PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN TERHADAP
TINDAKAN MEDIS YANG DILAKUKAN OLEH CALON
TENAGA KESEHATAN
A. Kedudukan Hukum Seorang Calon Tenaga Kesehatan dalam melakukan
Tindakan Medis di Rumah Sakit
Dalam melaksanakan profesinya, seorang dokter tidak jarang dibantu oleh petugas-petugas tertentu. Petugas-petugas tersebut mungkin adalah sesama dokter
atau sarjana-sarjana lain, atau mungkin dibantu perawat.
105
Pada masa sekarang yang sangat sering kita temukan yang bertindak sebagai pembantu dokter adalah sarjana kedokteran yang sedang menjalani
pendidikan profesi kedokteran atau sering disebut Dokter Muda atau Dokter Muda.
Keberadaan Dokter Muda di rumah sakit atau puskesmas adalah salah satu bentuk perwujudan dari penyelenggaraan pendidikan danatau pelatihan dalam
rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan yang menjadi tanggung jawab pemerintah, sesuai dengan yang disebutkan dalam Pasal 25
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
107
Jef. Leibo, Bunga Rampai Hukum dan Profesi Kedokteran dalam Masyarakat Indonesia, Liberty, Yogyakarta,1986, hlm. 17
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan Dokter Tahap Profesi merupakan tahap akhir, setelah pendidikan sarjana kedokteran, dari kurikulum pendidikan dokter. Kegiatan
belajar mengajar dalam Tahap Profesi merupakan pendidikan profesi dokter yang berupa kegiatan praktek di bidang kesehatan, yang meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif di bawah bimbingan staf pengajar yang berlangsung di Rumah Sakit Pendidikan Utama atau Rumah Sakit Jejaring.
106
Pendidikan Dokter Tahap Profesi Kepaniteraan Klinik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pendidikan dokter, karena melalui kegiatan
kepaniteraan klinik mahasiswa mendapatkan baik pengetahuan, ketrampilan maupun sikapperilaku dalam menangani pasien, dengan kata lain pendidikan
tahap profesi merupakan syarat mutlak bagi sarjana kedokteran untuk menjadi dokter.
107
Seperti yang telah diatur dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
danatau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan, yang dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah danatau
masyarakat, meliputi : pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dengan melihat pemahaman tentang status seorang Dokter Muda
106
Diambil dari Buku Pedoman Tahap Profesi Dokter yang dibuat sebagai Keputusan bersama antara RSUD Dr.Moewardi dengan FK Universitas Sebelas Maret
tahun 2013, pada bagian Pendahuluan.
107
Ibid
Universitas Sumatera Utara
pada salah satu contoh pedoman tahap profesi dokter di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Dokter Muda adalah elemen yang terlibat langsung dengan
pelaksanaan upaya kesehatan sebagai pihak yang secara khusus memang menggeluti bidang kesehatan.
Dalam pelaksanaan pendidikan dokter tahap profesi bagi Dokter Muda, adapun metote yang dipakai adalah sebagai berikut :
1. Bimbingan langsung bed site teaching kepada Dokter Muda dalam
penanganan pasien yang meliputi anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang medik dan terapi.
2. Bimbingan langsung pada Dokter Muda dalam penatalaksanaan pasien
gawat darurat. 3.
Bimbingan langsung pada Dokter Muda dalam melakukan tindakan- tindakan medis yang diperlukan untuk penanganan pasien.
4. Melihat atau melaksanakan pelayanan kesehatan baik promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. 5.
Diskusi kasus, ilmiah, jurnal reading, dll.
108
Dalam proses pendidikan menjadi seorang dokter umum, mahasiswa kedokteran Dokter Muda mendapat pengecualian melakukan tindakan-tindakan
yang sebenarnya merupakan wewenang dokter. Pada Pasal 35 Undang Undang
108
Buku Pedoman Tahap Profesi Dokter yang dibuat sebagai Keputusan bersama antara RSUD Dr.Moewardi dengan FK Universitas Sebelas Maret tahun 2013, hlm. 7
Universitas Sumatera Utara
No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, wewenang seorang dokter adalah sebagai berikut:
1. Mewawancarai pasien; 2. Memeriksa fisik dan mental pasien;
3. Menentukan pemeriksaan penunjang; 4. Menegakkan dianogsis
5. Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien; 6. Melakukan tindakan kedokteran
7. Menulis resep obat dan alat kedokteran 8. Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien
Tindakan-tindakan tersebut dapat dilakukan oleh Dokter Muda selama memenuhi tiga persyaratan sebagai berikut:
1. Berbagai tindakan medis yang dilakukan merupakan bagian dari proses
pendidikan yang dilakukan pada sarana atau institusi pendidikan Fakultas Kedokteran bersangkutan yang bekerja sama dengan rumah
sakit pendidikan temapat pelaksanaan pendidikan dokter tahap profesi. 2.
