Persetujuan Tindakan Medis Informed Consent

akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyembuhkan pasien melalui tindakan medis. 66 3. Calon Tenaga Kesehatan dengan Rumah Sakit Para tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter. Dokter gigi, apoteker, bidan, perawat dan lain sebagainnya yang bekerja di bidang perawatan kesehatan itu berada dalam hubungan pekerjaan “diensverband” dengan rumah sakit sebagai tempat untuk menyelenggarakan tugas pfofesinya. 67

B. Persetujuan Tindakan Medis Informed Consent

Pada dasarnya hubungan dokter dengan pasien yang dikenal dengan kontrak terapeutik itu bertumpu pada dua macam hak manusia yaitu : 1. Hak untuk menentukan nasib sendirithe right to self determination 2. Hak atas informasithe right to information. 68 Secara harafiah, Informed Consent terdiri dari dua kata yaitu informed dan consent. Informed berarti telah mendapat penjelasanketeranganinformasi; sedangkan consent berarti memberi persetujuan atau mengizinkan. Dengan demikian Informed consent berarti suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi. 69 66 Ibid.,hlm.. 136 67 Hermien Hadriati Koeswadji., Op. Cit.hlm..100 68 Hermien K., Hukum Kedokteran di Dunia Internasional dalam Husein Kerbala, Segi-segi Etis dan Yuridis Informed Consent, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,1993, hlm.. 56-57 69 Husein Kerbala.,Op. Cit., hlm..57 Universitas Sumatera Utara Veronika Komalawati menyebutkan yang dimaksud dengan informed consent adalah suatu kesepakatanp ersetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan dokter terhadap dirinya, setelah pasien mendapat informasi dari dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya, disertai informasi mengenai segala risiko yang mungkin terjadi. 70 Menurut Surat Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Nomor HR.00.06.3.5.1866 tanggal 21 April 1999 tentang Pedoman Persetujuan Medik, informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya dengan bebas, rasional dan tanpa paksaan, atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien itu. Bila dilihat dalam Black’s Law Dictionary tentang informed consent disebutkan adalah the name for a general principle of law that a physician ha a duty to disclose what a reasonably prudent physician in a medical community in the execise of reasonable care would disclose to his patient as to whatever grave risk of injury night be injurred from a proposed course of treatment or alternatif treatment or none at all, may intelligently exercise his judgment by reasonable balancing the probable risks againts the probable benefits. 71 Pengertian Informed Consent sering dicampur adukan dengan pengertian “kontrak terapeutik” antara dokter dan pasien atau yang biasa disebut transaksi 70 D.Veronika Komalawati.,Op. Cit.,hlm..86 71 Henry Campbell Black, Black Laws Dictionary Fifth Ed dalam Husein Kerbala, Segi-segi Etis dan YuridisInformed Consent, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,1993,hlm..57-58 Universitas Sumatera Utara terapeutik. Menurut Komalawati perbedaan tansaksi terapeutik dengan Informed Consent adalah infomred consent merupakan syarat terjadinya suatu transaksi terapeutik dan bukan syarat sahnya transaksi terapeutik. Informed consent merupakan bentuk kesepakatanpersetujuan sebagai syarat subjektif suatu transaksi terapeutik, sementara transaksi terapeutik merupakan suatu perjanjian yang harus memenuhi 4 empat unsur sahnya perjanjian sesuai pasal 1320 KUHPerdata. 72 Keempat unsur sahnya perjanjian itu adalah : 1. Kesepakatan 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. Suatu hal tertentu 4. Suatu sebab yang halal Mengenai informed consent yang perlu diketahui adalah unsur-unsur apa- apa saja yang harus diinformasikan, pihak yang berhak memberikan informasi, pihak yang berkewajiban memberikan persetujuan dan sanksi yang mungkin dijatuhkan. 