Pengertian Konsumsi Model Teori Konsumsi

kecenderungan perkembangan harga-harga kebutuhan. Berdasarkan data tersebut, dapat dibuat prediksi nilai KHL bulan Desember. Prediksi dilakukan dengan menggunakan analisa regresi analisa kecenderungan.

2. Nilai KHL KabupatenKota yang dijadikan sebagai dasar penetapan

UMP. Dalam pasal 7 Permennakertrans No. 13 Tahun 2012 secara tegas dijelaskan nilai KHL yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam penetapan UMP adalah nilai KHL KabupatenKota terendah di Provinsi tersebut. Filosofi dari pengaturan ini adalah karena UMP berlaku bagi semua KabupatenKota yang ada dalam suatu Provinsi. Agar ketentuan UMP dapat dilaksanakan oleh semua KabupatenKota, maka harus dapat mengakomodir kondisi KabupatenKota yang memiliki nilai KHL paling rendah. Oleh karena itu tidak tepat kalau menggunakan Nilai KHL rata- rata dari semua KabupatenKota. Jika menggunakan Nilai KHL rata-rata, maka sejumlah KabupatenKota yang nilai KHL nya dibawah rata-rata tidak dapat terakomodir kondisinya dalam penetapan UMP.

2.3 Konsumsi

2.3.1 Pengertian Konsumsi

Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Barang- barang yang diproduksi digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Besar kecilnya jumlah pengeluaran Universitas Sumatera Utara untuk konsumsi individu ataupun rumah tangga merupakan faktor yang turut menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Meningkatnya pengeluaran konsumsi suatu individu atau rumah tangga akan mendorong perkembangan produksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut. Pengeluaran untuk konsumsi individu atau rumah tangga merupakan gambaran penggunaan pendapatan income individu atau rumah tangga. Konsumsi yang diinginkan dikaitkan dengan pendapatan yang siap dibelanjakan. Keynes menyatakan jika pendapatan yang siap dibelanjakan disposable income meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat Raharja, 2004. Namun, rasio konsumsi terhadap pendapatan atau yang disebut dengan kecenderungan mengkonsumsi rata-rata average propensity of consume turun ketika pendapatan naik, sedangkan proporsi tabungan meningkat. Asumsi dasar tentang pola konsumsi suatu rumah tangga atau individu adalah bahwa rumah tangga atau individu tersebut akan memaksimumkan kepuasannya, kesejahteraannya, kemakmurannya, atau kegunaannya.

