dengan baik mampu. Penugasan ini harus dilakukan dengan tertulis, termasuk instruksi yang jelas tentang bagaimana melaksanakannya serta
segala kemungkinan terjadinya komplikasi 3.
Perawatan medis tindakan perawatan dan pengawasannya harus diberikan tergantung keadaan yang terjadi yaitu apakah dokter harus
hadir pada saat itu ataukah baru kemudian hadir pada waktu diperlukan dengan segera
4. Pasien yang menjalani tindakan medis tersebut mempunyai hak untuk
menerima atau menolak
116
Veronica Komalawati berpendapat bahwa dokter harus tetap mengawasi pelaksanaan tindakan medis yang ia instruksikan dan mengontrol tindakan
perawatan yan dilakukan oleh asistennya itu. Perlu juga diperhatikan di sini bahwa suatu tindakan medis dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada diri
pasien, sehingga dokter harus tetap siap melakukan tindakan medis yang diperluka dalam usaha menolong atau menyelamatkan pasiennya.
117
B. Tanggung jawab Rumah Sakit terhadap Tindakan Medis yang dilakukan
oleh Calon Tenaga Kesehatan pada Pasien
Menurut Fred Ameln rumah sakit merupakan suatu usaha yang pada pokoknya dapat dikelompokkan menjadi :
1. Pelayanan medis dalam arti luas yang menyangkut kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif
116
Ibid., hlm.107-108
117
Ibid., hlm. 108
Universitas Sumatera Utara
2. Pendidikan dan pelatihan tenaga medispara medis
3. Penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran
118
Rumah sakit merupakan organ yang mempunyai kemandirian untuk melakukan perbuatan hukum rechtshandeling. Rumah sakit bukan manusia
dalam arti “persoon” yang dapat berbuat dalam lalu lintas hukum dalam masyarakat sebagai manusia natuurlijk persoon, namun rumah sakit diberi
kedudukan menurut hukum sebagai “persoon” dan karenanya rumah sakit merupakan “rechtspersoon”. Hukum yang telah menjadikan rumah sakit sebagai
“rechtspersoon” dan oleh karean itu dibebani dengan hak dan kewajiban menurut hukum atas tindakan yang dilakukannya. Di dalm kemandiriannya untuk berbuat
sesuatu menurut hukum sebagai subjek hukum melibatkan orang-orang penyandang profesi kesehatan atau tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan itu
melakukan pekerjaannya di rumah sakit dan menjalankan tugasnya sesuai dengan keahlian bidang ilmunya serta diikat oleh etik profesinya masing-masing, bekerja
berdasarkan persetujuan utnuk melakukan pekerjaan dengan rumah sakitb berdasarkan “arbeitsovereenkomst”. Secara umum persetujuan untuk melakukan
pekerjaan ini diatur dalam Pasal 1601 KUHPerdata berdasarkan syarat-syarat tertentu dangan menerima upah. Syarat-sayarat tersebut dapat dituangkan dalam
tugas kerja job description yang dibuat oleh rumah sakit sebagai badan hukum
118
Danny Wiradharma.,Op. Cit.,hlm.111
Universitas Sumatera Utara
selaku pihak yang memberi pekerjaan werk gever dan tenaga kesehatan terlibat sebagai penerima pekerjaan werknemer.
119
Sebagai badan hukum rumah sakit adalah sebagai penyandang hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban rumah sakit menurut Surat Edaran Dirjen yanmed
No. YM.02.04.3.5.2504 tahun 1997 adalah sebagai berikut: Hak rumah sakit :
1. Rumah sakit berhak membuat peraturan-peraturan yang berlaku di
rumah sakitnya sesuai dengan kondisi keadaan yang ada di rumah sakit tersebut Kep.Men.Kes RI No. 772MENKESSKVI2002 tentang
Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit hospital by laws. 2.
Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus menaati segala peraturan rumah sakit.
3. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus menaati segala
instruksi yang diberikan dokter kepadanya. 4.
