BANK INDONESIA
Penjelasan atas Laporan Keuangan Per 31 Desember 2001
17
7. Tagihan kepada Pemerintah dalam Rupiah
Tagihan kepada Pemerintah dalam Rupiah sebesar Rp315.897.657 juta terdiri atas Surat Utang Pemerintah SUP dan Tagihan kepada Pemerintah dalam Rupiah Lainnya dengan rincian
sebagai berikut:
a. Surat Utang Pemerintah
Pada tanggal 31 Desember 2001 dan 31 Desember 2000, nilai SUP adalah sebesar Rp267.741.343 juta dan Rp237.983.198 juta.
31 Desember 2001 31 Desember 2000
Rp juta Rp juta
Nilai nominal 219.165.594
219.165.594 Penyesuaian atas indeks harga konsumen
48.575.749 18.817.604
Nilai setelah penyesuaian 267.741.343
237.983.198 Nilai nominal SUP per 31 Desember 2001:
Nilai Nominal Nomor Surat Utang
31 Desember 2001 31 Desember 2000
Rp juta Rp juta
SU-001MK1998 80.000.000
80.000.000 SU-002MK1998
20.000.000 20.000.000
SU-003MK1999 64.536.094
64.536.094 SU-004MK1999
53.779.500 53.779.500
SU-005MK1999 850.000
850.000 219.165.594
219.165.594 1 Surat-surat Utang Pemerintah No.001 s.d. 004
a Dikenakan tingkat bunga sebesar 3 setahun atas pokok surat utang yang telah disesuaikan dengan perubahan dalam Indeks Harga Konsumen IHK setiap
tahun anggaran. Keempat SUP tersebut memiliki masa berlaku 20 tahun terhitung sejak tanggal penerbitan.
b Pokok SUP akan dibayar setelah tenggang waktu 5 tahun dalam 30 kali cicilan tengah tahunan dimulai sejak 1 April 2003 untuk SUP No. 001, 1 Oktober 2003
untuk SUP No. 002, 1 Februari 2004 untuk SUP No. 003 dan 1 Juni 2004 untuk SUP No. 004. Setiap cicilan akan disesuaikan dengan perubahan dalam
IHK. Pemerintah memiliki hak untuk melakukan pembayaran di muka atas sebagian atau seluruh pokok sura t utang dengan satu bulan pemberitahuan di
muka. Indeksasi dihitung sejak 1 Februari 1999 dan dihitung setiap enam bulanan sebagai berikut:
• Indeksasi SUP No. SU-001MK1998 dan No. SU-002MK1998 dihitung
setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. •
Indeksasi SUP No. SU-003MK1999 dihitung setiap tanggal 1 Februari dan 1 Agustus.
• Indeksasi SUP No. SU-004MK1999 dihitung setiap tanggal 1 Juni dan 1
Desember.
BANK INDONESIA
Penjelasan atas Laporan Keuangan Per 31 Desember 2001
18 Perhitungan ini dilakukan secara estimasi oleh Bank Indonesia dan sedang
menunggu persetujuan dari Pemerintah.
