dapat  mempengaruhi  kinerja  orang  lain,  memberikan  sinergi  yang  kuat demi tercapainya suatu tujuan.
d. Memiliki Kemampuan Manajerial
Kemampuan  manajerial  seseorang  dapat  dilihat  dari  tiga  kemampuan, yaitu:  kemampuan  teknik,  kemmapuan  pribadi,  dan  kemampuan
emosional.  Seorang  wirausaha  yang  cerdas  harus  mampu  menggunakan tenaga dan waktu orang lain untuk mencapai impiannya.
e. Memiliki Kemampuan Personal
Semua  orang  yang  berkeinginan  untuk  menjadi  seorang  wirausaha  harus memperkaya diri dengan berbagai keterampilan personal.
2.2.2 Dimensi Kemandirian Pribadi
Menurut  Steinberg  2002:289   kemandirian  pribadi   memiliki  tiga
dimensi,yaitu: a.
Kemandirian emosi emotional autonomy
Kemandirian  emosi  adalah  kemampuan  untuk  tidak  tergantung  terhadap dukungan  emosional  orang  lain  terutama  orang  tua.  Kemandirian
emosional  menunjuk  kepada  pengertian  yang  dikembangkan  mengenai individuasi  dan  melepaskan  diri  atas  ketergantungan  dalam  pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan  dasar.  Kemandirian  emosi  dapat  berkembang dengan  sangat  baik  dibawah  kondisi  yang  mendorong  kedekatan  emosi
dan  individuasi.  kemandirian  emosional  berkembang  lebih  dulu  sebagai dasar  perkembangan  kemandirian  karena  kemandirian  tingkah  laku  dan
kemandirian  nilai  mensyaratkan  kemandirian  emosional  yang  cukup.
Universitas Sumatera Utara
Dengan  demikian  kemandirian  emosional  adalah  seberapa  besar ketidakbergantungan  individu  terhadap  dukungan  emosional  orang  lain
yang dapat  berkembang dalam kondisi  yang mendorong kedekatan emosi
dan individuasi. b.
Kemandirian tingkah laku behavioral autonomy
kemandirian  tingkah  laku  adalah  merupakan  kapasitas  individu  dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Kemandirian tingkah laku
menunjuk  kepada  kemampuan  seseorang  melakukan  aktivitas,  sebagai manifestasi  dan  berfungsinya  kebebasan  dengan  jelas,  menyangkut
peraturan-peraturan  yang  wajar  mengenai  perilaku  dan  pengambilan keputusan dari seseorang.
Kemandirian  tingkah  laku  mencakup  kemampuan  untuk  meminta pendapat orang lain jika diperlukan, menimbang berbagai pilihan yang ada
dan pada akhirnya mampu mengambil  kesimpulan untuk  suatu keputusan yang  dapat  dipertanggungjawabkan,  tetapi  bukan  berarti  lepas  dari
pengaruh  orang  lain.  Ada  tiga  karakteristik  seseorang  yang  memiliki kemandirian  tingkah  laku,  yaitu  mampu  mengambil  keputusan,  tidak
terpengaruh  oleh  pihak  lain,  dan  memiliki  rasa  percaya  diri.    Dapat disimpulkan bahwa kemandirian tingkah laku adalah kemampuan individu
dalam  menentukan  pilihan  dan  mampu  mengambil  keputusan  untuk pengelolaan dirinya tanpa pengaruh pihak lain dengan rasa percaya diri.