2.3.2 Model Teori Konsumsi

2.3.2.1 Teori Konsumsi Jhon Maynard Keynes

a. Hubungan Pendapatan Disposabel dan Konsumsi Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak tergantung dari tingkat pendapatan. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol. Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomous autonomous consumption. Jika pendapatan Universitas Sumatera Utara disposable meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposable. C = Co + b Yd . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 Di mana : C = konsumsi Co = konsumsi Otonomous b = MPC Yd = pendapatan disposabel, 0 b 1 b. Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal Marginal Propensity to Consume ∆ C MPC = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 ∆ Yd c. Kecenderungan Mengonsumsi Rata-rata Average Propensity to Consume C APC = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 Yd d. Hubungan Konsumsi dan Tabungan Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung. Yd = C + S . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 Di mana : S = tabungan saving Universitas Sumatera Utara e. MPC dan MPS Jika setiap tambahan pendapatan disposabel dialokasikan sebagai tambahan konsumsi dan tabungan, maka : ∆ Yd = ∆ C + ∆ S . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 Jika kedua sisi persamaan kita bagi dengan ∆ Yd, maka : ∆ Yd ∆ C ∆ S = + . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 ∆ Yd ∆Yd ∆Yd 1 = MPC + MPS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 atau, MPS = 1 – MPC Nilai total APC ditambah dengan APS juga sama dengan satu. Pernyataan tersebut dengan mudah dibuktikan dengan menggunakan matematika sederhana di bawah ini. Yd = C + S Yd C S = + . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 Yd Yd Yd 1 = APC + APS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 Keynes menyatakan teorinya bahwa konsumsi agregat berhubungan secara langsung tetapi tidak proporsional dengan disposable agregat sekarang dalam jangka pendek dan jangka panjang. Karena data-data setelah perang bertentangan dengan teori ini untuk jangka panjang, maka para pakar ekonomi mencoba menyusunnya kembali dengan memasukkan variable-variabel obyektif dan subyektif ke dalam fungsinya. Variabel bukan pendapatan diperkirakan menggeser fungsi konsumsi ini ke atas sepanjang waktu. Universitas Sumatera Utara C C = Y CL Cs 45 ⁰ Yd Gambar 2.1 Kurva Konsumsi Jangka Pendek Jadi suatu fungsi konsumsi jangka pendek seperti Cs pada gambar 2.1 bergeser ke atas menjadikan CL sebagai tempat kedudukan titik yang observasi dari sejumlah fungsi konsumsi jangka pendek yaitu CL, karena konsumsi agregat sama dengan jumlah-jumlah yang ditunjukkan oleh titik A,B,C, dan D pada skedul konsumsi C 1 , C 2 , C 3 dan C 4 pada berbagai tingkat pendapatan disposabel gambar 2.2. Tetapi penyesuaian fungsi-fungsi konsumsi jangka pendek dan jangka panjang ini dinilai tidak memuaskan karena hubungan proporsional konsumsi jangka panjang dengan pendapatan disposabel tidak dijelaskan secara teoritis tetapi sebagian suatu gejala kebetulan. Universitas Sumatera Utara C CL C4 D C3 C C2 C1 B A 45 ⁰ Yd Gambar 2.2 Penyesuaian fungsi-fungsi konsumsi jangka pendek dan jangka panjang

2.3.2.2 Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Permanen

Teori dengan hipotesis pendapatan permanen pertama kali dikemukakan oleh Milton Friedman dengan melarutkan hubungan proporsionaltidak proporsional antara konsumsi dengan pendapatan disposabel dengan berteori bahwa konsumsi tidak didasarkan pada tingkat pendapatan disposabel sekarang. Milton Friedman mengungkapkan hasil pemikirannya mengenai penggunaan hipotesa pendapatan permanen untuk menerangkan variable agregatif konsumsinya dalam bukunya yang berjudul “A Theory of Consumption Function”. Dengan menggunakan asumsi bahwa konsumen bersikap rasional dalam mengalokasikan pendapatan yang diperoleh selama hayatnya di antara Universitas Sumatera Utara kurun-kurun waktu yang dihadapinya, serta menghendaki pola konsumsi yang kurang lebih merata dari waktu ke waktu. Menurut Milton Friedman, pendapatan disposabel sekarang terdiri dari pendapatan permanen dan pendapatan sementara transitor. Pendapatan permanen adalah tingkat pendapatan rata-rata yang diekspektasidiharapkan dalam jangka panjang. Sumber pendapatan itu berasal dari pendapatan upahgaji expected labour income dan non upahnon gaji expected income from assets. Sedangkan pendapatan transitor terdiri dari tambahan atau pengurangan yang tak terduga terhadap pendapatan permanen. C = k Y p . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 Y d = Y p + Y t . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 Y p = Y p t-1 + j Y d – Y p t-1 , 0 j 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3 Subsitusi persamaan 3 ke persamaan 1 : Ct = k [Y p t-1 + jY d – Y p t-1 ] = kY p t-1 + k jY d – Y p t-1 = k1- j Y p t-1 + k jY d . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 Di mana : C = Konsumsi Y d = Pendapatan disposabel saat ini Y p = Pendapatan permanen Y t = Pendapatan Transitor Y p t-1 = Pendapatan permanen sebelumnya Universitas Sumatera Utara Dengan menggunakan data kurun waktu, Friedman berkesimpulan bahwa dalam jangka pendek fluktuasi dan konsumsi banyak disebabkan oleh pendapatan sementara Y t , sedangkan dalam jangka panjang variasi konsumsi bersumber dari pendapatan permanen Y p . Herlambang. et.al., 2002.