73 Unsur-unsur yang perlu diinformasikan menurut Surat Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Nomor HR.00.06.3.5.1866 tanggal 21 April 1999 tentang Pedoman Persetujuan Medik adalah : 72 D. Veronika Komalawat.,Op. Cit.,hlm..86-87 73 Danny Wiradharma.,Op. Cit.,hlm..58 Universitas Sumatera Utara 1. Informasi dan penjelasan tentang tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis yang akan dilakukan 2. Informsai dan penjelasan tentang tata cara tindakan medis yang akan dilakukan 3. Informasi dan penjelasan tentang risiko 4. Informasi dan penjelasan tentang alternatif tindakan medis lain yang tersedia dan serta risikonya masing-masing 5. Informasi dan penjelasan tentang prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan. 6. Diagnosis Menurut Leenen, informasi yang harus disampaikan kepada pasien meliputi : 1. Diagnosa ialah hasil pemeriksaan dokter terhadap pasien tentang kemungkinan jenis penyakit yang diderita pasien. 2. Terapi dan alternatif-alternatif terapi ialah cara pengobatan atau terapi terbaik dan menguntungkan bagi penyembuhan penyakit pasien. Informasi tentang adanya alternatif terapi ini sangat penting agar dapat secara bebas menentukan terapi mana yang akan ia pilih untuk menyembuhkan penyakitnya setelah dipertimbangkan faktor sosial, psikolois maupun finansial. 3. Cara kerja dan pengalaman ialah cara kerja dari terapi yang akan diterapkan. Universitas Sumatera Utara 4. Risiko-risiko ialah risiko langsung maupun risiko sampingan dari terapi yang dipilih. Menjelaskan risiko ini jangan sampai membuat pasien takut. Sedapat mungkin penyampaian informasi risiko ini dilakukan secara wajar dan rasional. 5. Kemungkinan perasaan sakit atau perasaan-perasaan lainnya. 6. Keuntungan terapi: tentang ini tidak boleh disampaikan secara berlebihan yang dapat menimbulkan harapan berlebihan pula. 7. Prognosis 74 Menurut dr.Kartono Muhamad MPH, unsur-unsur yang harus diinformasikan oleh dokter pada pasiennya dalam pelaksanaan informed consent meliputi hal-hal berikut : 1. Prosedur medik yang akan dilakukan Pertama-tama yang harus dijelaskan adalah apakah prosedur tersebut prosedur diagnosis ataukah prosedur terapeutik. Selanjutnya dijelaskan apakah tindakan diagnostik atau terapeutik tersebut bersifat invasif atau tidak. Menurut Appelbaum invasif adalah tindakan yang menggunakan alat yang dimasukkan ke tubuh. Hal ketiga yang harus dijelaskan adalah kapan tindakn itu dilakukan dan untuk berapa lama dan gambaran singkat tentang alat yang akan digunakan. Dan terakhir dijeaskan bagian tubuh mana yang akan mengalami tindakan dan apakah akan mengalami pembiusan. 74 Husein Kerbala.,Op. Cit.,hlm..66-67 Universitas Sumatera Utara 2. Risiko yang dihadapi Beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman dalam mengungkapkan risiko tindakan medis adalah : 1 sifat dari risiko itu; 2 berat atau parahnya risiko tersebut; 3 probabilitas risiko itu akan terjadi; 4 kapan risiko itu akan muncul senadainyapun akan terjadi; 5 risiko kecil juga harus disampaikan 3. Keuntungan Dokter juga harus menjelaskan keuntungan dari tindakan medis yang dilakukan secara wajar agar tidak berharap berlebihan untuk pemulihan kondisi pasien. 4. Pilihan lain Dokter harus menghormati kemandirian pasien sehingga mewajibkan dokter untuk menawarkan adanya alternatif untuk tindakan medis yang akan dilakukan. Pilihan alternatif adalah pilihan sekunder yang nilainya lebih rendah daripada pilihan pertama. 