Kecenderungan Mengonsumsi Buruh di Kawasan Industri Medan Hubungan Tingkat Pendapatan dan Tabungan Buruh di Kawasan

Kesimpulan: Daerah keragu-raguan Daerah keragu-raguan Autokorelasi + Autokorelasi - Ho diterima no serial correlation 0 1,522 1,562 2 2,092 2,44 2,48 Gambar 4.1 Kurva Uji Durbin Watson Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh bahwa DW-hitung = 2.092, berada pada posisi du dw 4-du. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam pengujian dengan tingkat kepercayaan 99.

b. Kecenderungan Mengonsumsi Buruh di Kawasan Industri Medan

Kecenderungan mengonsumsi Marginal Propensity to Consume atau biasa disingkat MPC merupakan perbandingan atau rasio antara tambahan dalam konsumsi ∆C dengan tambahan dalam pendapatan ∆Y, atau : MPC = 牴 = Selain dari persamaan di atas, untuk mencari nilai MPC dapat dilihat dari nilai parameter b, karena : MPC = b. Maka, kecenderungan mengonsumsi buruh di Kawasan Industri Medan adalah: Universitas Sumatera Utara MPC = b MPC = 0,49 Ini berarti bahwa kecenderungan mengonsumsi buruh di Kawasan Industri Medan adalah 0,49 atau 49. Apabila pendapatan meningkat sebesar 1, dengan asumsi cateris paribus, maka akan menambah tingkat konsumsi sebesar 0,49. Atau, apabila pendapatan meningkat Rp.1000,- maka akan menambah konsumsi sebesar Rp. 490,-. Seperti halnya kenaikan UMK Medan untuk tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 365.000,- dari tahun sebelumnya, maka akan menambah konsumsi buruh sebesar Rp. 178.850,-. Dengan demikian, hipotesis b diterima, yang menyatakan bahwa kecenderungan mengonsumsi buruh di Kawasan Industri Medan meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan buruh tersebut, atau dengan kata lain sebagian kecil peningkatan pendapatan yaitu sebesar 49 digunakan untuk pertambahan konsumsi buruh di Kawasan Industri Medan.

c. Hubungan Tingkat Pendapatan dan Tabungan Buruh di Kawasan

Industri Medan Pendapatan yang dianalisa dalam penelitian ini adalah pendapatan berupa upah total buruh yang dihitung selama sebulan pada tahun 2013, dan tingkat tabungan yang dianalisis adalah berupa tabungan buruh selama sebulan. Tingkat pendapatan dan tabungan buruh di Kawasan Industri Medan mempunyai hubungan yang positif, dalam arti bahwa apabila pendapatan meningkat, cateris paribus, maka tabungan juga akan meningkat. Universitas Sumatera Utara Untuk menguji hipotesis ini dapat diketahui dengan melakukan pengujian terhadap koefisien regresi yang diperoleh. Dari analisis pengolahan data regresi antara pendapatan dan tabungan diperoleh :  Model estimasi S = -a + 1 – b Y, dimana: S = tingkat tabungan Y = tingkat pendapatan Dari print out analisis pendapatan dan tabungan diketahui : S = -364492.7 + 0.51 Y Std.Error = 48781.83 0.025347 t-Statistic = 20.14585 t-Tabel = 2.6269 R 2 = 0.805500 F-statistic = 405.8553 Adjusted R 2 = 0.803515 Prob.Statistic = 0.000000 DW-stat = 2.099226 Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa pendapatan mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat tabungan, dengan besar pengaruhnya adalah 0,51. Dari hasil analisis tersebut juga diperoleh bahwa t- hitung t- tabel. Ini berarti bahwa adanya pengaruh yang nyata antara tingkat pendapatan dan tingkat tabungan pada tingkat kepercayaan 99. Ini menunjukkan bahwa apabila tingkat pendapatan meningkat, cateris paribus, maka akan mendorong meningkatnya tabungan. Universitas Sumatera Utara  Probabilitas Dari hasil print out diketahui bahwa probabilitas variabel pendapatan adalah 0,00. Jadi, batas tingkat kepercayaannya = 100 – 100 x 0,00 = 100. Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa batas tingkat kepercayaan variabel pendapatan adalah sebesar 100.  Koefisien Determinasi R 2 Dari hasil print out diketahui bahwa koefisien determinasi adalah sebesar 0,805500. Ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan memberikan penjelasan terhadap variabel tabungan sebesar 80. Sedangkan sisanya sebesar 20 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.  Pengujian t- Statistik Dari hasil regresi model yang telah diperoleh dapat dibuat suatu interpretasi model yang diambil pada metode penelitian sebagai berikut :  Variabel pendapatan a. Ho : b = 0 Ha : b ≠ 0 b. α = 1, df = n–k–1 = 100–1–1 = 98 t- hitung = 20,14585 t- tabel = 2,6269 c. Kriteria pengambilan keputusan : Ho ditolak jika t- hitung t- tabel Ho diterima jika t- hitung t- tabel Universitas Sumatera Utara Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisa model estimasi dapat diketahui bahwa variabel pendapatan signifikan pada α = 1 dengan t- hitung t- tabel 20,14585 2,6269. Dengan demikian Ho ditolak Ha diterima, artinya variabel pendapatan berpengaruh nyata atau berpengaruh signifikan terhadap tingkat tabungan buruh di Kawasan Industri Medan pada tingkat kepercayaan 99.  Pengujian Durbin Watson Dari hasil print out dilihat bahwa DW-hitung adalah 2,099226. Dan dari perhitungan diketahui bahwa : α = 1, k = 1, dan n = 100 dl = 1,522 du = 1,562 4 – dl = 2,48 4 – du = 2,44 Kesimpulan: Daerah keragu-raguan Daerah keragu-raguan Autokorelasi + Autokorelasi - Ho diterima no serial correlation 0 1,522 1,562 2 2,099 2,44 2,48 Gambar 4.2 Kurva Uji Durbin Watson Universitas Sumatera Utara Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa DW berada di daerah menerima Ho, sehingga kita dapat memastikan tidak ada autokorelasi pada model regresi ini.

d. Kecenderungan Menabung Buruh di Kawasan Industri Medan