2.3.2.3 Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Relatif

Teori pendapatan relatif yang dikembangkan oleh James Dusenberry, dinilai lebih unggul dibandingkan teori pendapatan absolut Keynes dalam menyatukan hubungan proporsional dan tidak proposional antar konsumsi agregat dan pendapatan disposabel agregat. Dalam menyajikan teorinya, kita mula-mula berhipotesis tentang prilaku individu dan kemudian dengan menggunakan asumsi- asumsi umum mengenai konsumsi agregat. Menurut pendapat Dusenberry, keputusan konsumsi dan tabungan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana seseorang hidup. Jadi seseorang dengan pendapatan tertentu berkonsumsi lebih banyak bila dia hidup di lingkungan yang lebih miskin, tambahan pula perilaku konsumsi di dalam suatu lingkungan relatif terhadap pola konsumsi para tetangganya yaitu dia menggunakan uang agar dapat memelihara suatu status ekonomi tertentu di dalam lingkungannya. Berikut Model Konsumsi Pendapatan Relatif. C C L e C s1 f d C s0 a c b Universitas Sumatera Utara Y 2 Y Y 1 Y Gambar 2.3 Model Konsumsi Pendapatan Relatif 2.3.2.4 Teori Konsumsi Hipotesis Siklus Hidup Teori konsumsi siklus hidup dikemukakan oleh Franco Modigliani. Franco Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya. Sesorang cenderung menerima penghasilanpendapatan yang rendah pada usia muda, pendapatan tinggi pada usia menengah, dan rendah pada usia tua. Selanjutnya, Modigliani menganggap penting peranan kekayaan assets sebagai penentu tingkah laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena adanya kenaikan harga surat-surat berharga, atau karena peningkatan dalam jumlah uang beredar. Akhirnya hipotesis siklus kehidupan ini akan berarti menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien berganda, dan melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam investasi, ekspor, maupun pengeluaran-pengeluaran lain. Konsumen dalam menentukan konsumsinya memperhitungkan seluruh sumber daya yang dimilikinya, sehingga tingkat konsumsi agregatif bukan hanya ditentukan oleh jumlah pendapatan yang diterima pada suatu waktu, akan tetapi juga oleh nilai kekayaan yang dimilikinya. Fungsi konsumsi dari Modigliani : Ct = 1T [ Yd + N-1 Yle + At ] Universitas Sumatera Utara Di mana: Ct = konsumsi pada periode t T = lamanya hidup seseorang Yt = pendapatan disposabel N-1 = lama bekerja seseorang Yle = pendapatan dari kerja rata-rata yang diharapkan selama N-1 tahun At = nilai kekayaan likuid yang dimiliki C,Y C Yd 20-an 30-an 50-an 60-an Usia Gambar 2. 4 Model Konsumsi Siklus Hidup 2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Seseorang individu dan rumah tangga biasanya melakukan konsumsi untuk memaksimumkan kepuasannya, memiliki, serta menggunakan barang dan jasa tersebut. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi adalah : 1. Tingkat Pendapatan Universitas Sumatera Utara Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa pendapatan merupakan faktor penentu terpenting besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga baik perorangan maupun keseluruhan dalam suatu periode. Terdapat hubungan yang positif diantara konsumsi dan tingkat pendapatan, yaitu semakin tinggi tingkat pendapatan maka akan semakin banyak konsumsi yang dilakukan rumah tangga. Ciri ini sesuai dengan sifat manusia yang telah diobservasi dalam teori perilaku konsumen, yaitu di mana keinginan manusia yang tidak terbatas, tetapi kemampuan untuk memenuhi keinginannya tersebut dibatasi oleh perubahan faktor-faktor produksi atau pendapatan yang dimilikinya. Namun, konsumsi yang dimaksud di atas merupakan konsumsi untuk bukan makanan. Sementara, konsumsi untuk makanan justru persentasenya semakin kecil apabila pendapatannya naik. Hal ini diperkuat dengan Teori Engel’s yang menyatakan bahwa : “semakin tinggi tingkat pendapatan keluarga maka akan semakin rendah persentase pengeluaran untuk bukan makanan” Sumarwan, 1993. 