semakin kecil proporsi biaya
karyawan dibandingkan dengan biaya keseluruhan, upah dan kenaikan upah bukan persoalan yang besar bagi manusia. Dengan kata lain, semakin
kecil proporsi biaya karyawan terhadap biaya keseluruhan, maka akan semakin tinggi tingkat upah.
3. Perbedaan tingkat upah antara beberapa perusahaan dapat terjadi menurut
perbedaan proporsi keuntungan perusahaan terhadap penjualannya. Semakin besar proporsi keuntungan terhadap penjualan dan semakin besar
jumlah absolut keuntungan, maka akan semakin tinggi tingkat upah. 4.
Perbedaan tingkat upah terjadi karena perbedaan peranan pengusaha yang bersangkutan dalam menentukan harga. Tingkat upah dalam perusahaan-
Universitas Sumatera Utara
perusahaan monopoli dan oligopoli cenderung untuk lebih tinggi dan tingkat upah di perusahaan yang sifatnya lebih bebas.
5. Tingkat upah dapat berbeda menurut besar kecilnya perusahaan.
Perusahaan yang besar dapat memperoleh kemanfaatan “economic of scale
” dan oleh sebab itu dapat menurunkan harga, sehingga mendominasi pasar. Dengan demikian perusahaan besar cenderung lebih mampu
memberikan tingkat upah yang lebih tinggi dari perusahaan kecil. 6.
Tingkat upah dapat berbeda menurut tingkat efisiensi dan manajemen perusahaan. Semakin efektif manajemen perusahaan, semakin efisien cara-
cara penggunaan faktor produksi, dan semakin besar upah yang dapat dibayarkan kepada karyawannya.
7. Perbedaan kemampuan atau kekuatan serikat pekerja juga dapat
mengakibatkan perbedaan tingkat upah. Serikat pekerja yang kuat dalam arti mengemukakan alasan-alasan yang wajar biasanya cukup berhasil
mengusahakan kenaikan upah. Dengan kata lain, tingkat upah di perusahaan-perusahaan yang serikat pekerjanya kuat, biasanya lebih tinggi
dari tingkat upah di perusahaan-perusahaan yang serikat pekerjanya lemah. 8.
Tingkat upah dapat pula berbeda karena faktor kelangkaan. Semakin langka tenaga kerja dengan keterampilan tertentu, semakin tinggi tingkat
upah yang ditawarkan pengusaha. 9.
Tingkat upah dapat berbeda sehubungan dengan besar kecilnya resiko atau kemungkinan mendapat kecelakaan di lingkungan pekerjaan. Semakin
Universitas Sumatera Utara
tinggi kemungkinan mendapat resiko, maka akan semakin tinggi tingkat upah.
10. Akhirnya perbedaan tingkat upah terjadi karena pemerintah campur tangan
seperti dalam menentukan upah minimum yang berbeda.
2.1.4.4 Sistem dan Komponen Upah