Berbagai tindakan medis yang dilakukan berada dalam petunjuk dan supervisi staf medis.
Universitas Sumatera Utara
3. Tindakan-tindakan medis yang dimaksud di atas mengacu pada standar
kompetensi yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
109
Dokter Muda dapat mengisi lembaran rekam medis , termasuk menulis perintah untuk memberikan obat atau terapi, akan tetapi dengan persyaratan
tambahan sebagai berikut: 1.
Lembar rekam medis dibuat khusus untuk kepentingan pendidikan Dokter Muda.
2. Mahasiswa melakukan hal tersebut dalam lingkup wewenang dan
bimbingan dokterresiden yang bertanggung jawab membimbing Dokter Muda.
3. Dalam mengisi lembaran rekam medis atau menuliskan perintah untuk
memberikan obat atau terapi, mahasiswa harus menuliskan nama jelas dan menandatanganinya. Untuk kepentingan rahasia pasien nama
pasien dituliskan inisial. 4.
Dokter pembimbing residen akan melakukan monitoring dan evaluasi rekam medis yang diisi oleh Dokter Muda.
5. Dokter Muda yang menjalani kepaniteraan di luar rumah sakit
pendidikan yang sudah bekerja sama dengan FK universitas tempat menjalani perkuliahan, harus mengikuti dan mentaati berbagai
109
Ibid., hlm. 48
Universitas Sumatera Utara
peraturan di atas beserta peraturan tambahan yang berlaku di masing- masing institusi atau rumah sakit pendidikan.
110
Satu hal penting yang sangat perlu diperhatikan adalah bahwa Dokter Muda dalam melaksanakan pendidikan tahap profesinya dengan secara langsung
melakukan upaya kesehatan selayaknya seorang dokter profesional berada dalam bimbingan seorang dokter yang sudah profesional. Seperti disebutkan sebelumnya
bahwa Dokter Muda koas melakukan suatu tindakan medis dengan pengawasan monitoring dari dokter pembimbingnya. Artinya setiap tindakan medis yang
dilakukan oleh Dokter Muda haruslah berdasarkan perintah danatau sepengetahuan ada izin, persetujuan dokter pembimbingnya.
Pada kasus meninggalnya bayi yang dirawat oleh seorang Dokter Muda yang sudah disebutkan pada bagian latar belakang sebelumnya, secara awam
masyarakat mungkin akan berkata bahwa Dokter Muda adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Pendapat itu tidak sepenuhnya salah.
Pada intinya Pasal 1367 ayat 3 KUHPerdata menentukan bahwa tanggung jawab untuk membayar ganti rugi ada pada pihak yang menyuruh atau
memerintahkan bawahanannya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Pasal ini menjadi penting untuk dapat mengidentifikasikan sampai sejauh mana
tanggung jawab perdata dari pembantu-pembantu dokter dalam hal ini yang sedang dibahas adalah Dokter Muda. Sedangkan Pasal 1365 KUHPerdata intinya
110
Ibid
Universitas Sumatera Utara
adalah ganti rugi yang harus diberikan oleh pihak yang melakukan perbuatan melnggar hukum onrechtmatigedaad.
111
Di dalam keputusan Hoge Raad tanggal 28 Desember 1899 dinyatakan bahwa bawahan adalah pihak-pihak yang tidak dapat bertindak secara mandiri
dalam hubungan dengan atasannya, oleh karena memerlukan pengawasan atau petunjuk-petunjuk tertentu.
112
Pertanggungjawaban perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang lain yang berada di bawah tanggungannya dikenal dengan tanggung gugat
atau vicarious liability. Pertanggungjawaban dalam perbuatan melawan hukum yang diatur dalam Pasal 1367 ayat 1 KUHPerdata menentukan bahwa seseorang
tidak hanya bertanggung jawab untuk kerugian yang diakibatkan perbuatannya sendiri tetapi juga terhadap perbuatan yang menjadi tanggungannya atau barang-
barang yang dalam penguasaannya.
113
Pasal 1367 ayat 1 KUH Perdata menentukan secara limitatif siapa-siapa yang bertanggung jawab terhadap perbuatan orang-orang yang menjadi
tanggungannya, yaitu : 1.
Tanggung jawab orang tua dan wali terhadap anak yang belum dewasa Pasal 1367 ayat 2.