c SUP No. SU-001MK1998 dan No. SU-003MK1999 dengan nilai nominal
Rp144,5 triliun yaitu masing-masing Rp80 triliun dan Rp64,5 triliun diterbitkan pada tanggal 25 September 1998 dan 8 Februari 1999 dalam rangka
pengalihan tagihan-tagihan ke bank-bank umum dari Bank Indonesia kepada Pemerintah. Tagihan-tagihan tersebut terdiri dari dana talangan Bank Indonesia
dan saldo debet sehubungan dengan likuidasi 16 bank pada bulan November 1997 dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BLBI yang diberikan
dalam rangka program penjaminan kewajiban bank umum, penjaminan kewajiban pembiayaan perdagangan trade finance, Fasilitas Diskonto,
Fasilitas Saldo Debet, dan Surat Berharga Pasar Uang Khusus SBPUK. Dalam rangka penyelesaian masalah BLBI sebesar Rp144,5 triliun tersebut di
atas, maka dalam Rapat Kerja antara Komisi IX DPR – RI dengan Bank Indonesia dan Pemerintah pada tanggal 10 Oktober 2000, antara lain
disimpulkan bahwa: 1 Pemerintah dan Bank Indonesia masih belum sepakat khususnya dalam hal
jumlah BLBI yang menjadi beban Pemerintah; kriteria kelayakan BLBI serta cakupan waktu BLBI;
2 Pemerintah dan Bank Indonesia sepakat dalam beberapa hal antara lain akan menyelesaikan secara tuntas dalam waktu secepat-cepatnya, serta
pemahaman terhadap situasi krisis menyebabkan beberapa ketentuan terpaksa diberlakukan yang dalam keadaan normal tidak mungkin
dilaksanakan; dan 3 Komisi IX DPR – RI meminta kepada Pemerintah dan Bank Indonesia
agar dapat menyelesaikan secara tuntas masalah BLBI dalam waktu 30 hari terhitung sejak tanggal 10 Oktober 2000 dengan membentuk Tim
Kerja yang dikoordinasikan oleh Menko Perekonomian dengan anggota yang terdiri dari BPK, Kejaksaan Agung, Departemen Keuangan dan Bank
Indonesia. Dalam pembentukannya ternyata BPK-RI tidak berkenan untuk diikutsertakan
dalam tim kerja tersebut. Berdasarkan Surat Keputusan Menko Perekonomian No. KEP-13M.EKON112000 tanggal 8 November 2000 tentang Tim
Penyelesaian BLBI, susunan tim terdiri atas wakil-wakil dari Departemen Keuangan, Bank Indonesia, Kejaksaan Agung dan Badan Penyehatan
Perbankan Nasional BPPN dengan dikoordinasikan oleh Menko Perekonomian.
Tim Penyelesaian BLBI dimaksud melakukan beberapa kali pertemuan pada bulan November 2000. Dalam pertemuan tanggal 16 November 2000 diperoleh
rencana pokok-pokok kesepakatan. Pada pertemuan tanggal 17 November 2000 yang dihadiri oleh Menko Perekonomian, Deputi Gubernur Senior, Menteri
BANK INDONESIA
Penjelasan atas Laporan Keuangan Per 31 Desember 2001
19 Keuangan dan Ketua BPPN serta Jaksa Agung dihasilkan Pokok-Pokok
Kesepakatan Pemerintah dan Bank Indonesia mengenai penyelesaian BLBI yang ditandatangani oleh Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Isi Pokok-Pokok Kesepakatan tersebut antara lain:
1 Disepakati adanya pembagian beban keuangan burden sharing antara
Pemerintah dan Bank Indonesia. Dengan memperhitungkan kemampuan keuangan Bank Indonesia, maka yang menjadi beban Bank Indonesia
adalah sebesar Rp24,5 triliun. 2
Dalam kesepakatan tersebut, Pemerintah menegaskan tidak akan menarik kembali SUP yang telah diterbitkan dalam rangka pengalihan BLBI
kepada Bank Indonesia. Dengan kesepakatan ini perikatan-perikatan hukum yang ada tetap dapat berlangsung berkesinambungan tanpa
mengurangi kepastian hukum bagi upaya asset recovery di kemudian hari.
Pada tanggal 17 November 2000, hasil pokok kesepakatan tersebut dilaporkan oleh Tim Penyelesaian BLBI yang diketuai oleh Menko Perekonomian dalam
Rapat Konsultasi dengan Komisi IX DPR – RI. Sebagai pelaksanaan dari Pokok-Pokok Kesepakatan tersebut, Bank Indonesia
pada tanggal 5 Desember 2000 telah menerbitkan Surat Utang Bank Indonesia SUBI kepada Pemerintah sebesar Rp24,5 triliun dengan persyaratan sama
dengan salah satu dari kedua surat utang yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah tersebut di atas SU-003MK1999.
