BAB II
HUKUM KESEHATAN DI INDONESIA
A. Pengertian
1. Hukum Kesehatan
Kalau kita bicara tentang hukum pada umumnya yang dimaksud adalah keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaedah-kaedah dalam suatu
kehidupan bersama : keseluruhan peraturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaanya dengan
suatu sanksi.
18
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
19
Leenen memberikan batasan hukum kesehatan, sebagai : seluruh ketentuan hukum yang langsung berhubungan dengan bidang pemeliharaaan kesehatan dan
ketentuan-ketentuan dari bidang-bidang hukum lain seperti hukum pidana, perdata dan administrasi yang dapat diterapkan dalam hubungannya dengan pemeliharaan
18
Sudikno Mertokusumo., Mengenal Hukum suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2005, hlm. 40.
19
Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan; di samping itu pedoman internasional, hukum kebiasaan danjurisprudensi yang ada kaitannya dengan pemeliharaan kesehatan; juga hukum
otonom, ilmu dan literatur, merupakan sumber hukum kesehatan.
20
Dari anggaran dasar PERHUKI Perhimpunan untuk Hukum Kedokteran Indonesia dijelaskan, Hukum Kesehatan adalah :
“Semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaanpelayanan kesehatan dan penerapannya serta hak dan kewajiban
baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala
aspek organisasi, sarana, pedoman-pedoman medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta sumber-sumber hukum lainnya.”
21
Rumusan Tim Pengkajian Hukum Kesehatan BPHN Depkeh RI menyebutkan:
“Hukum Kesehatan adalah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban, baik dari tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya
kesehatan maupun dari individu atau masyarakat yang menerima upaya kesehatan tersebut dalam segala aspeknya yaitu aspek promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan diperhatikan pula aspek organisasi dan sarana. Pedoman-pedoman medis internasional, hukum kebiasaan dan hukum otonom di bidang kesehatan,
ilmu pengetahuan dan literatur medis merupakan pula sumber hukum kesehatan.”
22
Rumusan dari Prof.Dr. Van Der Mijn adalah :
“Health Law can bedefined as the body of rules that relates directly to the care for health as well as to the applications of general civil, criminal and administrative
law. Medical law, study of the juridical relations to which the doctor is a party, is a part of health law”
“Hukum kesehatan dapat didefenisikan sebagai lembaga peraturan yang langsung berhubungan dengan perawatan kesehatan, sekaligus juga dengan penerapan
hukum sipil umum, hukum pidana, hukum administrasi. Hukum kedokteran yaitu
20
Leenen, Pelayanan Kesehatan dan Hukum, dalam Danny Wiradharma, Hukum Kedokteran, Binarupa Aksara, Jakarta, 1996, hlm 27.
21
Amir Amri., Loc. Cit., hlm. 10.
22
Husein Kerbala., Segi-segi Etis dan Yuridis Informed Consent, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1967, hlm. 25.
Universitas Sumatera Utara
ilmu tentang hubungan hukum dimana dokter adalah salah satu pihak, hukum kedokteran adalah bagian dari hukum kesehatan”
23
2. Pasien
Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan patient dari bahasa Inggris. Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki
kesamaan arti dengan kata kerja pati yaitu menderita. Pasien adalah seorang yang menerima perawatan medis.
24
Pasien adalah orang yang berdasarkan pemerikasaan dokter dinyatakan menderita mengidap penyakit baik di dalam tubuh maupun di dalam jiwanya.
Dalam perkembangannya maka pasien juga diartikan secara luas yaitu termasuk juga orang yang datang kepada dokter hanya untuk chek-up, untuk konsultasi
tentang sesuatu masalah kesehatan dan lain-lain.
25
Senada dengan pengertian pedoman itu, dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, pasal 1 ayat 10
disebutkan pengertian pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi. Menurut Surat Edaran yanmed No.YM.0204.3.5.2504 tahun 1997, pasien
adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
26
23
Ibid
24
http:id.wikipedia.orgwikiPasien, diakses pada tgl 6 Juni 2013
25
Husein., Op. Cit.,hlm. 36
26
Pitono Soeparto.,dkk.,Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan, Airlangga University Press,Surabaya, 2006, hlm.42.