Orang tua atau wali bertanggung jawab terhadap kerugian yang disebabkan karena perbuatan anak yang belum dewasa, yang tinggal
111
Jef. Leibo., Op.Cit.,hlm 18
112
Ibid
113
Rosa Agustina, Hukum Perikatan Law of Obligation, Pustaka Larasan, Denpasar, 2012, hlm. 16
Universitas Sumatera Utara
pada mereka dan terhadap siapa mereka melakukan kekuasaan orang tua atau wali. Tanggung jawab tersebut berakhir jika mereka dapat
membuktikan bahwa mereka tidak kuasa mencegah perbuatan melawan hukum anak yang belum dewasa tersebut. Dasar pemberian tanggung
jawab orang tua atau wali terhadap anak yang belum dewasa adalah kurangnya pengawasan atas si anak sehingga ia dapat melakukan
perbuatan yang mendatangkan kerugian. 2.
Tanggung jawab majikan dan mereka yang mengangkat orang lain untuk mewakili suatu urusan Pasal 1367 ayat 3
Pasal 1367 ayat 3 KUH Perdata menentukan bahwa majikan dan mereka yang mengangkat orang lain untuk mewakili urusan mereka
bertanggung jawab terhadap kerugian yang ditimbulkan oleh orang lain yang mewakili urusan mereka tersebut dalam melakukan pekerjaan.
Sedangkan dalam Pasal 1367 ayat 5 tidak dicantumkan bahwa majikan dan orang-orang yang mengangkat wakil itu dapat melepaskan
tanggung jawab tersebut. 3.
Tanggung jawab guru sekolah dan kepala tukang terhadap murid dan tukang-tukangnya Pasal 1367 ayat 4
Guru sekolah atau kepala tukang dapat bertanggung jawab secara vicarious liability terhadap kerugian yang ditimbulkan oleh murid atau
tukang-tukang yang berada dibawah pengawasan mereka. Pengertian tukang disini menurut Rachmat Setiawan adalan orang-orang yang
Universitas Sumatera Utara
sedang belajar sesuatu pada kepala tukang dan tidak terdapat perjanjian kerja diantara kedua belah pihak.
114
Berdasarkan Pasala 1367 KUHPerdata dan salah satu Buku Pedoman Profesi Dokter di atas, maka hubungan Dokter Muda dengan dokter
pembimbingnya dapat digolongkan sebagai hubungan antara majikan dengan wakil yang diangkat, jika Dokter Muda dilihat sebagai wakil dokter pembimbing
untuk melakukan tindakan medis terhadap pasien atas dasar perintah dokter pembimbing atau hubungan antara guru sekolah dan muridnya, jika Dokter Muda
dilihat sebagai orang yang sedang belajar sesuatu pada dokter pembimbing dan tidak ada perjanjian kerja diantara kedua belah pihak. Jadi selama seoarang
Dokter Muda menjalankan bagian nya sesuai dengan Pedoman Profesi Dokter maka setiap tindakan medis yang dilakukannya adalah menjadi tanggung jawab
dokter pembimbingnya. Selama asisten Dokter Muda menjalankan tuga medis yang diberikan
oleh dokter, maka dokter bertanggung jawab atas kesalahan mereka.
115
Sehubungan dengan tanggung jawab dokter atas keselaha yang dilakukan oleh asisten, maka untuk menentukan dengan pasti pertanggungjawaban masing-
masing, penugasan tindakan medis harus berada dalam keadaan berikut : 1.
Dokter hanya boleh melakukan diagnosis, therapi dan petunjuk medis 2.
Penugasan tindakan medis hanya boleh dilakukan jika dokter telah yakin bahwa orang yang diberi tugas akan melaksanakan tindakan itu
114
Ibid
115
D. Veronica Komalawati., Op. Cit., hlm. 106
Universitas Sumatera Utara
dengan baik mampu. Penugasan ini harus dilakukan dengan tertulis, termasuk instruksi yang jelas tentang bagaimana melaksanakannya serta
segala kemungkinan terjadinya komplikasi 3.
Perawatan medis tindakan perawatan dan pengawasannya harus diberikan tergantung keadaan yang terjadi yaitu apakah dokter harus
hadir pada saat itu ataukah baru kemudian hadir pada waktu diperlukan dengan segera
4. Pasien yang menjalani tindakan medis tersebut mempunyai hak untuk
menerima atau menolak
116
Veronica Komalawati berpendapat bahwa dokter harus tetap mengawasi pelaksanaan tindakan medis yang ia instruksikan dan mengontrol tindakan
perawatan yan dilakukan oleh asistennya itu. Perlu juga diperhatikan di sini bahwa suatu tindakan medis dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada diri
pasien, sehingga dokter harus tetap siap melakukan tindakan medis yang diperluka dalam usaha menolong atau menyelamatkan pasiennya.
117
B. Tanggung jawab Rumah Sakit terhadap Tindakan Medis yang dilakukan