Rumah sakit berhak memilih tenaga dokter yang akan bekerja di rumah sakit melalui panitia kredensial.
5. Rumah sakit berhak menuntut pihak-pihak yang telah melakukan
wanprestasi termasuk pasien. Pihak ketiga dll 6.
Rumah sakit berhak mendapat perlindungan hukum. Kewajiabn rumah sakit :
119
Hermien Hadiati Koeswadji.,Op.Cit.,hlm 107
Universitas Sumatera Utara
1. Rumah sakit wajib mematuhi peraturan perundang-undangan baik yang
dikeluarkan oleh Pemerintah maupun lembaga legislatif. 2.
Rumah sakit wajib memberikan pelayanan kepada pasien tanpa membedakan suku, ras, agama, seks, dan status sosial pasien.
3. Rumah sakit wajib merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak
membedakan kelas perawatan duty of care. 4.
Rumah sakit wajib menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan kelas perawatan quality of care.
5. Rumah sakit wajib memberikan pertolongan pengobatan di unit gawat
darurat tanpa meminta jaminan materi terlebih dahulu. 6.
Rumah sakit wajib menyediakan sarana fasilitas dan peralatan utulitas umum yang dibutuhkan.
7. Rumah sakit wajib menyediakn sarana dan peralatan medis medical
equipment sesuai dengan standar yang berlaku. 8.
Rumah sakit wajib menjaga agar semua sarana dan peralatan senantiasa dalam keadaan siap pakai ready for use.
9. Rumah sakit wajib merujuk pasien kepada rumah sakit lain apabila tidak
memilki sarana, prasarana, peralatan dan tenaga yang diperlukan. 10.
Rumah sakit wajib mengusahakan adanya sistem, sarana dan prasarana pencegahan kecelakaan dan penaggulangan bencana.
11. Rumah sakit wajib melindungi dokter dan memberikan bantuan
administrasi dan hukum bilamana dalm melaksanakan tugas dokter
Universitas Sumatera Utara
tersebut mendapat perlakukan tidak wajar atau tuntutan hukum dari pasien atau keluarganya.
12. Rumah sakit wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan para dokter
yang bekerja di rumah sakit tersebut. 13.
Rumah sakit wajib membuat standar dan prosedur tetap baik untuk pelayannan medis, penunjang medis, nonmedis.
14. Khusus untuk rumah sakit pendidikan, rumah sakit wajin memberikan
informasi bahwa pasien termasuk dalam prosespelaksanaan pendidikan dokterdokter spesialis.
Selain itu rumah sakit juga mempunyai kewajiban khusus terhadap pasien, yaitu :
1. Rumah sakit harus mengindahkan hak-hak asasi pasien.
Hak-hak asasi pasien adalah hak-hak yang sangat fundamental yang dimiliki oleh pasien sebagai seorang makhluk Tuhan, terutama 2 hak dasar, yaitu :
a. Hak untuk mendapatkan pelayann kesehatan dan asuhan
keperawatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi kedokteran dan standar profesi keperawatan.
b. Hak untuk menentukan nasib sendiri
Dari 2 hak dasar itu dapat diturunkan hak-hak pasien lainnya seperti hak untuk memperoleh informasi mengenai kesehatanpenyakitnya, hak untuk ,e,ilih rumah
sakit, hak untuk meminta pendapat dokter lain, hak atas privacy dan hak atas kerahasiaan pribadinya, hak untuk menyetujui atau menolak tindakan ataupum
pengobatan yang akan dilakukan oleh dokter dan lain-lain kecuali yang dianggap
Universitas Sumatera Utara
bertentangan dengan undang-undang, berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila seperti tindakan “eutanasia” aborsin tanpa indikasi medis dan
lain sebagainya tidak dapat dibenarkan. 2.
Rumah sakit harus memberikan penjelasan menganai apa yang diderita pasien dan tindakan apa saja yang hendak dilakukan
3. Rumah sakit harus meminta persetujuan pasien informed pasien sebelum
melakukan tindakan medis tertentu.