75 Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai informasi ini adalah sebagai berikut : 1. Informasi harus diberikan, baik diminta maupun tidak 2. Informasi tidak boleh memakai istilah kedokteran karena tidak dimengerti oleh orang awam 75 Ibid., hlm..68-71 Universitas Sumatera Utara 3. Informasi harus diberikan sesuai dengan tingkat pendidikan, kondisi dan situasi pasien 4. Informasi harus diberikan secara lengkap dan jujur, kecuali bila dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan atau kesehatan pasien atau pasien menolak diberi informasi 5. Dalam hal demikian maka informasi tersebut dapat diberikan kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang perawatparamedis lainnya sebagai saksi dan dengan seizin pasien 6. Untuk tindakan bedah operasi atau tindakan invasif yang lain informasi harus diberikan oleh dokter yang akan melakukan operasi. Apabila dokter yang bersangkutan tidak ada, maka informasi harus diberikan oleh dokter yang lain dengan sepengetahuan dokter yang bertanggung jawab 7. Untuk tindakan yang bukan bedah dan tindakan invasif lainnya, informsai dapat diberikan oleh dokter lain atau perawat dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab 76 Pada dasarnya yang menyampaikan informasi kepada pasien adalah dokter yang menangai pasien, mengingat dokter itu jugalah yang mengetahui keadaan penyakit pasien serta tindakan-tindakan penyembuhan yang kan diterapkan. Dengan penyampaian informasi itu secara langsung maka dokter pun dapat juga 76 Pitono soeparto., Op. Cit.,hlm..166-167 Universitas Sumatera Utara langsung mendengarkan keluhan-keluhan pendapat maupun keterangan dari pasien yang ditangani. 77 Namun dalam keadaan tertentu, tugas menyampaikan informasi itu dapat disampaikan oleh dokter lain dengan sepengetahuan dokter yang bertanggung jawab. Pendelegasian itu terbatas pada tindakan medis yang bukan bedah invasif. 78 Mengenai yang berhak memberikan persetujuan secara yuridis adalah pasien sendiri, kecuali bila ia tidak cakap hukum dalam keadaan tertentu. Dalam hal pasien gawat darurat atau tidak sadar, dokter atas dasar penyelamatan jiwa tanpa perlu informed consent. Leenen mengemukakan suatu konstruksi hukum yang disebut “fiksi hukum” dimana seorang dalam keadaan tidak sadar akan menyetujui apa yang pada umumnya disetujui oleh para pasien yang berada dalam situasi dan kondisi yang sama. Van der Mijn berpendapat bahwa tindakan medik pada pasien tidak sadar bisa dikaitkan dengan pasal 1354 KUHPerdata, yaitu “zaakwarneming” atau perwakilan sukarela. 79 Sementara Ameln menamakan ini sebagai presume consent yang pada hakekatnya adalah suatu implied consent untuk keadaan gawat darurat. 80 77 Ibid.,hlm. 74 78 Ibid.,tentang pendelegasian ini juga disebutkan dalam Pedoman Persetujuan Medik, angka romawi II nomor 5 79 Ibid.,hlm.59-60 80 Chrisdiono M.Achadiat, Pernik-pernik Hukum Kedokteran Melindungi Pasiend an Dokter, Widya Medika, Jakarta, 1996, hlm.41 Universitas Sumatera Utara Pada keadaan darurat, masalah izin pasien bukanlah hal yang utama; malahan sekiranya terjadi cedera lebih berat atau kematian akibat penundaan tindakan karena menunggu izin pasien keluarga, dokter dapat dituntut sebagai tindak kelalaian. 81 Dalam pembicaraan ini ukuran atau kriteria keadaan yang dapat digolongkan sebagai gawat darurat yang secara umum doktrin nya diakui dalam dunia kedokteran meliputi 4 empat hal, yaitu : 1 syok shock; 2 pendarahan hemorrhage; 3 patah tulang fractures; dan 4 kesakitan pain. 82 Ada 3 tiga hal dimana persetujuan tidak diperlukan menurut Permenkes Pertindik : 1. Dalam hal pasien tidak sadarpingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medis berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang memerlukan tindakan medis segera untuk kepentingannya, tidak diperlukan persetujuan dari siapapun pasal 11 2. Perluasan operasi yang tidak diduga sebelumnya, dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien, tanpa diminta persetujuan lebih dahulu. Informasi dapat diberikan setelah perluasan operasi selesai dilakukan pasal 7 81 Chrisdiono M. Achadiat, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan Zaman, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2004, hlm.95 82 Guwandi, Malpraktik Medik