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari cara perawatannya maka pasien dapat kita bedakan atas dua yaitu pasien opname dan pasien berobat jalan. Pasien opname adalah pasien yang
memerlukan perawatan khusus dan terus menerus secara teratur serta harus terhindar dari gangguan situasi dan keadaan dari luar yang dapat mempengaruhi
proses penyembuhan penyakitnya, bahkan dapat menghambat kesembuhan pasien. Sedangkan pasien berobat jalan adalah pasien yang tidak memerlukan
perawatan secara khusus di rumah sakit seperti pasien opname. Hal ini dikarenakan pasien yang berobat jalan itu hanyalah mengidap penyakit yang
dianggap dokter tidak membutuhkan perawatan khusus dan untuk menjalani pengobatannya cukup datang pada dokter yang mengobatinya pada waktu-waktu
tertentu saja.
27
3. Tenaga Kesehatan dan Calon Tenaga Kesehatan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan pengertian tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan danatau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari :
28
a. tenaga medis
b. tenaga keperawatan
c. tenaga kefarmasian
d. tenaga kesehatan masyarakat
e. tenaga gizi
f. tenaga keterapian fisik
27
Husein., Loc. Cit., hlm 36-37
28
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan, Pasal 2 ayat 1
Universitas Sumatera Utara
g. tenaga keteknisian medis
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, tenaga medis terdiri atas dokter dan dokter
gigi.Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kata “calon” dapat diartikan sebagai: a.
orang yang akan menjadi b.
orang yang dididik atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan atau profesi tertentu
c. orang yang diusulkan atau dicadangkan supaya dipilih atau diangkat
menjadi sesuatu.
29
Maka pengertian calon tenaga kesehatan dapat disebutkan adalah sebagai orang yang akan menjadi tenaga kesehatan, orang yang dididik atau dipersiapkan
untuk profesi tenaga kesehatan, orang yang diusulkan atau dicadangkan supaya diangkat menjadi tenaga kesehatan. Maka dapat disimpulkan bahwa karena calon
tenaga kesehatan belum menjadi tenaga kesehatan profesional tentu saja hak dan kewajiban yang diemban pun berbeda dengan kenyataan pastilah juga ada
persamaan.
29
Deskripsi dari calon. http:www.kamusbesar.com6239calon
, diakses pada 5 Juli 2013
Universitas Sumatera Utara
4. Tindakan Medis
Secara sederhana tindakan medis dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh tenaga medis atau dengan kata lain karena tenaga medis terdiri atas
dokter dan dokter gigi maka dapat juga disebutkan bahwa tindakan medis adalah tindakan yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi.
Tindakan medis adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa diagnostik atau terepeutik. Pengertian tindakan medis sendiri menurut
Peraturan Menteri Kesehatan PERMENKES Nomor 585MEN.KESPERIX1989 dan sebagaimana telah dicabut dengan
PERMENKES Nomor 290MEN.KES.PERIII2008 dengan pengertian tindakan medis berupa preventif, diagnostik, terapeutik atau rehabilitatif yang dilakukan
oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien. Dalam PERMENKES juga disebutkan bahwa tindakan invasif adalah tindakan medis yang langsung dapat
mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh. Jadi, tindakan medis dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : 1 penegakan diagnosa; 2 melakukan terapi
pengobatan; 3 melakukan tindakan invasif.
30
5. Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
30
Drs. Amir Hamzah Pane ., Analisa Teoritis Kemungkinan Penerapan Daubert Standart Sebagai syarat Admisibilitas Keterangan Ahl Dalam Perkara Dugaan
MALpraktek di Indonmesiai., http:www.hukor.depkes.go.id?art=52
, diakses pada tgl 28 Juni 2013
Universitas Sumatera Utara
preventif, kuratif maupun rehabilitataif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah danatau masyarakat. Pelayanan kesehatan promotif adalah
suatu kegiatan danatau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. pelayanan kesehatan
preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatanpenyakit. Pelayanan kesehatankuratif adalah suatu kegiatan danatau
serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, dan
pengendalian kecacatan agar kualita penderita dapat terjaga seoptimal mungkin. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adlah kegiatan danatau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakatyang berguna untuk dirinya dan masyarakat semkasimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan danatau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun
secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
31
B. Hak dan Kewajiban Pasien