2.6 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan Sugiyono, 2005,
dengan demikian dalam rangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu Kemandirian Pribadi dan Motivasi Berwirausaha sebagai variabel
bebas dan Keberhasilan Usaha sebagai variabel terikat. Menurut Steinberg 2002:287, kemandirian pribadi adalah kemampuan
individu dalam bertingkah laku, merasakan sesuatu, dan mengambil keputusan berdasarkan kehendaknya sendiri. Mandiri merupakan salah satu ciri utama
kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang telah dewasa dan matang. Kemandirian terbagi menjadi tiga dimensi yaitu kemandirian emosi,
kemandirian tingkah laku, dan kemandirian nilai. Individu yang mandiri secara perilaku memiliki kemampuan untuk membuat suatu keputusan sendiri dan dapat
melaksanakan keputusannya tersebut. Individu yang mandiri juga memiliki seperangkat prinsip tentang benar dan salah serta penting dan tidak penting dalam
memandang sesuatu yang dilihat dari sisi nilai. Kemandirian pribadi adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru tanpa
harus bergantung kepada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan Ranto, 2007:24. Dengan adanya
kemandirian pribadi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha dikarenakan dengan kemandirian pribadi seseorang wirausaha dapat selalu memiliki ide untuk
usaha dan sesuatu yang kreatif dan inovatif untuk mencapai keberhasilan usaha.
Universitas Sumatera Utara
Venesaar 2006:104 mendefinisikan motivasi berwirausaha sebagai sesuatu yang melatarbelakangi atau mendorong seseorang melakukan aktivitas
dan memberi energi yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan dengan membuka suatu usaha
atau bisnis. Dengan kata lain bahwa dengan adanya motivasi berwirausaha adalah pendorong suatu usaha yang mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia
tergerak untuk melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut McClelland pada Ranto 2007:20
,
menyatakan bahwa motivasi yang tinggi adalah motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses dan
bertujuan untuk berhasil. Motivasi Berwirausaha adalah suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses
psikologis, baik yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik, yang dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang diinginkannya.
Menurut Ranto 2007:20 keberhasilan berwirausaha tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya,
karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk,
mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan, atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran
suatu usaha jika dimulai dari nol dan berjalan dengan baik maka nilainya jelas lebih berharga.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Suparman pada buku Riani 2006:14, wirausaha yang sukses memiliki: sikap mental positif, daya pikir kreatif, inovatif, motivasi yang tinggi
dan kemampuan mengambil resiko. Yang diharapkan dapat mempengaruhi keberhasilan usaha yang dijalankan dengan memiliki kemandirian serta motivasi
berwirausaha yang tinggi. Dengan adanya kemandirian pribadi dan motivasi berwirausaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha dikarenakan dengan
memulai suatu usaha diperlukan sikap mandiri dalam diri wirausaha dan motivasi untuk selalu mendorong wirausaha untuk mencapai keberhasilan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin seorang pengusaha memiliki kemandirian pribadi dan memiliki motivasi berwirausaha,
maka ia akan semakin berkualitas dalam menampilkan keberhasilan usaha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel tersebut
kemandirian pribadi dan motivasi berwirausaha memiliki pengaruh pada keberhasilan usaha.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang digunakan adalah:
Sumber: Steinberg 2002, Venesaar 2006, Ranto 2007
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.7 Hipotesis