Tagihan kepada Pemerintah dalam Rupiah Lainnya

BANK INDONESIA Penjelasan atas Laporan Keuangan Per 31 Desember 2001 21

b. Tagihan kepada Pemerintah dalam Rupiah Lainnya

31 Desember 2001 31 Desember 2000 Rp Juta Rp juta Tagihan kepada BPPN Tambahan BLBI setelah 29 Januari 1999 9.125.397 9.125.397 Bunga Fasilitas Saldo Debet FSD 13.991.296 13.991.296 KLBI bank BBOBBKU yang jatuh tempo - - 23.116.693 23.116.693 Tambahan BLBI setelah 29 Januari 1999 yang berasal dari saldo debet giro bank BBOBBKU 5.324.396 5.324.406 Tagihan karena keanggotaan Pemerintah dalam lembaga internasional 2.826.956 2.900.321 Tagihan kepada Pemerintah sehubungan dengan uang muka untuk program Pemerintah yang dibiayai hutang luar negeri 1.017.502 1.393.446 Tagihan bunga kredit kepada pemerintah 15.833.992 8.175.110 Tagihan dalam rangka program pemerintah al. Bulog 547.313 Tagihan lainnya dalam Rupiah 36.766 36.548 48.156.305 41.493.837 Tagihan-tagihan ini merupakan tagihan yang terjadi sebelum berlakunya Undang- Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, umumnya dikenakan bunga 3 setahun, kecuali terdapat persetujuan tidak dikenakannya bunga. Bunga FSD sebesar Rp13.991.296 juta merupakan bunga atas Fasilitas Saldo Debet yang menurut Surat Menteri Keuangan No. SR-176MK.011999 masih perlu didiskusikan. Tambahan BLBI berupa tagihan kepada BPPN sebesar Rp9.125.397 juta dan tagihan karena saldo debet giro bank BBOBBKU sebesar Rp5.324.406 juta atau seluruhnya sebesar Rp14.447.718 juta merupakan tambahan BLBI sampai dengan tanggal 13 Maret 1999 yang telah dijaminkan dengan SUP No. SU-004MK1999, namun pengalihan secara cessie kepada Pemerintah atas tambahan BLBI tersebut belum dilaksanakan. Bank Indonesia dengan surat terakhir No. 33DGBKr tanggal 15 Februari 2001 menyatakan bahwa seluruh persyaratan pengalihan BLBI telah terpenuhi yaitu Bank Indonesia telah melakukan penagihan dan Departemen Keuangan telah menunjuk BPPN sebagai kuasa Pemerintah. Hal ini telah sesuai dengan isi Persetujuan Bersama tanggal 6 Februari 1999 pasal 2 ayat 3 yang menyatakan bahwa atas pengambilalihan hak tagih cessie akan dilakukan verifikasi yang disepakati kedua belah pihak. Demikian pula dengan akte cessie masing-masing bank yang menyatakan bahwa kegiatan verifikasi dimaksudkan dalam rangka kepastian hak tagih cessie disamping juga untuk kepastian hak jaminan, apabila ada. Menteri Keuangan dengan surat No. S-174MK.062001 tanggal 3 April 2001 menyatakan bahwa pengalihan secara cessie atas BLBI dimaksud sebesar Rp14,4 triliun oleh Bank Indonesia dapat dilaksanakan setelah dilakukan verifikasi atas jumlah BLBI dan hal-hal lain. Adapun mengenai kewajiban atas bunga Fasilitas Saldo Debet BANK INDONESIA Penjelasan atas Laporan Keuangan Per 31 Desember 2001 22 sebesar Rp13,9 triliun masih menunggu hasil verifikasi atas jumlah BLBI sebesar Rp14,4 triliun. Tagihan karena keanggotaan Pemerintah dalam lembaga internasional terdiri dari tagihan kepada Pemerintah karena keanggotaan pada International Monetary Fund IMF sebesar Rp2.764.861 juta, keanggotaan pada IBRD sebesar Rp58.536 juta dan keanggotaan lainnya sebesar Rp3.559 juta. Tagihan bunga kredit kepada Pemerintah terdiri dari tagihan bunga SUP sebesar Rp13.182.313 juta, tagihan bunga untuk subsidi impor kepada Bulog sebesar Rp428.902 juta dan tagihan dalam rangka subsidi suku bunga kredit program sebesar Rp2.213.554 juta. Tagihan dalam rangka program Pemerintah terdiri dari tagihan untuk subsidi impor gandum dan tagihan dalam rangka penjaminan Bank Perkreditan Rakyat.

8. Tagihan kepada Pemerintah dalam Valuta Asing