2. Kekayaan Rumah Tangga Kekayaan rumah tangga adalah jumlah seluruh harta berharga yang dimiliki oleh suatu rumah tangga. Termasuk antara lain mobil, rumah dan isinya, jumlah uang yang disimpan di Bank, dan sebagainya. Kekayaan secara eksplisit dan implisit, sering dimasukkan dalam fungsi konsumsi agregat sebagai faktor yang menentukan konsumsi. Universitas Sumatera Utara 3. Tingkat bunga Konsumsi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tabungan. Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi. Oleh karena itu, suku bunga mempengaruhi pengeluaran konsumsi masyarakat melalui tabungan. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin besar pula jumlah uang yang ditabung sehingga semakin kecil uang yang dibelanjakan untuk konsumsi. Sebaliknya, semakin rendah tingkat bunga, maka jumlah uang yang ditabung semakin rendah yang berarti semakin besar uang digunakan untuk konsumsi. Sukirno, 2005. 4. Ekspektasi Ekspektasi mengenai keadaan di masa mendatang sangat mempengaruhi konsumsi pada saat ini. Keyakinan bahwa di masa mendatang akan memperoleh pendapatan lebih tinggi dari masa sekarang akan merangsang rumah tangga untuk meningkatkan konsumsinya pada saat ini. Juga perkiraan inflasi yang tinggi di masa mendatang akan mendorong kepada peningkatan konsumsi di masa kini. 5. Tingkat Harga Naiknya pendapatan nominal yang disertai dengan naiknya tingkat harga dengan proporsi yang sama tidak akan mengubah konsumsi riil. Bila seseorang tidak mengubah konsumsi riilnya walaupun ada kenaikan pendapatan nominal dan tingkat harga secara proporsional, Universitas Sumatera Utara maka ia dinamakan bebas dari ilusi uang money illusion seperti pendapat ekonomi klasik. Sebaliknya, bila mereka mengubah konsumsi riilnya maka dikatakan mengalami “ilusi uang” seperti yang dikemukakan oleh Keynes. 6. Selera Selera juga merupakan faktor untuk melakukan konsumsi. Dalam keterbatasan harga dan pendapatan, seleralah yang membentuk kurva permintaan. Adanya perbedaan sikap dalam masyarakat menimbulkan keanekaragaman permintaan individual hampir tidak terbatas. 7. Barang tahan lama Barang tahan lama adalah barang yang dapat dinikmati sampai pada masa yang akan datang biasanya lebih dari satu tahun. Seseorang yang memiliki banyak barang tahan lama seperti lemari es, perabotan, mobil, sepeda motor, maka tidak akan membelinya lagi dalam waktu dekat. Akibatnya, pengeluaran konsumsi untuk jenis barang seperti ini cenderung menurun pada masa tahun yang akan datang. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif berdasarkan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Telaah dekriptif merupakan sebuah teknik pengkajian yang dilakukan dengan cara menganalisis beberapa parameter yang dipandang sebagai determinan bagi sebuah topik.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Kawasan Industri Medan KIM Persero yang terletak di Jl. Yos Sudarso Km 10, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Provinsi Sumatera Utara.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian dengan cara: 1. Wawancara, mengadakan tanya jawab kepada responden yang dianggap mengetahui permasalahan penelitian secara mendalam. 2. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan kepada pihak – pihak terkait. Universitas Sumatera Utara