120
Kewajiban lain rumah sakit yaitu terhadap Pimpinan staf dan Karyawan juga menjadi hal yang penting, yaitu :
1. Rumah sakit wajib manjamin agar pimpinan , staf dan karyawannya
senantiasa mematuhi etik profesi masing-masing. Tugas penting rumah sakit adalah membina iklim manajerial yang kondusif bagi pendidikan
dan pelatihan kepribadian karyawan. 2.
Rumah sakit mengadakan seleksi tenaga staf dokter, perawat dan tenaga lainnya berdasarkan nilai, norma, dan standar ketenagaan.
3. Rumah sakit menjamin agar koordinasi serta hubungan yang baik antara
seluruh tenaga di rumah sakit dapat terpelihara. 4.
Rumah skait memberi kesempatan kepada seluruh tenaga ruamh sakit untuk meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan serta
keterampilannya.
120
Pitono Soeparto.,Op. Cit.,hlm 39
Universitas Sumatera Utara
5. Rumah sakit mengawasi agar penyelenggaraan pelayanan dilakukan
berdasarkan standar profesi yang berlaku.
121
Dokter yang berpraktek di rumah sakit bisa merupakan karyawan dokter purna waktu atau sebagai dokter tamu. Kadang kala pasien sulit mengetahui
status dokter yang merawatnya. Ada pendapat yang menyatakan bahwa rumah sakit sebagi lembaga badan hukum yang memberikan pelayanan perawatan dan
pengobatan, bertanggung jawab atas segala peristiwa yang terjadi di dalamnya. Atas dasar itu muncul doktrin vicarios liability, dimana secara resmi terhadap
pasien yang dirawat rumah sakit bertanggung jawab atas pengendalian mutu secara keseluruhan dari pelayanan yang diberikan.
Dalam doktrin respondeat superior terkandung makna, bahwa seorang majikan adalah orang yang berhak untuk memberikan instruksi dan mengontrol
tindakan bawahan nya, baik atas hasil yang dicapai maupun tentang cara yang digunakan. Di samping itu dengan perkembangan hukum kesehatan dan
kecanggihan teknologi kedokteran, rumah sakitpun tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab pekerjaan yang dilakukan oleh pegawainya termasuk apa
yang dibuat oleh para medis.
122
Secara teoritis rumah sakit terikat pada doktri respondeat superior, namun doktrin ini tidak dapat diterapkan begitu saja, karena untuk penerapannya haru
terlebih dahulu dipenuhi syarat-syarat tertentu, seperti harus adanya hubungan kerja antara atasan dengan bawahan dan sikap tindak bawahan harus pula dalam
121
Ibid., hlm. 40
122
Bhader Johan Nasution., Op.Cit.,hlm. 72
Universitas Sumatera Utara
ruang lingkup pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Hubungan kerja dianggap ada apabila atasan mempunyai hak secara langsung mengawasi dan
mengendalikan aktivitas bawahannya dalam melakukan tugas-tugasnya. Dalam hal ini pekerjaan yang dilakukan harus merupakan suatu wujud perintah yang
diberikan oleh atasan.