Universitas Sumatera Utara
c. Kemandirian nilai values autonomy
kemandirian  nilai  adalah  kemampuan  individu  menolak  tekanan  untuk mengikuti  tuntutan  orang  lain  tentang  keyakinan  belief  dalam  bidang
nilai.  Kemandirian  nilai  menunjuk  kepada  suatu  pengertian  mengenai kemampuan  seseorang  untuk  mengambil  keputusan-keputusan  dan
menetapkan  pilihan  yang  lebih  berpegang  atas  dasar  prinsip-prinsip  dari orang  lain.  Dengan  kata  lain  bahwa  kemandirian  nilai  menggambarkan
kemampuan untuk mendukung atau menolak tekanan, permintaan maupun ajakan  orang  lain;  dalam  arti  memiliki  seperangkat  prinsip  tentang  benar
atau salah, tentang apa yang penting dan tidak penting. Perkembangan  kemandirian  nilai  mensyaratkan  perkembangan
kebebasan  emosi  dan  tingkah  laku  yang  memadai.  Dapat  dilihat  bahwa kemandirian  nilai  adalah  kemampuan  individu  untuk  menolak  tekanan
atau  tuntutan  orang  lain  yang  berkaitan  dengan  keyakinan  dalam  bidang nilai.  Dengan  demikian  individu  memiliki  seperangkat  prinsip  tentang
benar atau salah serta penting dan tidak penting dalam memandang sesuatu dilihat dari sisi nilai.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Motivasi Berwirausaha
Maslow  dalam  Sisilia,  2011:3  berpendapat  bahwa  hirarki  kebutuhan manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya. Motivasi
didasarkan  pada  dua  asumsi.  Pertama,  kebutuhan  seseorang  tergantung  dari  apa yang  telah  dipunyainya,  dan  kedua,  kebutuhan  merupakan  hirarki  dilihat  dari
pentingnya.  Menurutnya  ada  lima  kategori  kebutuhan  manusia,  yaitu: physiological  needs
kebutuhan  fisiologis,  safety  keamanan,  social  social, esteem
penghargaan, dan self-actualization perwujudan diri. Stevenson  dalam  Sisilia,  2011:3  mendefinisikan  motivasi  sebagai
insentif,  dorongan,  atau  stimulus  untuk  bertindak  dimana  motivai  adalah  semua hal  verbal,  fisik,  atau  psikologis  yang  membuat  seseorang  melakukan  sesuatu
sebagai respon. Venesaar  2006:104  mendefinisikan  motivasi  berwirausaha  sebagai
sesuatu  yang  melatarbelakangi  atau  mendorong  seseorang  melakukan  aktivitas dan  memberi  energi  yang  mengarah  pada  pencapaian  kebutuhan,  memberi
kepuasan  ataupun  mengurangi  ketidakseimbangan  dengan  membuka  suatu  usaha atau bisnis.
Sisilia  2011:3  mendefinisikan  motivasi  berwirausaha  sebagai  sesuatu yang  melatarbelakangi  atau  mendorong  seseorang  melakukan  aktivitas  dan
memberi  energi  yang  mengarah  pada  pencapaian  kebutuhan,  memberi  kepuasan ataupun  mengurangi  ketidakseimbangan  dengan  membuka  suatu  usaha  atau
bisnis.
Universitas Sumatera Utara
McClelland dalam Sisilia, 2011:4 menjelaskan bahwa seorang wirausaha melakukan  kegiatan  usaha  didorong  oleh  kebutuhan  untuk  berprestasi,
berhubungan  dengan  orang  lain  dan  untuk  mendapatkan  kekuasaan  baik  secara financial maupun secara social.  Wirausaha melakukan kegiatan usaha dimotivasi
oleh: 1.  Motif berprestasi need for achievement
Orang  melakukan  kegiatan  kewirausahaan  didorong  oleh  keinginan mendapatkan prestasi dan pengakuan dari keluarga maupun masyarakat.
2.  Motif berafiliasi need for affiliation Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain secara sosial kemasyarakatan. 3.  Motif kekuasaan need for power
Orang  yang  melakukan  kegiatan  kewirausahaan  didorong  oleh  keinginan mendapatkan  kekuasaan  atas  sumberdaya  yang  ada.  Peningkatan
kekayaan,  penguasaan  pasar  sering  menjadi  pendorong  utama  wirausaha melakukan kegiatan usaha.
Motivasi  merupakan  salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi  keberhasilan usaha  karena  motivasi  utama  seseorang  untuk  menjadi  seorang  entrepreneur  be
their  own  bosses Hutagalung  dkk,  2010.  Motivasi  merupakan  satu  penggerak
dari  dalam  hati  seseorang  untuk  melakukan  atau  mencapai  sesuatu  tujuan. Motivasi  juga  bisa  dikatakan  sebagai  rencana  atau  keinginan  untuk  menuju
kesuksesan dan menghindari kegagalan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut  Rasmulia  2014:225,  Manusia  hidup  harus  berusaha  dalam meraih  segala  impian  dan  harapannya.  Meskipun  ketika  sudah  berusaha  ada  dua
kemungkinan berhasil atau kemungkinan gagal. Kita harus siap mengantisipasinya sehingga  bisa  melakukan  tindakan  cepat  dan  tepat.  Kalau  berhasil  tidak
menimbulkan  kelabilan  jiwa,  sementara  kalau  gagal  agar  tidak  mengakibatkan keputusasaan  berwirausaha.  Dalam  memaksimalkan  potensi  dibutuhkan  motivasi
yang tinggi. Seberapa besar potensi  yang dimiliki seorang wirausaha kalau tidak memiliki motivasi, potensi yang tinggi itu tidak ada apa-apanya. Dengan motivasi
segala sesuatu  yang tidak  mungkin bisa menjadi mungkin. Karena motivasi bisa menggerakkan fisik yang lemah, motivasi bisa mengubah dari fasilitas yang tidak
ada sekali menjadi fasilitas yang serba ada. Motivasilah penggerak sejati seorang wirausaha. Dan rata-rata pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang memiliki
motivasi dan tidak pernah kering motivasi untuk bangkit. Ketika  seseorang  sudah  memiliki  motivasi  yang  tinggi  maka  akan  timbul
beberapa  efek  positif  untuk  dirinya  ketika  bekerja,  atau  ketika  menjadi  seorang wirausaha, diantaranya:
1.  Kerja Keras Motivasi bisa mengubah seseorang yang tadinya pemalas menjadi pekerja
keras yang ulet, tekun, dan rajin. Kerja keras merupakan syarat dan modal dasar jika ingin meraih keberhasilan.