Sesuai dengan surat Bank Indonesia kepada Menteri Keuangan dan Menko
Perekonomian masing-masing tanggal 30 April 2001, Bank Indonesia menyatakan bahwa masalah BLBI telah selesai dengan ditandatanganinya
Pokok-Pokok Kesepakatan. Meskipun menurut Menteri Keuangan pokok-pokok kesepakatan tersebut harus
memperoleh pengesahan dari DPR-RI terlebih dahulu, Dana BLBI yang berhasil ditarik oleh Tim Likuidasi BDL yang merupakan bagian dari BLBI
sebesar Rp144,5 triliun yang sebelumnya ditempatkan di rekening khusus Bank Indonesia sebesar Rp1.703 miliar telah dialihkan ke rekening 502.000000
“Bendahara Umum Negara”. Hal tersebut didasarkan pada surat Menkeu kepada Gubernur Bank Indonesia No. S-562MK-012001 tanggal 31
Desember 2001 dan berkaitan dengan defisit APBN tahun anggaran 2001. Berdasarkan pertemuan antara Tim Review Internasional Independen, Bank
Indonesia dan Depkeu pada tanggal 5 April 2002 antara lain dikemukakan bahwa untuk menyelesaikan masalah BLBI, khususnya yang berjumlah
Rp144,5 triliun, Tim Internasional menyarankan pola “burden sharing” antara Bank Indonesia dan Pemerintah. Namun demikian sampai dengan tanggal 8
Mei 2002 hal ini masih dalam tahap pembahasan.
BANK INDONESIA
Penjelasan atas Laporan Keuangan Per 31 Desember 2001
20
d SUP No. SU-002MK1998 dengan nilai nominal Rp20 triliun diterbitkan pada
tanggal 23 Oktober 1998 dalam rangka pengalihan saldo debet salah satu bank Pemerintah sebesar Rp17.634.104 juta. Sedangkan sisanya digunakan
dalam rangka pelunasan deposito valuta asing yang menjadi kewajiban bank pemerintah tersebut.
e SUP No. SU-004MK1999
dengan nilai nominal Rp53,78 triliun diterbitkan pada tanggal 28 Mei 1999 untuk melunasi kewajiban-kewajiban bank-bank
BBKU, BBO dan BPR. Adapun rincian penggunaannya sesuai dengan Surat Menteri Keuangan No. SR-176MK.011999 adalah sebagai berikut:
§ BPPN untuk pembayaran dalam rangka penjaminan sesuai Keppres No. 26 Tahun 1998;
§ Bank Indonesia untuk pembayaran dalam rangka: -
Penjaminan sesuai Keppres No. 120 Tahun 1998 -
Penjaminan sesuai Keppres No. 193 Tahun 1998 -
Tambahan BLBI sesudah bulan Januari 1999 senilai Rp14,5 triliun -
Rediskonto post shipment, wesel ekspor, deposito BI dalam valuta asing, dan kewajiban dalam rangka GSM-102 dari bank BBO dan
BBKU
2 Surat Utang Pemerintah No. SU-005MK1999
Sehubungan dengan pengalihan Kredit Likuiditas Bank Indonesia KLBI kepada BUMN yang ditunjuk Pemerintah PT Bank Tabungan Negara, PT Bank Rakyat
Indonesia, dan PT Permodalan Nasional Madani, maka Pemerintah telah menerbitkan SUP No. SU-005MK1999 yang berkaitan dengan pembiayaan kredit
program sebesar Rp9.970.000 juta. Surat utang ini akan dibeli secara bertahap oleh Bank Indonesia saat dana
pelunasan KLBI yang jatuh tempo dalam periode tahun 2000 – 2001 diterima oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia akan mengkonfirmasikan setiap pelunasan KLBI
kepada Menteri Keuangan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2001, surat utang yang telah dibeli oleh Bank Indonesia adalah sebesar Rp850.000 juta.
Bunga yang timbul dari SUP No. 005 dihitung dari jumlah realisasi pokok pinjaman yang pembayarannya dilakukan setiap 6 enam bulan. Bunga tersebut dihitung
berdasarkan tingkat suku bunga SBI berjangka waktu 3 tiga bulan yang ditetapkan secara periodik. Surat utang ini berjangka waktu 10 sepuluh tahun dengan masa
tenggang 3 tiga tahun. Pokok pinjaman akan dibayarkan kembali dalam jangka waktu 7 tujuh tahun dengan angsuran pokok pinjaman dilakukan sebanyak 14
empat belas kali secara prorata, dibayarkan setiap 6 enam bulan pada tanggal 10 Desember dan 10 Januari setiap tahunnya. Sedangkan pembayaran angsuran atas
pokok pinjaman mulai dilakukan tanggal 10 Juni 2003.
BANK INDONESIA
Penjelasan atas Laporan Keuangan Per 31 Desember 2001
21
b. Tagihan kepada Pemerintah dalam Rupiah Lainnya