123
Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa Buku Pedoman Tahap Profesi Dokter adalah buku yang dibuat setelah ada nya hubungan kerjasama
antara sebuah Rumah Sakit Pendidikan dengan FK Universitas dimanadi dalamnya disebutkan bahwa seorang Dokter Muda juga harus menaati peraturan
yang dibuat oleh pihak rumah sakit. Memang Dokter Muda tidak secara langsung membuat kerja sama dengan rumah sakit, tetapi ketika pihak rumah sakit
menunjuk dokter rumah sakit tersebut untuk menjadi dokter pembimbing bagi Dokter Muda, maka secara tidak langsung rumah sakit pun mengemban tanggung
jawab atas Dokter Muda itu. Dalam hubungan antara rumah sakit dan pasien, rumah sakit menawarkan
upaya pelayanan kesehatan dengan menyediakan sarana, prasarana dan sumber daya kesehatan sedangkan bagi seorang yang memerlukan pengobatan dapat
memperolehnya di rumah sakit. Rumah sakit memikul beban tanggung gugat apabila pelayanan kesehatan yang diberikan tidak memenuhi standar pelayanan di
rumah sakit dan standar profesi tenaga kesehatan. Dengan demikian kewajiban memenuhi standar profesi tidak semata menjadi tugas tenaga kesehatan pemberi
123
Ibid
Universitas Sumatera Utara
layanan kesehatan yang secara langsung berinteraksi dan berperan dalam penyembuhan pasien, tetapi juga menjadi tugas rumah sakit untuk menjamin
dilaksanakannya standar tersebut oleh tenaga kesehatan yang bekerja di dalamnya. Standar pelayanan rumah sakit, berkait dengan kemampuan rumah sakit
memberikan layanan kesehatan sesuai dengan kulaifikasinya. Konsekeansinya terhadap penyakit pasien dengan penderitaan yang termasuk dalam kompetensi
kualifikasinya, wajib bagi rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sesuai dengan hak paisen.
124
Jadi keberadaan Dokter Muda Dokter Muda di rumah sakit pun menjadi tanggung jawab rumah sakit dalam hal menyediakan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standar pelayanan kesehatan.
124
Sri., Op.Cit.,hlm. 12-13
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian materi dan pembahasan masalah yang sudah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan :
1. Dokter muda dokter koas adalah calon dokter profesional atau calon
tenaga kesehatan profesional yang sedang dididik untuk menjdai seorang dokter profesional yang selama waktu pelatihan di rumah sakit
mereka diperbantukan menjadi asisten dokter, harus memegang teguh pedoman tahap profesi dokter yang menjadi koridor tindakan mereka
selama pelatihan. Sebagai dokter muda mereka diberikan kewenangan untuk melakukan tindakan medis layaknya dokter namun dengan
pengawasan dan kontrol dari dokter pembimbing. Dokter muda bertindak atas perintah dan sepengetahuan dokter pembimbing, karena
secara perdata dokter muda berposisi sebagai bawahan dokter pembimbing. Sehingga menurut pasal 1367 KUHPerdata, jika terjadi
wanprestasi ataupun onrechtsmatigdaad dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter muda maka yang bertanggung jawab untuk
itu adalah dokter pembimbing selama dapat dibuktikan bahwa dokter muda melakukan segala tindakan medis dalam pengawasan, atas
perintah dan sepengetahuan dari dokter pembimbing.
Universitas Sumatera Utara
2. Rumah sakit dengan salah satu fungsi nya sebagai tempat pelatihan
tenaga medisparamedis bertanggung jawab atas keseluruhan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit yang tetap harus melayani hak-hak
pasien secara maksimal. Keberadaan dokter muda di rumah sakit tidak menjadi alasan menurunnya kualitas pelayanan kesehatan. Keberadaan
dokter muda di rumah sakit adalah buah kerja sama antara rumah sakit dengan FK Universitas tempat dokter muda menjalani perkualiahan.
Karena dalam buku pedoman tahap profesi dokter juga menentapkan bahwa dokter muda juga harus tunduk pada aturan rumah sakit, maka
sekalipun hubungan hukum antara rumah sakit dengan dokter muda bukan hubungan yang berdasarkan hubungan kerja yang mendapat upah
layaknya dokter profesional, hubungan hukum karena kerja sama dengan universitas juga mengakibatkan rumah sakit bertanggung jawab
secara koorporasi terhadap tindakan medis yang dilakukan oleh dokter muda. Dokter pembimbing bagi dokter muda, yang melakukan praktek
di rumah sakit pun turut bertanggung jawab atas tindakan medis yang dilakukan oleh dokter muda. Semua nya demi terjaganya hak-hak
pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik.
B. Saran