Universitas Sumatera Utara
2.  Tidak pernah menyerah Memiliki  semangat  tinggi,  mau  berjuang  dan  pantang  mundur.  Orang-
orang  yang  gigih  dalam  menghadapi  usaha  dan  tantangan,  biasanya  akan memperoleh keberhasilan.
3.  Memiliki komitmen yang kuat Komitemen terhadap usaha artinya lebih dari sekadar keanggotaan formal,
karena  meliputi  sikap  menyukai  usahanya  dan  kesediaan  untuk mengusahakan  tingkat  upaya  yang  tinggi  bagi  usaha  demi  pencapaian
tujuan. Motivasi  berwirausaha  dapat  juga  diartikan  sebagai  kekuatan  energi
seseorang  yang dapat  menimbulkan tingkat  persistensi  dan entusiasmenya dalam melaksanakan  suatu  usaha,  baik  yang  bersumber  dari  dalam  diri  individu  itu
sendiri  motivasi  intrinsik  maupun  dari  luar  individu  motivasi  ekstrinsik. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap
kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks berwirausaha, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Dimensi Motivasi Berwirausaha
Venesaar  2006:104  menjelaskan  bahwa  motivasi  seseorang  menjadi wirausaha  dibagi  dalam  tiga  dimensi,  yaitu  Ambition  for  freedom  Ambisi
kemandirian,  Self-realisation  Realisasi  diri,  Pushing  Factors  Faktor Pendorong. Berikut dimensi motivasi beserta indikatornya:
1.  Ambition for freedom Ambisi kemandirian a.  Aktivitas lebih bebas
b.  Memiliki usaha sendiri c.  Menjadi lebih dihormati
d.  Terdepan dalam menerapkan ide baru e.  Mengembangkan hobi dalam bisnis
2.  Self-realisation realisasi diri a.  Memperoleh posisi yang lebih baik di masyarakat
b.  Merasakan tantangan c.  Memotivasi dan memimpin orang lain
d.  Melanjutkan tradisi keluarga e.  Mengimplementasikan ide atau berinovasi
f.  Mengikuti orang lain 3.
Pushing factors faktor pendorong a.  Kehilangan pekerjaan
b.  Memperoleh pendapatan yang lebih baik c.  Tidak puass dengan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
2.4  Keberhasilan Usaha
Noor  2007:397  mengemukakan  bahwa  keberhasilan  usaha  pada hakikatnya  adalah  keberhasilan  dari  bisnis  mencapai  tujuannya,  suatu  bisnis
dikatakan  berhasil  bila  mendapat  laba,  karena  laba  adalah  tujuan  dari  seseorang melakukan bisnis.
Menurut  Ranto  2007:  20  keberhasilan  berwiraswasta  tidaklah  identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi
kaya,  karena  kekayaan  bisa  diperoleh  dengan  berbagai  cara  sehingga menghasilkan nilai tambah.
Keberhasilan  usaha  juga  dapat  diartikan  sebagai  hasil  pencapaian maksimal  dari  kegiatan  usaha  dimana  keberhasilan  secara  nyata  dari  para
wirausaha adalah materi yang semakin meningkat. Dewasa ini banyak orang yang mendirikan  usaha  baru  baik  itu  usaha  besar  ataupun  kecil.  Dalam  menjalankan
kegiatan  usahanya  tersebut,  ada  orang  yang  mampu  bertahan  bertahun-tahun bahkan  ada  orang  yang  hanya  bertahan  dalam  sesaat  saja.  Penyebab  utama  yang
menjadikan seseorang mampu bertahan dalam menjalankan usahanya itu bukanlah karena modal uang yang besar, tetapi tergantung pada orang yang membuat usaha
itu  terjadi,  artinya  bahwa  wirausaha  itu  sadar  dan  tahu  usaha  apa  yang  sedang dikelolanya, sehingga dia tahu apa yang seharusnya dilakukan terhadap usahanya
itu  dan  wirausaha  memiliki  semangat  dan  pantang  menyerah  dalam menjalankannya.
