100
c. penetapan  dasar  yang  akan  digunakan  untuk  mengidentifikasi  pengukuran
pengendalian yang memadai. Tahap pendefinisian kebutuhan tersebut diatas harus menghasilkan suatu dokumen
yang berisi secara rinci gambaran mengenai harapan Bank terhadap jasa yang akan dikerjakan  oleh  penyedia  jasa.  Isi  dari  dokumen  tersebut  mencakup  beberapa
komponen berikut ini: a.
cakupan  dan  karakteristik  dari  layanan,  teknologi  yang  digunakan  dan dukungan kepada nasabah;
b. standar  dan  tingkat  layanan  meliputi  ketersediaan  dan  kinerja,  change
management, kualitas layanan, keamanan, kelangsungan usaha; c.
karakteristik  minimal  yang  harus  dipenuhi  oleh  penyedia  jasa  yang  akan digunakan seperti pengalaman, arsitektur teknologi dan sistem,  process control,
kondisi keuangan, referensi mengenai reputasi; d.
pemantauan  dan  pelaporan  meliputi  kriteria  yang  akan  digunakan  dalam pemantauan dan pelaporan baik untuk Bank maupun untuk pihak ketiga;
e. persyaratan  yang  harus  dipenuhi  baik  dari  sisi  sistem,  data  maupun  training
personil  saat  transisi  atau  migrasi  ke  sistem  yang  disediakan  pihak  penyedia jasa;
f. jangka waktu kontrak, penghentian dan isi minimal dari kontrak;
g. perlindungan  kontrak  terhadap  kewajiban  seperti  pembatasan  kewajiban  dan
ganti rugi serta asuransi. Apabila  penyelenggaraan  kegiatan  atau  fungsi  yang  didefinisikan  tersebut
dipertimbangkan  untuk  dilakukan  oleh  pihak  terkait  Bank  maka  manajemen  Bank harus memastikan bahwa persiapan yang dilakukan tidak akan berbeda dari apabila
akan dilakukan oleh pihak tidak terkait dengan Bank.
10.3.2.2. Permintaan Proposal dari Penyedia Jasa
Proses  pemilihan  penyedia  jasa  dimulai  dengan  permintaan  proposal  dari penyedia  jasa.  Proposal  yang  diajukan  harus  menjelaskan  secara  rinci  kebutuhan
Bank  seperti  cakupan  dan  jenis  pekerjaan  yang  akan  dilakukan,  ekspektasi  level jasa  produksi,  jangka  waktu  penyelesaian,  pengukuran  pekerjaan  dan
pengendaliannya, pengamanan dan kelangsungan bisnis. Pada
saat Bank
mengevaluasi proposal,
terdapat kemungkinan
ditemukannya  ketidaksesuaian  dengan  permintaan  Bank.  Oleh  karena  itu  Bank harus  mengevaluasi  perbedaan  tersebut  dan  dampaknya  terhadap  sasaran  dan  jasa
yang  diharapkan  Bank.  Diantaranya,  Bank  harus  dapat  mengkaji  kebijakan  pihak penyedia  jasa  yang  terkait  dengan  kepentingan  audit  penyelenggaraan  TI  Bank
karena akses auditor intern, ekstern maupun Bank Indonesia tidak boleh dikurangi. Dengan  demikian  data  dan  informasi  yang  diperlukan  dari  penyelenggaraan  TI
tetap  dapat  diperoleh  secara  tepat  waktu  setiap  kali  dibutuhkan  meskipun  TI  yang
101
digunakan  Bank  tidak  diselenggarakan  sendiri  oleh  Bank.  Untuk  itu  surat pernyataan harus termasuk dalam proposal yang disampaikan oleh pihak penyedia
jasa.  Selanjutnya  apabila  proposal  tersebut  telah  memenuhi  kebutuhan  atau  sesuai definisi  kebutuhan  yang  telah  dibuat  Bank  maka  Bank  melakukan  negosiasi
penyelesaian dengan penyedia jasa sebelum pembuatan kontrak.
10.3.2.3. Due Diligence Penyedia Jasa
Due diligence perlu dilakukan untuk menilai kondisi keuangan, reputasi, kemampuan teknis,  kemampuan  operasional,  strategi  pengembangan  di  masa  mendatang,
kemampuan  untuk  mengikuti  inovasi  di  pasar  dan  mempunyai  reputasi  yang  baik dalam  industri  perbankan.  Dengan  demikian  Bank  mendapatkan  keyakinan  bahwa
penyedia  jasa  mampu  memenuhi  kebutuhan  Bank.  Pada  saat  due  diligence,  Bank harus  melakukan  evaluasi  dan  menilai  informasi-informasi  yang  terkait  dengan
penyedia jasa yaitu antara lain meliputi: a.
eksistensi dan sejarah perusahaan; b.
kualifikasi, latar belakang dan reputasi pemilik perusahaan; c.
perusahaan  lain  yang  menggunakan  jasa  yang  sama  dari  penyedia  jasa  sebagai referensi;
d. kondisi keuangan termasuk review atas laporan keuangan audited;
e. kemampuan dan efektivitas pemberian jasa, termasuk dukungan purna jual;
f. teknologi dan arsitektur sistem;
g. lingkungan pengendalian intern, sejarah pengamanan dan cakupan audit;
h. kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan yang berlaku;
i. kepercayaan dan keberhasilan dalam berhubungan dengan sub kontraktor;
j. jaminan asuransi;
k. kemampuan untuk menyediakan disaster recovery dan business continuity;
l. penerapan manajemen risiko;
m. laporan hasil pemeriksaan pihak independen.
Due  diligence  yang  dilakukan  Bank  selama  proses  pemilihan  wajib didokumentasikan  dengan  baik  dan  dilakukan  kembali  secara  berkala  sebagai
bagian dari proses pemantauan dan kontrol. Dalam melakukan due diligence  secara berkala ini sebaiknya Bank memperhatikan perubahan atau perkembangan yang ada
selama kurun  waktu sejak due  diligence terakhir   dengan  menggunakan  informasi terkini.
10.3.2.4. Penentuan