Hubungan Hukum dalam Pelayanan Medis

BAB III ASPEK YURIDIS PELAYANAN KESEHATAN

A. Hubungan Hukum dalam Pelayanan Medis

1. Pasien dengan Calon Tenaga Kesehatan Pada umumnya seseorang datang berhubungan dengan dokter adalah dalam keadaan dirinya sakit atau ia merasa sakit, namun dapat pula terjadi seseorang datang kepada dokter hanya untuk memeriksakan kesehatan secara berkala yang biasa disebut check-up. Dalam hubungan seseorang dengan dokter maka faktor kepercayaan menjadi salah satu dasarnya, artinya pasien berhubungan dengan dokter itu, yakin bahwa dokter tersebut dapat dan mampu membantu menyembuhkan penyakitnya. Dan memang pada umumnya seseorang tidak akan datang kepada seorang dokter yang ia tidak percaya akan kemampuan dokter tersebut dalam mengobati pasiennya. 59 Dalam keadaaan seperti ini terjadi persetujuan kehendak antar kedua belah pihak, artinya para pihak sudah sepenuhnya setuju untuk mengadakan hubungan hukum. Hubungan hukum ini bersumber pada kepercayaan pasien terhadap dokter, sehingga pasien bersedia memberikan persetujuan tindakan medis 59 Husein Kerbala.,Op. Cit.,hlm..37 Universitas Sumatera Utara informed consent, yaitu suatu persetujuan pasien untuk menerima upaya medis yang akan dilakukan terhadapnya. Hal ini dilakukan setelah ia mendapat informasi dari dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya, termasuk memperoleh informasi mengenai risiko yang mungkin terjadi. 60 Apapun terapi yang telah dipih diantara beberapa alaternatif, pilihan itu tidak menjanjikan suatu hasil yang pasti, terapi yang dipilih itu hanya merupakan suatu upaya untuk kesembuhan. Namun dalam menemukanmencari upaya penyembuhan itu harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati dan karenanya merupakan suatu “inspanningverbittenis”. Ini berarti bahwa objek perikatan bukan suatu hasil yang pasti, sehingga kalu hasilnya tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, maka salah satu pihak yang merasa dirugikan lalu dapat menggugat seperti halnya dalam suatu “risikoberbittenis”. 61 Alasan lain yang menyebabkan timbulnya hubungan antar pasien dengan dokter adalah karena keadaan pasien yang sangat mendesak untuk segera mendapatkan pertolongan dari dokter, misalnya karena terjadi kecelakaan lalu lintas, terjadi bencana alam maupun karena adanya situasi lain yang menyebabkan keadaan pasien sudah gawat, sehingga sulit bagi dokter yang menangani untuk mengetahui dengan pasti kehendak pasien. Dalam keadaan ini dokter langsung melakukan apa yang disebut dengan zaakwaarneming sebagaimana diatur dalam pasal 1354 KUHPerdata, yaitu suatu bentuk hubungan hukum yang timbul bkan 60 Bahder Johan Nasution., Op. Cit.,hlm. 28 61 Hermien Hadiati Koeswadji., Op. Cit.,hlm..101 Universitas Sumatera Utara karena “Persetujuan Tindakan Medis” terlebih dahulu, melainkan karena keadaan memaksa atau darurat. Hubungan antara dokter dengan pasien yang terjadi sepertiini merupakan salah satu ciri transaksi terapeutik yang membedakannya dengan perjanjian biasa sebagaimana diatur dalam KUHPerdata. 62 Dari hubungan pasien dengan dokter yang demikian tadi, timbul persetujuan melakukan sesuatu sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam pasal 1601KUHPerdata. Bagi seorang dokter, hal ini berarti ia telah bersedia untuk berusaha dengan segala kemampuannya memenuhi isi perjanjian itu, yakni merawat atau menyembuhkan penyakit pasien. Sedang pasien berkewajiban untuk mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh dokter termasuk memberikan imbalan jasa. 63 Hubungan yang terjadi antara dokter dengan pasien seperti yang disebutkan sebelumnya dapat meluas pada hubungan pasien dengan calon tenaga kesehatan calon dokter atau biasa disebut dokter koas. Hal ini dapat terjadi ketika pasien ditangani oleh dokter yang sedang diberi tanggung jawab membimbing seorang dokter muda yang sedang menjalani Kepaniteraan Klinik atau disebut juga Pendidikan Dokter Tahap Profesi yang baik secara langsung maupun tidak langsung akan melibatkan dokter muda koas untuk menangani pasien. Ditinjau dari sisi hukum hubungan hukum antara calon tenaga kesehatan calon dokter, dokter koas dengan pasien akibat hubungan hukum antara dokter 62 Ibid., hlm..29 63 Ibid.,hlm.30 Universitas Sumatera Utara dengan pasien melahirkan suatu tanggung jawab yang disebut dengan vicarious liability yang diatur dalam pasal 1365 sampai pasal 1380 KUHPerdata. 64 2. Pasien dengan Rumah Sakit Suatu tim medis, merupakan suatu kesatuan tidak bisa dinyatakan bertanggung jawab atau suatu kesalahan atau kelalaian karena tenaga kesahatan seabagi anggota dari tim tersebut hakikatnya bertanggung jawab senadiri atas pekerjaan yang dilakukannya sesuai dengan keahliannya. Dengan demikian, kegiatan di rumah sakit tidak terlalu sederhana, tidak sesederhana seperti yang dibayangkan masyarakat. Tidak mudah untuk menentukan kegiatan yang mana termasuk kegiatan medis dan kegiatan termasuk kegiatan perawatan. Namun dengan adanya KepMenKEs RI No.12392001 berikut petubjuk pelaksanaannya jelas diatur mengenai kegiatan perawatan adalah sesuai dengan ilmu keperawatan “nursery science” dan bukan ilmu kedokteranmedis “medical science”. 65 Hubungan hukum yang terjadi antara pasien dan rumah sakit ada dalam 2 perjanjian, yaitu perjanjian perawatan dan pelayanan medis. Perjanjian perawatan di mana terdapat kesepakatan antara rumah sakit dengan pasien bahwa pihak rumah sakit menyediakan kamar perawatan dan dimana tenaga perawat melakukan tindakan perawatan. Perjanjian pelayanan medis di mana terdapat kesepakatan antara rumah sakit dengan pasien bahwa tenaga medis di rumah sakit 64 Pasal 1367 KUHPerdata menyebutkan “Seorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya, atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah pengawasannya...dst” 65 Pitono Soeparto.,Op. Cit.,hlm.135 Universitas Sumatera Utara akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyembuhkan pasien melalui tindakan medis. 66 3. Calon Tenaga Kesehatan dengan Rumah Sakit Para tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter. Dokter gigi, apoteker, bidan, perawat dan lain sebagainnya yang bekerja di bidang perawatan kesehatan itu berada dalam hubungan pekerjaan “diensverband” dengan rumah sakit sebagai tempat untuk menyelenggarakan tugas pfofesinya. 67

B. Persetujuan Tindakan Medis Informed Consent