Keberhasilan  suatu  usaha  tidak  mungkin  diraih  begitu  saja,  tetapi keberhasilan  usaha  dapat  dilihat  dari  diri  wirausahawannya  itu  sendiri,  karena
Universitas Sumatera Utara
keberhasilan  disebabkan  oleh  wirausahawan  memiliki  otak  yang  cerdas,  kreatif memiliki  rasa  ingin  tahu,  mengikuti  perkembangan  teknologi  dan  dapat
menerapkannya secara produktif atau secara tepat.
Menurut  Suryana  2006:25,  Wirausaha  selalu  berkomitmen  dalam melakukan  tugasnya  hingga  memperoleh  hasil  yang  diharapkannya.  Ia  tidak
setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya, karena itu ia selalu tekun, ulet, dan  pantang  menyerah.  Tindakannya  tidak  didasari  oleh  spekulasi,  melainkan
perhitungan  yang  matang.  Oleh  sebab  itu,  wirausaha  selalu  berani  mengambil risiko  yang  moderat,  artinya  risiko  yang  diambil  tidak  terlalu  tingggi  dan  tidak
terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat  mendorong  wirausaha  untuk  terus  berjuang  mencari  peluang  hingga
memperoleh  hasil.  Hasil-hasil  itu  harus  nyatajelas  dan  objektif  serta  merupakan umpan  balik  bagi  kelancaran  kegiatannya.  Dengan  semangat  optimisme  yang
tinggi  karena  mendapatkan  hasil  yang  diharapkannya,  maka  uang  selalu  dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya, bukan tujuan akhir.
Menurut  Suryana  2006:26  Keberhasilan  atau  kegagalan  wirausaha dipengaruhi oleh sifat dan kepribadiannya. Ciri kewirausahaan dalam hal ini yaitu,
memiliki  keinginan  yang  kuat  untuk  berdiri  sendiri,  memiliki  kemauan  untuk mengambil  risiko,  memiliki  kemampuan  untuk  belajar  dari  pengalaman,  mampu
memotivasi  terhadap  diri  sendiri,  memiliki  semangat  untuk  bersaing,  memiliki orientasi  untuk  kerja  keras,  memiliki  kepercayaan  diri  yang  besar,  memiliki
dorongan  untuk  berprestasi  ,  tingkat  energi  yang  tinggi,  tegas,  yakin  terhadap kemampuan  diri  yang  besar  merupakan  salah  satu  ukuran  untuk  memperoleh
Universitas Sumatera Utara
hasil.  Ukuran  lainnya,  ialah  mempunyai  dorongan  motivasi  yang  kuat  untuk terus berjuang mencari peluang hingga memperoleh hasil.
Menurut Hendro 2011:47, Faktor keberhasilan usaha seorang wirausaha bukan  hanya  dilihat  dari  seberapa  keras  ia  bekerja,  tetapi  seberapa  cerdas  ia
melakukan dan merencanakan strateginya serta  mewujudkannya. Jadi,  lebih  baik menjadi  wirausahawan  yang  cerdas  smart.  Yang  dimaksud  dengan  smart  bagi
wirausaha yaitu: 1.  Strategic  thinker  :  Seorang  wirausaha  juga  adalah  seorang  strategic
planner yang  handal.  Tidak  hanya  dengan  menggunakan  otot  tetapi
juga menggunakan otak. 2.  Motivator  :  Bagi  dirinya,  bila  mengalami  kegagalan  ia  akan  selalu
bangkit  dari  kegagalan  pantang  menyerah  serta  menjadi  motivator bagi tim dan karyawannya.
3.  Ambitious  :  Seorang  Wirausaha  harus  memiliki  ambisi,  tentu  saja ambisi yang positif dan tepat.
4.  Risk Manager : Seorang wirausahawan tidak hanya sekadar risk taker tetapi  juga  seorang  risk  manager  bagi  dirinya  dan  usahanya.  Risk
manager berarti  tidak  gegabah,  tidak  terburu-buru,  cermat,  dan  jeli
membaca risiko dan peluang. 5.  Totality  :  Dalam  mengerjakan  tugas-tugas  dan  membangun  usahanya,
seorang  wirausahawan  pantang  mundur  ke  belakangpantang menyerah.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1  Faktor Penyebab Keberhasilan Usaha
Menurut Suryana 2016:67, Keberhasilan seseorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Kemampuan dan kemauan
Orang  yang  tidak  memiliki  kemampuan  tetapi  banyak  kemauan  dan orang  yang  memiliki  kemauan  tetapi  tidak  memiliki  kemampuan,
keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
b. Tekad yang kuat dan kerja keras
Orang  yang  tidak  memiliki  tekad  yang  kuat  tetapi  tidak  mau  bekerja keras  dan  orang  yang  suka  bekerja  keras  tetapi  tidak  memiliki  tekad
yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
c. Mengenal peluang