dalam Chrisdiono M.Achadiat, Pernik-pernik Hukum Kedokteran Melindungi Pasiend an Dokter, Widya Medika, Jakarta, 1996, hlm.41 Universitas Sumatera Utara 3. Dalam hal tindakan medis yang harus dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah di mana tindakan medis tersebut untuk kepentingan masyarakat banyak, maka persetujuan medis tidak diperlukan pasal 14 Cara pasien menyatakan persetujuan dapat secara tertulis expressed maupun lisan. Persetujuan secara tertulis mutlak diperlukan pada tindakan medis yang mengandung risiko tinggi, sedangkan persetujuan secara lisan diperlukan pada tindakan medis yang tidak mengandung risiko tinggi. 83 Persetujuan tertulis itu dalam bentuk formulir-formulir persetujuan bedah, operasi dan lain-lain yang harus diisi umumnya dengan tulisan tangan. Dan dari sudut hukum positif formulir ini sangat penting sevagi bukti tertulis yang dapat dikemukakan oleh para pihak kepada hakim bila terjadi kasus malpraktek. Oleh karena itu pengisian data pada formulir itu haruslah tepat dan benar sehingga tidak akan menimbulkan masalah di kemudian hari bagi para pihak. 84 Untuk tindakan medis yang tidak invasif dan tidak mengandung risiko tinggi dapat dilakukan persetujuan secara lisan dengan dasar kepraktisan. Meskipun persetujuan lisan itu diperbolehkan namun dokter harus tetap membiasakan diri mencacat persetujuan lisan pasien itu pada rekam medis kesehatan, karena segala kegiatan yang dilakukan oleh dokter harus dicacat dalam 83 Berdasarkan Pedoman Persetujuan Medik tahun 1999 84 Husein Kerbala., Op. Cit.,hlm..77 Universitas Sumatera Utara rekam medis termasuk persetujuan pasien secara lisan. 85 Persetujuan secara lisan ini merupakan dasar persetujuan secara tertulis, yaitu sebagai penegas dan untuk memudahkan pembuktian kelak bahwa pasien telah memberi persetujuan. 86 Berdasarkan Pedoman Persetujuan Medik, pelaksanaan informed consent dianggap benar jika memenuhi ketentuan : 1. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan untuk tindakan medis yang dinyatakan secara spesifik 2. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan tanpa paksaan voluntary 3. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh seseorang pasien yang sehat mental dan yang memang berhak memberikannya dari segi hukum 4. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan setelah diberikan cukup adekuat informasi dan penjelasan yang diperlukan Format isian Persetujuan Tindakan Medis informed consent atau penolakan tindakan medis harus memenuhi hal-hal sebagai berikut : 1. Diketahui dan ditandatangani oleh kedua orang saksi. Perawat bertindak sebagai salah satu saksi 2. Materai tidak diperlukan 3. Formulir asli harus disimpan dalam berkas rekam medis pasien 85 Ibid., hlm..78 86 Chrisdiono M. Achadiat., Loc. Cit.,hlm. 95 Universitas Sumatera Utara 4. Formulir harus sudah diisi dan ditandatngani 24 jam sebelum tindakan medis dilakukan 5. Dokter harus ikut membubuhkan tanda tangan sebagai bukti bahwa telah diberikan informasi dan penjelasan secukupnya 6. Sebagai ganti tanda tangan, pasien atau kelurganya yang buta huruf harus membubuhkan cap jempol ibu jari tangan kanan Persetujuan tindakan medis tidak dapat membebaskan tenaga kesehatan dari tuntutan atau gugatan apabila melakukan kesalahan atau kelalaian karena persetujuan tindakan medis hanya memberikan wewenang kepada tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan medis terhadap dirinya atau keluarganya sesuai dengan standar pelayanan medis yang berlaku, bukan wewenang untuk melakukan kesalahan atau kelalaian medis. 87 Jadi, pada hakekatnya informed consent adalah untuk melindungi pasien dari segala kemungkinan tindak medik yang tak disetujui atau diizinkan oleh pasien tersebut; sekaligus melindungi dokter secara hukum terhadap kemungkinan akibat yang tak terduga dan bersifat negatif. 88

C. Standar Profesi Medis